6. Biaya Operasional Kendaraan Sistem Setoran 7. Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian ini digunakan dengan cara menghitung 20-25 dari jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis dihitung dengan rumus: Biaya Overhead = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap x 20-25 ……………..2.12 Biaya operasional kendaraan dapat ditinjau dari dua sisi tergantung dari sistem hubungan kerja antara pengusaha sebagai pemilik kendaraan dengan sopir kru kendaraan. Diantaranya adalah biaya operasional kendaraan sistem gaji dan biaya operasional kendaraan sistem setoran. Bila hubungan kerja dengan sistem setoran dimana sopir harus memberi setoran dengan jumlah yang telah disepakati maka biaya operasional kendaraan menjadi beban sopir untuk operasional kendaraan tersebut.

II. 6. Biaya Operasional Kendaraan Sistem Setoran

Menurut Daniels 1974 dikutip oleh Muhammad Isya dkk 2011 mengemukakan bahwa sistem ini merupakan hubungan antara pengusaha sebagai pemilik armada kendaraan dengan sopir sebagai patner kerja, dimana pihak sopir mempunyai kewajiban memberikan setoran uang dengan jumlah tertentu kepada pemilik kendaraan setiap kali kendaraan dioperasikan. Dalam hubungan kerja semacam ini beban operasional kendaraan menjadi tanggung jawab pihak sopir sepenuhnya. Adapun beban biaya operasional kendaraan tersebut dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap dan tidak tetap. Besaran biaya tetap ini sama dengan setoran kepada pemilik kendaraan. Untuk pemilik kendaraan besarnya setoran ini sudah diperhitungkan untuk menutupi semua biaya modal yang menjadi tanggung jawabnya. Besarnya setoran yang diterima sudah mencakup biaya pengadaan kendaraan, biaya perijinan, biaya perbaikan dan perawatan, Universitas Sumatera Utara biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya ditambah pula dengan besaran keuntungan yang diharapkan. Biaya tidak tetap besarnya sangat dipengaruhi dengan kondisi kendaraan pada saat beroperasi, diantaranya: Bahan Bakar Minyak BBM, konsumsi, retribusi, oli, karet rem, penghasilan sopir dan kru kendaraan.

II. 7. Penelitian Sebelumnya

Muhammad Isya dkk 2011 dalam Teras Jurnal, Vol 1, No. 2, menganalisis penentuan tarif angkutan umum minibus lintas Lhokseumawe – Banda Aceh. Beberapa variabel yang dianalisis meliputi: analisa biaya pokok pelayanan yang merupakan besaran Biaya Operasional Kendaraan BOK, evaluasi terhadap kemampuan dan keinginan membayar bagi masyarakat pengguna jasa angkutan ability to pay and willingness to pay, dan evaluasi tarif angkutan umum. Sri Widari 2010 dalam tugas akhirnya menganalisis tarif angkutan pedesaan berdasarkan biaya operasi kendaraan. Analisa tarif angkutan ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan dan tarif berdasarkan hasil hitungan BOK serta perbandingan tarif BOK dengan tarif yang berlaku dilapangan. Dalam tugas akhir tersebut juga diteliti mengenai kemampuan membayar Ability To Pay ATP dan Willingness To Pay WTP. Ranto Gultom 2009 dalam tugas akhir dikemukakan bahwa sangatlah tepat kalau dikaji bagaimana tingkat pelayanan itu bisa menjadi sangat rendah sekarang ini, sehingga diperlukan peninjauan kembali tarif angkutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian tersebut juga melakukan perbandingan antara tarif yang ditetapkan oleh pemerintah dengan biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan. Rahmatang Rahman 2012 dalam jurnalnya menganalisa biaya operasional kendaraan angkutan umum dalam propinsi rute Palu – Poso. Dalam penelitian tersebut Universitas Sumatera Utara dihitung komponen-komponen Biaya Operasional Kendaraan BOK pada bus AKDP, selanjutnya ditarik kesimpulan dari perhitungan BOK apakah operator angkutan mendapat keuntungan atau merugi. H. Sugiono 2005 dalam tesis mengevaluasi biaya operasional kendaraan untuk peningkatan kinerja angkutan umum bus sedang. Parameter yang digunakan dalam tesis tersebut yaitu perhitungan komponen-komponen BOK, efisiensi biaya operasi kendaraan, struktur tarif, pemodelan rute, fare box ratio FBR. Analisis digunakan untuk menggambarkan kinerja dari angkutan umum bus sedang secara finansial dalam kaitannya dengan tingkat pendapatan atau jumlah penumpang yang terangkut dengan biaya operasional kendaraan. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

I. 1 UMUM