3. Konsep Biaya 4. Tarif Evaluasi Tarif Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan Trayek Medan-Dolok Sanggul

 Prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan. 5. Trayek lintas batas negara yaitu trayek yang melewati atau melewati batas Negara.

II. 3. Konsep Biaya

Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisien Salim, 2006:43. a. Biaya adalah sebagai dasar penentuan tarif jasa angkutantransportasi. Tingkat tarif transportasi didasarkan pada biaya pelayanan yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Oleh karena itu, biaya pelayanan sebagai basisdasar dan fundamental untuk struktur pentarifan. b. Biaya modal adalah biaya yang digunakan untuk investasi inisial serta peralatan lainnya termasuk di dalamnya bunga uang. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan transportasi. Biaya operasional terdiri dari biaya pemeliharaan kendaraan, biaya transportasi biaya bahan bakar, oli, upahgaji, dan lain-lain, dan biaya umum. c. Biaya tetap ialah biaya yang dikeluarkan tetap setiap bulannya dan biaya variabel ialah biaya yang besarnya berubah tergantung pada pengoperasian angkutan. d. Biaya kendaraan merupakan jumlah biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan bakar, oli, ban kendaraan, dan suku cadang reparasi.

II. 4. Tarif

Pengusaha angkutan memberikan produk yang berupa jasa, dimana jumlah jasa yang dihasilkan dihitung menurut penumpang-km. Sehingga tarif didefenisikan jasa pelayanan atau yang mengkonsumsi suatu produk dimana pungutan harga dibebankan Universitas Sumatera Utara terhadap pengguna jasa atas jasa yang diberikan oleh operator penyedia jasa. Secara ilmu ekonomi tarif biasanya terbentuk sebagai hubungan antara produsen dan konsumen, dimana aspek keseimbangan antara permintaan supply dan penawaran demand berperan penting. Sistem pembentukan tarif jasa transportasi dapat didasarkan pada salah satu tiga cara berikut Rahardjo, 2010:118 : a. Sistem pembentukan tarif yang cenderung menentukan tarif terendah cost of service pricing. b. Sistem pembentukan tarif yang cenderung menentukan tarif tertinggi value of service pricing. c. Sistem pembentukan tarif yang ditentukan di antara kedua titik yang terendah dan tertinggi “Charging What the Traffic will bear”. a. Cost of Service Pricing Cost of service pricing diartikan sebagai suatu sistem penentuan tarif angkutan yang didasarkan terutama pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan jasa angkutan. Penentuan tarif berdasarkan biaya-biaya itu dapat diartikan pula sebagai tarif minimum yang akan dikenakan kepada para pemakai jasa angkutan untuk suatu unit jasa angkutan yang dihasilkan. Secara ekonomis, dasar pertimbangan yaitu diinginkan agar terdapat keselarasan antara besarnya biaya yang dikeluarkan dengan tarif yang berlaku. Permintaan perusahaan pengangkutan di atas biaya minimum yang telah dikeluarkan merupakan keuntungan. b. Value of Service Pricing Tarif berdasar value of service pricing ditentukan dari segi permintaan; tinggi rendahnya tarif angkutan yang akan ditentukan tergantung pada sifat-sifat permintaan Universitas Sumatera Utara akan jasa angkutan yang dihasilkan. Jika permintaan jasa angkutan tidak besar, maka nilai yang diberikan terhadap jasa angkutan tersebut akan rendah; sebaliknya jika keinginan masyarakat untuk memperoleh jasa angkutan bertambah besar, maka nilainya bertambah tinggi. Penentuan tarif berdasar atas value of service pricing ini dapat disamakan dengan prinsip diskriminasi harga, yang dimaksudkan mengenakan harga yang tidak sama untuk jenis muatan yang sama. Untuk mengukur nilai jasa angkutan tersebut dapat dilihat sifat elastisitas permintaannya. Dapat ditempuh kebijaksanaan yaitu jika permintaan cukup elastis, maka tarifnya ditentukan lebih tinggi, sebab terdapat jaminan bahwa para pemakai jasa angkutan tetap bersedia membayar tarif yang lebih tinggi tersebut. Jika prinsip ini diikuti maka tarif akan selau berada pada tingkat yang tertinggi sampai batas kesanggupan para pemakai jasa angkutan bersedia untuk membayar. c. Charging What the Traffic will bear Menentukan tarif berdasar pada basis what the traffic will bear yaitu menentukan tarif untuk tiap muatan yang diangkut pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan sumbangan yang terbesar untuk menutupi fixed cost dan over head yang terjadi. Tarif tersebut berada diantara tarif yang ditentukan berdasar value of service pricing dan cost of service pricing. Penentuan tarif berdasar what the Traffic will bear adalah mencari keuntungan maksimum dalam jangka panjang berdasar kemampuan trafik membayar harga jasa transportasi. Menurut Hayati 2000 dikutip oleh Muhammad Isya dkk 2011, dalam menentukan kebijakan tarif yang ditetapkan, ada dua hal utama yang harus selalu menjadi acuan yaitu: tingkat tarif dan struktur tarif. Tingkat tarif adalah besarnya tarif Universitas Sumatera Utara yang dikenakan pada pengguna jasa sedangkan struktur tarif adalah merupakan tata cara atau mekanisme bagaimana tarif tersebut dibayarkan. Kebijaksanaan penerapan tarif angkutan yang berbeda-beda untuk jenis muatan penumpang dan barang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko. Beberapa kemungkinan dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Pendapatan pribadi atau kemakmuran. Perbedaan sumber daya keuangan penduduk dapat mempengaruhi pengeluaran untuk perjalanan. Kelompok berpendapatan rendah lebih tertarik menggunakan kendaraan umum yang tarifnya lebih rendah. b. Maksud perjalanan. Penduduk yang melakukan perjalanan untuk kesenangan biasanya bersedia membayar tarif yang lebih mahal dari pada perjalanan untuk keperluan-keperluan lain. c. Umur. Penduduk kelompok umur dewasa dibebani tarif yang lebih mahal dari pada kelompok anak-anak yang dianggap masih menjadi tanggungan orang tuanya. d. Satu arah atau perjalanan keliling. Tarif untuk perjalanan keliling biasanya lebih murah dibandingkan perjalanan satu arah atau pergi dan pulang. e. Perjalanan rombongan atau individual. Umumnya perjalanan yang dilakukan secara rombongan besar diberikan potongan sehingga tarifnya lebih murah dari pada perjalanan yang dilakukan secara individual. f. Urgensi perjalanan. Perjalanan yang sifatnya khusus atau mendadak tarifnya lebih tinggi dibandingkan pejalanan lainnya Rahardjo, 2010:121. II. 4. 1. Tarif Transportasi II. 4. 1. 1. Permintaan