commit to user
DEFINISI KONSEPTUAL 1.
Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak
tampak, dari yang dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Perspektif perilaku menyatakan bahwa perilaku sosial kita paling baik dijelaskan melalui perilaku yang
secara langsung dapat diamati dan lingkungan yang menyebabkan perilaku kita berubah. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas organisme yang
bersangkutan Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:118 Perilaku terhadap lingkungan dalam tahapannya merupakan hubungan
manusia dengan lingkungan, ditunjukkan bahwa seluruh aspek budaya, perilaku bahkan nasib manusia dipengaruhi, ditentukan, dan tunduk pada lingkungan. Disini
dikaji Perilaku masyarakat Duwet dalam hidup bersih. Karena bahwa hidup bersih sangat penting artinya bagi semua masyarakat.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam pengertian yang luas diartikan segala sesuatu yang ada di alam semerta, baik yang berupa non fisik maupun fisik dan didalamnya terdapat
komponen yang saling terkait dan saling melengkapi sehingga menbentuk suatu ekosistem. Lingkungan dalam hal ini adalah tempat yang mencangkup segala
komponen yang ada baik yang berupa fisik maupun non fisik tingkah-laku, tindakan, sikap dan sebagainya dimana hal tersebut berhubungan dengan upaya
atau usaha manusia untuk melaksungkan dan mempertahankan kehidupannya
commit to user
dengan cara menjaga budaya hidup bersih dilingkungannya. Disini yang dicakup dalam lingkungan tersebut adalah lingkungan Masyarakat Duwet, Kelurahan Brujul,
Kecamatan Jaten, terhadap perilaku masyarakatnya yang menerapkan hidup bersih
lingkungannya. Lingkungan dapat mempengaruhi tingkah-laku atau sebaliknya, tingkah-laku juga dapat mempengaruhi lingkungan.
3. Hidup Bersih dan Kesehatan Masyarakat
Lingkungan yang bersih, dapat terwujud apabila dalam sikap dan perilaku individu dalam masyarakat peduli terhadap alam sekelilingnya. Sikap dan perilaku
demikian itu biasanya lahir dan dilatar belakangi oleh tingkat pengetahuan, kesadaran dan tingkat disiplin pribadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Disamping itu kebiasaan hidup yang bersih dan tertib merupakan hasil dari proses panjang trasformasi sistem nilai, baik nilai budaya maupun agama.
Pengertian hidup bersih oleh masyarakat Duwet umumnya diidentikan dengan pengertian kondisi lingkungan yang bebas kotor. Cara hidup bersih yaitu
cara hidup dengan menjaga kebersihan lingkungan, bebas dari polusi udara, sedangkan hidup bersih merupakan cara hidup masyarakat yang mencerminkan
kebersihan lingkungan yang ada disekitar mereka yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan secara teratur seperti tempat atau ruang tamu, dapur, kamar mandi, WC,
sumur halaman, selokan dan sebagainya meskipun kurang begitu optimal dilakukan. Masalah kesehatan masyarakat tidak lepas dari keadaan lingkungan.
Kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat
commit to user
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:9. Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multidisiplin. Oleh sebab itu,
kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan, terapi, maupun pemulihan kesehatan adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembersihan lingkungan, penyediaan air
bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah, dan air limbah,
pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya.
TEORI
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori perilaku Skinner. Teori ini menjelaskan perilaku seseorang difokuskan pada dua kemungkinan 1 perilaku
diperoleh dari keturunan dalam bentuk instink-instink biologis - lalu dikenal dengan penjelasan
nature
- dan 2 perilaku bukan diturunkan melainkan diperoleh dari hasil pengalaman selama kehidupan mereka - dikenal dengan penjelasan
nurture.
Teori Perilaku menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu 1 Genetika. 2 Sikap - adalah suatu ukuran tingkat kesukaan
seseorang terhadap perilaku tertentu. 3 Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial. 4 Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit
tidaknya melakukan suatu perilaku. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu
commit to user
tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi,
karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial
dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Berhubungan dengan hal tersebut maka penulis menggunakan teori perilaku untuk mengkaji tentang Perilaku Hidup Bersih
Masyarakat Duwet terhadap lingkungan disekitar mereka. Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus rangsangan dari luar. Hal ini
berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor–factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1.
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya. 2.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Skinner 1983 bahwa Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang, stimulus dan tanggapan respon dan respons: mengutip Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmodjo dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ia membedakan adanya dua respons, yakni:
1. Respondent respons atau reflexive respons, ialah respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan perangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relative
commit to user
tetap, misalnya: makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Pada umumnya
perangsangan-perangsangan yang demikian ini mendahului respons yang ditimbulkan.
2. Respondent respons respondent behavior, ini mencakup juga emosi respons
atau emotional behavior. Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakkan organism yang bersangkutan, misalnya menangis karena sedih
atau sakit, muka merah tekanan darah meningkat karena marah. Sebaliknya hal- hal yang mengenakkanpun dapat menimbulkan perilaku emosional misalnya
tertawa, berjingkat-jingkat karena senang, dan sebagainya. Operant respons atau instrumental respons, adalah respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinfocer, karena perangsangan-perangsangan
tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Perilaku terhadap lingkungan dalam tahapannya merupakan hubungan