commit to user
B. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut diatas maka yang menjadi permasalahannya dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi masyarakat Duwet terhadap hidup bersih?
2. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Duwet dalam menjaga hidup bersih di
lingkungannya? 3.
Bagaimana perilaku masyarakat Duwet dalam menerapkan hidup bersih terhadap
lingkungannya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sedangkan yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Duwet terhadap hidup bersih?
2. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan masyarakat Duwet dalam rangka
menjaga hidup bersih di lingkungannya? 3.
Memahami bagaimana Perilaku masyarakat Duwet dalam menerapkan budaya hidup
bersih terhadap lingkungannya? 4.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara pribadi pada khususnya atau bagi masyarakat pada umumnya. Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
commit to user
1. Secara Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan konstribusi pemikiran terhadap dunia akademis dan sebagai titik tolak melakukan penelitian yang lebih mendalam.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: a menjadi pertimbangan kepada pihak-pihak yang berwewenang, untuk meningkatkan pembinaan tentang
kedisiplinan dilingkungan masyarakat. b sebagai masukan sekaligus informasi para instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang kesehatan untuk memperhatikan
dan meningkatkan kedisiplinan masyarakat menjaga budaya hidup bersih lingkungannya, c memberikan pengetahuan bagi para masyarakat dalam
menciptakan kedisiplinan dalam menjaga budaya hidup bersih dilingkungan, d sebagai tumpuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Lingkungan
a. Pengertian Lingkungan
Tanggapan dan pemahaman seseorang tentang lingkungan antara individu yang satu dengan yang lain memiliki asumsi yang berbeda. Dalam hal
ini seringkali identik dihubungkan dengan kondisi lingkungan secara fisik, non fisik dan juga lingkungan sosial. Lingkungan dalam pengertian yang luas
diartikan segala sesuatu yang ada di alam semerta, baik yang berupa non fisik maupun fisik dan didalamnya terdapat komponen yang saling terkait dan saling
commit to user
melengkapi sehingga menbentuk suatu ekosistem. Donald L. Hardisty yang mendukung pandangan dominasi lingkungan menyatakan lingkungan fisik
memainkan peran dominan sebagai pembentuk kepribadian, moral, budaya, politik, dan agama. Pandangan ini muncul tidak lepas dari asumsi dalam tubuh
manusia ada tiga komponen dasar, yakni bumi, air, tanah yang merupakan unsure-unsur penting lingkungan Rachmad K. Dwi Susilo, 2008:30
Dari pemahaman lingkungan di atas pada kenyatannya di masyarakat, lingkungan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perilaku serta tindakan
seseorang dalam kehidupan sosial masyarakatnya. Selain itu lingkungan juga memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam membentuk kepribadian
sesorang. Sebaliknya lingkungan juga dapat dipengruhi oleh perilaku manusia itu sendiri.
Dari pengertian yang diuraikan di atas, maka lingkungan merupakan faktor dominan dalam aspek kehidupan masyarakat, yaitu kaitannya manusia
dengan lingkungan. Lingkungan menyangkut semua komponen yang ada di bumi sebagai tempat atau wadah baik yang berupa sumber daya manusia
maupun sumber daya alam, dimana dari komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang terkait yang tidak dapat dipisahkan dan saling
berhubungan satu sama lain sehingga disebut sebagai satu kesatuan ekosistem. Lingkungan dalam hal ini adalah tempat yang mencangkup segala
komponen yang ada baik yang berupa fisik maupun non fisik tingkah-laku, tindakan, sikap dan sebagainya dimana hal tersebut berhubungan dengan upaya
commit to user
atau usaha manusia untuk melaksungkan dan mempertahankan kehidupannya dengan cara menjaga budaya hidup bersih dilingkungannya.
b. Macam-Macam Lingkungan
Manusia sebagai anggota masyarakat hidup dalam lingkungan yang kompleks, lingkungan tersebut akan menjadi lebih kompleks sejalan dengan
perkembangan kebudayaan manusia. Pada hakikatnya manusia adalah produk dari lingkungan sosial dan budayannya, dan sebaliknya lingkungan tersebut
adalah hasil ciptaannya sendiri. Lingkungan adalah himpunan
aggregate
dari semua kondisi luar yang berpengaruh pada kehidupan dan perkembangan pada
suatu organisme, perilaku manusia atau kelompok masyarakat. Lingkungan luar
external
manusia dapat digolongkan dalam tiga kelompok utama, yaitu kelompok fisik, biologik, dan sosial yang ketiganya berkaitan erat dengan satu
sama lainnya yaitu: 1
Lingkungan Fisik
Physical Environment
Lingkungan fisik adalah lingkungan sekeliling manusia yang terdiri dari benda-benda yang hidup
non-living things
dan kekuatan-kuatan fisik lainnya, seperti: air, udara, tanah, iklim, dsb. Antara manusia dengan
lingkungan fisiknya ada interaksi yang menetap, dimanapun manusia berada akan selalu dikelilinggi oleh lingkungan fisik tersebut.
2 Lingkungan Biologis
Biological Environment
Lingkungan biologis adalah keseluruhan mahluk hidup yang ada disekeliling manusia termasuk manusia itu sendiri. Mahluk hidup itu berkisar dari yang
commit to user
paling kecil yaitu virus dan mikroba lainnya, sampai ke insekta, binatang, tumbuhan dan manusia itu sendiri.
3 Lingkungan Sosial
Social Environment
Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat yang mencangkup hubungan yang kompleks antara faktor lingkungan dan manusia serta
kondisi budaya, sistem nilai, adat, kebiasaan, kepercayaan, sikap, moral, agama, pendidikan, pekerjaan, standar hidup, kehidupan masyarakat,
tersedianya pelayanan kesehatan masyarakat, organisasi sosial dan politik. Dalam lingkungan ini manusia menghadapi lingkungan sosial melalui
banyak cara. Lingkungan digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu: a lingkungan
manusia, yaitu tarmasuk didalamnya dalam lingkungan ini adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan, agama,
taraf kehidupan dan sebaginya, b lingkungan benda, yaitu benda yang terdapat disekitar manusia yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang ada
disekitar mereka dan c lingkungan geografis, yaitu bahwa latar geografis turut mempengaruhi corak kehidupan manusia. Misalnya manusia yang tinggal
didaerah pantai mempunyai keahlian, kegemaran dan kebudayaan yang berbeda dengan manusia yang ada dan tinggal didaerah yang gersang.
Lingkungan selain terbagi dalam beberapa bentuk, lingkungan juga memiliki peranan bagi individu sebagai anggota masyarakat yaitu sebagai
berikut:
commit to user
1 Lingkungan sebagai alat bagi individu yaitu sebagai alat kepentingan
individu, alat untuk kelangsungan hidup individu dan alat untuk kepentingan dalam pergaulan sosial.
2 Lingkungan sebagai tantangan bagi individu yaitu lingkungan berpengaruh
untuk mengubah sikap dan perilaku individu karena lingkungan dapat menjadi lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya.
3 Lingkungan sebagai sesuatu yang harus diikuti, dimana sifat manusia
senantiasa ingin mengetahui sesuatu dalam batas-batas kemampunnya. Lingkungan yang beraneka ragam senatiasa memberikan rangsangan daya
tarik kepada individu untuk mengikuti. Individu yang peka terhadap perubahan lingkungannya, akan ikut berpartisipasi didalamnya.
4 Lingkungan merupakan obyek penyesuaian diri individu terhadap
lingkungannya yaitu lingkungan mempengaruhi individu, sehingga ia berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Dari berbagai macam-macam lingkungan dan peranan lingkungan diuraikan di atas maka lingkungan adalah tempat yang mencangkup berbagai
unsur serta bermacam-macam komponen yang memiliki keterkaitan yang melengkapi satu sama lainnya, sehingga dapat memberikan manfaat serta
pengaruh. Lingkungan baik lingkungan biologis, lingkungan sosial maupun secara geografis, pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi dan melengkapi satu sama lain terutama dalam melaksanakan aktifitas manusia dalam mempertahankan kelestarian hidupnya.
commit to user
Hubungan atau keterikatan lingkungan tersebut di atas dapat tercermin dalam kegiatan atau aktifitas serta perilaku individu dalam berinteraksi dengan
alam lingkungan yang ada disekitar mereka atau dapat kita lihat dari budaya masyarakat dalam mempertahankan ekosistemnya.
c. Kebersihan Lingkungan
Enviromental Sanitation
Dalam lingkungan masyarakat kita sering sekali mendengar adanya kegiatan penyuluhan-penyuluhan, maupun upaya-upaya pemerintah dalam
rangka menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya kegiatan tersebut yaitu kerja bakti, bersih desa dan sebagainya. Selain hal itu kita mungkin sudah
mengenal dan sering mendengar slogan “
kebersihan adalah pangkal kesehatan”
dan ‘’
kebersihan sebagian dari iman’’
dengan pangkal pemikiaran inilah, tak sedikit masyarakat mengupayakan menjaga kebersihan lingkungan yang ada
sekitar mereka.
Environmental sanitation
adalah bagian dari
general publik health
yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk meniadakan atau mengusai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan pernyakit melalui kegiatan-kegiatan
yang ditunjukan untuk a
water sanitation
, b
food sanitation
, c
sewerage dan excreta disposal,
d
air sanitation
e
vector and roden controli
dan
Higiene
perumahan dan halaman. Dari
contoh-contoh masalah
kebersihan lingkungan
di atas
menggambarkan bahwa menciptakan lingkungan yang bersih membutuhkan upaya dan usaha yang keras. Hal ini disebabkan adanya perbedaan tentang
anggapan atau persepsi individu tentang lingkungan yang bersih, serta
commit to user
diperlukan adanya kesadaran, keperdulian, kerjasama setiap anggota masyarakat. Dengan menerapkan perilaku serta tindakan yang mencerminkan kepedulian
terhadap kondisi kebersihan lingkungan, maka membiasakan perilaku hidup bersih dapat diwujudkan.
Dalam kebersihan lingkungan tidak lepas dalam kaitannya yaitu sampah. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah
waste adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi
dengan sendirinyaProf. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:166. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah meruapakan hasil suatu
kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah,
misalnya: benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut, dan
sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
- Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia.
- Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Stanwell-Smith 2003 menunjukkan bahwa proporsi yang signifikan dari penyakit menular terjadi di rumah, dan bahwa banyak dari itu bisa dicegah
melalui pendekatan terpadu di mana baik praktik kebersihan dipromosikan bersama program untuk menyediakan fasilitas dasar air, sanitasi dan
commit to user
pembuangan sampah mengutip dalam Developing an effective policy for home hygiene-a risk.pdf.
Telah adanya pengembangan pendekatan kebersihan rumah yang dilakukan di Negara-negara berkembang. Dalam mengembangkan sebuah
pendekatan kita harus mengakui bahwa kebersihan di rumah mencakup semua langkah-langkah yang digunakan untuk mencegah perpindahan infeksi. Dengan
demikian terdiri dari beberapa unsur, yaitu rumah umum kebersihan, kebersihan makanan, kebersihan pribadi terutama cuci tangan, dan rumah kesehatan
untuk orang-orang yang sudah terinfeksi, dan untuk pertumbuhan populasi beresiko orang-orang di rumah. Pendekatan untuk kebersihan dapat dibangun:
1 Reservoir banyak situs seperti U-tabung dan toilet mangkuk. Ini dikenal sebagai reservoir karena mikroba, terutama spesies Gram-negatif, cenderung
berkembang biak pada situs-situs ini yang kebanyakan basah, dengan hasil yang relatif tinggi tingkat kontaminasi sering ditemukan. 2 Waduk penyebar
termasuk membersihkan kain basah, spons, pel, sikat kuku, shower, dll tidak hanya mendukung pertumbuhan mikroba, tetapi, karena sifat penggunaannya,
kontaminasi mudah menyebar ke permukaan lain, misalnya melalui menggunakan kain terkontaminasi, atau dengan penyebaran sebagai tetesan
aerosol. Dengan demikian penting untuk memastikan bahwa barang-barang yang higienis bersih sebelum digunakan. 3 Untuk tangan, dan kontak dan
persiapan makanan permukaan tangan, seperti memotong papan, tekan menangani dan peralatan memasak, meskipun kemungkinan kontaminasi relatif
kurang, itu masih signifikan, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti berikut
commit to user
penyiapan makanan mentah, kunjungan toilet atau mengganti popok. Seperti situs dalam kontak langsung dengan tangan atau dengan makanan, mereka
dianggap sebagai risiko yang signifikan karena posisi mereka dalam hal kontak di rumah. Karena ada konstan risiko, langkah-langkah kebersihan untuk
mencegah penyebaran kontaminasi penting untuk ini permukaan. 4 Produk yang di rumah, seperti mencuci pakaian, kadang-kadang bisa menjadi
terkontaminasi, khususnya ketika anggota keluarga yang sakit. Untungnya, jenis ini paparan ini hanya sesekali dan terutama bagi mereka yang menangani
cucian. Namun, ada kebutuhan untuk memberikan binatu kebersihan tambahan pertimbangan dalam situasi berisiko tinggi yang dikenal, seperti dalam kasus
enterik penyakit atau infeksi kulit di rumah. 5 Ketika mempertimbangkan situs lain dan permukaan di rumah, seperti lantai dan dinding, karena kontaminasi
frekuensi rendah dan paparan transfer hanya sesekali, ada sedikit perlu untuk membersihkan higienis sebagai lawan pembersihan rutin di situs tersebut,
kecuali di situasi resiko tinggi yang dikenal, seperti tumpahan bahan tinja atau muntah. Pendekatan ini mungkin tampak jelas, tetapi merupakan kasus untuk
memotivasi perubahan dalam penekanan dari mencoba untuk menciptakan sebuah steril lingkungan rumah untuk fokus pada pencegahan salib kontaminasi
selama kegiatan yang merupakan risiko mengutip dalam Developing an effective policy for home hygiene-a risk.pdf.
Rumah dan kebersihan kehidupan sehari-hari, Home kebersihan berkaitan dengan praktek-praktek kebersihan yang mencegah atau mengurangi
penyakit dan penyebaran penyakit di rumah domestik dan dalam pengaturan
commit to user
kehidupan sehari-hari seperti pengaturan sosial, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dll. Kebersihan dalam kehidupan sehari-hari pengaturan dan
rumah memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Ini mencakup prosedur yang digunakan dalam berbagai situasi dalam
negeri seperti kebersihan tangan, kebersihan pernapasan, makanan dan kebersihan air, kebersihan rumah umum kebersihan lingkungan situs dan
permukaan, perawatan hewan domestik, dan kesehatan rumah perawatan mereka yang berisiko lebih besar infeksi. Rumah tangga pengolahan air dan
penyimpanan yang aman adalah praktek yang dapat digunakan oleh keluarga di rumah dan di masyarakat untuk memastikan bahwa air minum yang aman untuk
dikonsumsi. Dalam hal berikutnya adalah berhubungan dengan perilaku kebersihan
seperti hal
yang sepele
namun tidak
banyak orang
memperhatikannya. Yaitu kebiasaan kebersihan masyarakat dalam mencuci tangan. Kebiasaan masyarakat dalam mencuci tangan hanya menggunakan air
saja, namun ada pula yang mencuci dengan menggunakan sabun. Seperti pada Warga masyarakat desa-com Bangladesh, memahami praktek mencuci tangan
biasa di daerah pedesaan Bangladesh penaksiran dasar penting bagi Program perilaku mencuci tangan adalah bahwa ukuran tidak telah terbukti menjadi baik
dan berlaku. relatif dampak pada kesehatan populasi fokus Behavior perubahan intervensi hanya mencuci tangan setelah tinja menghubungi bukan pada kedua
kotoran dan makanan terkait menghubungi tidak diketahui. Jadi, mencuci tangan dengan air saja sebelum makan tampaknya cukup seperti dicatat oleh 1 persen
orang diamati mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Ghana sebuah
commit to user
saluran komunikasi multi-cuci tangan intervensi berhasil menyampaikan pesan yang tangan tidak benar-benar bersih kecuali dicuci dengan sabun. Gladesh
perlu langsung kepercayaan pada pentingnya sabun dalam rangka meningkatkan cuci tangan perilaku dan membuka potensi ini kesehatan masyarakat
http:www.biomedcentral.com1471-245810545
.
d. Kesehatan Lingkungan
Kebersihan erat kaitannya dengan Kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:147.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup :perumahan, pembuangan kotoran manusia tinja, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor air limbah, rumah hewan ternak kandang dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia
agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
2003:147. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa kemasa, dan dari masayarakat satu ke masayarakat yang lain bervariasi dan
bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana sampai kepada yang modern.
commit to user
2. Perilaku
Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia
yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial
adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial. Perilaku merupakan tata cara yang lahir dalam hubungan antarmanusia atau
interaksi social. Individu dalam masyarakat melakukan kegiatan interaksi dituntut melaksanakan aturan tata karma atau etika yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Tata kelakuan yang semula berlaku dalam msyarakat yang terbatas, dapat merambat ke lingkungan yang lebih luas, dan akhirnya diterima secara nasional. Perilaku yang
merupakan wujud budaya nasional Indonesia misalnya: sopan santun dan ramah, rukun dalam kegiatan kerja bakti, siskampling dan sebagainya gotong royong,
menyelesaikan masalah dengan musyawarah untuk mufakat, menghormati yang lebih tua, dan toleran atau menghormati.
Skinner 1983 bahwa Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang, stimulus dan tanggapan respon dan respons: mengutip Prof. Dr.
Soekidjo Notoatmodjo dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau
reaksi individu yang terwujud di gerakan sikap; tidak saja badan atau ucapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu 1 Genetika. 2Sikap -
commit to user
adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu. 3 Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial. 4 Kontrol perilaku pribadi – adalah
kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku. Tokohnya B.F. Skinner. Obyek Sosiologi adalah perilaku manusia yg
tampak serta kemungkinan perulangannya hubungan antar individu lingkungannya. Perilaku sosial X tindakan sosial. Perilaku sosial: mekanisme
stimulus dan respon, tindakan sosial: aktor hanya penanggap pasif dr stimulus yg datang pdnya. Teori yg tergabung: Sosiologi Behavioral dg konsep “reinforcement”
proposisi “reward and punishment”, serta teori Exchange dg asumsi selalu ada “take and give” dalam dunia sosial.
Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus rangsangan dari luar. Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda
dari setiap orang. Faktor – factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu : 1.
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya. 2.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya.
commit to user
DEFINISI KONSEPTUAL 1.
Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak
tampak, dari yang dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Perspektif perilaku menyatakan bahwa perilaku sosial kita paling baik dijelaskan melalui perilaku yang
secara langsung dapat diamati dan lingkungan yang menyebabkan perilaku kita berubah. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas organisme yang
bersangkutan Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:118 Perilaku terhadap lingkungan dalam tahapannya merupakan hubungan
manusia dengan lingkungan, ditunjukkan bahwa seluruh aspek budaya, perilaku bahkan nasib manusia dipengaruhi, ditentukan, dan tunduk pada lingkungan. Disini
dikaji Perilaku masyarakat Duwet dalam hidup bersih. Karena bahwa hidup bersih sangat penting artinya bagi semua masyarakat.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam pengertian yang luas diartikan segala sesuatu yang ada di alam semerta, baik yang berupa non fisik maupun fisik dan didalamnya terdapat
komponen yang saling terkait dan saling melengkapi sehingga menbentuk suatu ekosistem. Lingkungan dalam hal ini adalah tempat yang mencangkup segala
komponen yang ada baik yang berupa fisik maupun non fisik tingkah-laku, tindakan, sikap dan sebagainya dimana hal tersebut berhubungan dengan upaya
atau usaha manusia untuk melaksungkan dan mempertahankan kehidupannya
commit to user
dengan cara menjaga budaya hidup bersih dilingkungannya. Disini yang dicakup dalam lingkungan tersebut adalah lingkungan Masyarakat Duwet, Kelurahan Brujul,
Kecamatan Jaten, terhadap perilaku masyarakatnya yang menerapkan hidup bersih
lingkungannya. Lingkungan dapat mempengaruhi tingkah-laku atau sebaliknya, tingkah-laku juga dapat mempengaruhi lingkungan.
3. Hidup Bersih dan Kesehatan Masyarakat
Lingkungan yang bersih, dapat terwujud apabila dalam sikap dan perilaku individu dalam masyarakat peduli terhadap alam sekelilingnya. Sikap dan perilaku
demikian itu biasanya lahir dan dilatar belakangi oleh tingkat pengetahuan, kesadaran dan tingkat disiplin pribadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Disamping itu kebiasaan hidup yang bersih dan tertib merupakan hasil dari proses panjang trasformasi sistem nilai, baik nilai budaya maupun agama.
Pengertian hidup bersih oleh masyarakat Duwet umumnya diidentikan dengan pengertian kondisi lingkungan yang bebas kotor. Cara hidup bersih yaitu
cara hidup dengan menjaga kebersihan lingkungan, bebas dari polusi udara, sedangkan hidup bersih merupakan cara hidup masyarakat yang mencerminkan
kebersihan lingkungan yang ada disekitar mereka yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan secara teratur seperti tempat atau ruang tamu, dapur, kamar mandi, WC,
sumur halaman, selokan dan sebagainya meskipun kurang begitu optimal dilakukan. Masalah kesehatan masyarakat tidak lepas dari keadaan lingkungan.
Kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat
commit to user
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:9. Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multidisiplin. Oleh sebab itu,
kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan, terapi, maupun pemulihan kesehatan adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembersihan lingkungan, penyediaan air
bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah, dan air limbah,
pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya.
TEORI
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori perilaku Skinner. Teori ini menjelaskan perilaku seseorang difokuskan pada dua kemungkinan 1 perilaku
diperoleh dari keturunan dalam bentuk instink-instink biologis - lalu dikenal dengan penjelasan
nature
- dan 2 perilaku bukan diturunkan melainkan diperoleh dari hasil pengalaman selama kehidupan mereka - dikenal dengan penjelasan
nurture.
Teori Perilaku menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu 1 Genetika. 2 Sikap - adalah suatu ukuran tingkat kesukaan
seseorang terhadap perilaku tertentu. 3 Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial. 4 Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit
tidaknya melakukan suatu perilaku. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu
commit to user
tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi,
karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial
dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Berhubungan dengan hal tersebut maka penulis menggunakan teori perilaku untuk mengkaji tentang Perilaku Hidup Bersih
Masyarakat Duwet terhadap lingkungan disekitar mereka. Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus rangsangan dari luar. Hal ini
berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor–factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1.
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya. 2.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Skinner 1983 bahwa Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang, stimulus dan tanggapan respon dan respons: mengutip Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmodjo dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ia membedakan adanya dua respons, yakni:
1. Respondent respons atau reflexive respons, ialah respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan perangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relative
commit to user
tetap, misalnya: makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Pada umumnya
perangsangan-perangsangan yang demikian ini mendahului respons yang ditimbulkan.
2. Respondent respons respondent behavior, ini mencakup juga emosi respons
atau emotional behavior. Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakkan organism yang bersangkutan, misalnya menangis karena sedih
atau sakit, muka merah tekanan darah meningkat karena marah. Sebaliknya hal- hal yang mengenakkanpun dapat menimbulkan perilaku emosional misalnya
tertawa, berjingkat-jingkat karena senang, dan sebagainya. Operant respons atau instrumental respons, adalah respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinfocer, karena perangsangan-perangsangan
tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Perilaku terhadap lingkungan dalam tahapannya merupakan hubungan
manusia dengan lingkungan, ditunjukkan bahwa seluruh aspek budaya, perilaku bahkan nasib manusia dipengaruhi, ditentukan, dan tunduk pada lingkungan. Disini
dikaji Perilaku masyarakat Duwet dalam hidup bersih. Karena bahwa hidup bersih sangat penting artinya bagi semua masyarakat.
F. KERANGKA BERFIKIR
Tinjauan terhadap konsep persepsi, khususnya untuk objek-objek lingkungan dapat dikaji melalui dua pendekatan, yaitu : 1 melalui pendekatan konvensional, 2
pendekatan ekologis terhadap lingkungan. Menurut Backler, hubungan manusia dengan
commit to user
lingkungan merupakan titik tolak dan merupakan sumber informasi, sehingga terlihat individu menjadi seorang pengambil keputusan. Hubungan antara tingkat pendidikan
dan persepsi dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan dapat dirangkai dalam satu model sebagai berikut.
Skema 1 : Persepsi Menurut Backler dalam Abdurahman, Maman 1988
Berakar dari pemikiran diatas maka penulis dapat menarik hubungan lingkungan dan perilaku hidup bersih oleh masyarakat dengan hubungan antar satu dengan yang lainnya
seperti skema dibawah ini.
Skema 2 : Pola hubungan perilaku hidup bersih terhadap lingkungan
Lingkungan alam
informasi Tindakan
Latar belakang -pengalaman
-pantangan sikap terhadap
alam persepsi
keputusan
Dampak terhadap lingkungan
informasi Persepsi
keputusan Budaya
Perilaku tindakan
Melembaga dan membudaya
Pengaruh terhadap lingkungan
Pola hidup bersih
Status kesehatan
commit to user
Dari skema diatas dapat dijelaskan dari hal perilaku seseorang yang dilakukan yang kemudian melembaga dan membudaya sehingga semua itu
berpengaruh terhadap lingkungan. kemudian berdampak kurang baik terhadap lingkungan khususnya kurangnya perhatian masyarakat terhadap sampah. Dari
perilaku yang kurang baik itulah karena masyarakat mendapatkan informasi atau hanya sekedar bincang-bincang terhadap masing-masing tetangga, kemudian mereka
berpikir dan mempersepsikan bahwa membuat pola hidup bersih itu tidak mudah itupun juga pemerintah atau pihak-pihak yang terkait tidak akan peduli terhadap
pola perliku hidup bersih yang sekecil mungkin dilakukan. Jadi masyarakat Duwet lebih semaunya sendiri terhadap pola perilaku mereka terhadap lingkungan
khususnya sampah. Kemudian semua perilaku itu menjadi membudaya. Hidup bersih itu penting tetapi penerapannya yang sulit dilakukan. Dari kurangnya perilaku
terhadap budaya bersih itulah berpengaruh terhadap status kesehatan. Masyarakat jadi terkena penyakit karena kurangnya mereka terhadap penerapan bersih
lingkungan.
G. METODE PENELITIAN