Tanggung Jawab Produsen Terhadap Konsumen Atas Pembelian Produk Elektronik Berlabel SNI.

oleh kekuranghati-hatian produsen. Oleh karena itu, diperlukan adanya pedoman produksi dan pemasaran yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga dapat ditetapkan di manakah kesalahan atau kekuranghati-hatian itu berada, apakah pada konsepsi desain, pada proses produksi, atau pada pemberian instruksipetunjuk pemakaian. 119

C. Tanggung Jawab Produsen Terhadap Konsumen Atas Pembelian Produk Elektronik Berlabel SNI.

Berbicara tentang perlindungan konsumen sama halnya dengan membicarakan tanggung jawab produsentanggung jawab produk, karena pada dasarnya tanggung jawab produsen dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Agnes M.Toar, bahwa tanggung jawab produkprodusen merupakan suatu tanggung jawab para produsen terhadap produk yang telah dibawanya ke dalam peredaran, yang menimbulkanmenyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk tersebut. 120 Tanggung jawab produsen terhadap konsumen yang membeli produk elektronik berlabel SNI dimulai saat konsumen masih memilih barang elektronik yang akan dibeli, dan akan terus berlanjut meskipun barang tersebut telah dibeli. Pertanggungjawaban berlanjut apabila barang elektronik tersebut menimbulkan Produsen menyadari bahwa mereka harus menghargai hak-hak konsumen, memproduksi barang dan jasa yang berkualitas, aman digunakan, mengikuti standar yang berlaku, dengan harga yang sesuai reasonable. 119 Ibid, hal. 111. 120 Ahmadi Miru Sutarman Yodo, Op. Cit, hal. 23. Universitas Sumatera Utara masalah yang menyebabkan kerugian kepada konsumen berupa produk yang dibeli cacat atau berlabel SNI palsu dan dapat membahayakan konsumen. Namun, hal ini dapat diterima oleh sebagian besar konsumen, dalam arti bahwa konsumen tersebut pasrah, tidak mengajukan keberatan, dan tetap menggunakan produk elektronik cacat atau berlabel SNI palsu tersebut karena kurangnya pemahaman dari konsumen itu sendiri. Padahal berdasarkan Pasal 19 ayat 1 UUPK, tanggung jawab pelaku usaha meliputi tanggung jawab ganti kerugian atas kerusakan, pencemaran, dan atas kerugian konsumen. Pembelian produk elektronik berlabel SNI yang palsu merupakan tanggung jawab pelaku usaha karena tidak memberikan informasi yang benar dan jujur. Akan tetapi, perlu juga diperhatikan bahwa konsumen yang mengajukan keberatan, tidak sepenuhnya ditanggapi oleh produsen atau pelaku usaha dan bahkan dipersulit. 121 Kesulitan untuk mengajukan keberatan atau permintaan ganti kerugian berdasarkan UUPK terdapat pada ketentuan Pasal 19 ayat 3 UUPK yang menentukan bahwa pemberian ganti kerugian dalam waktu 7 tujuh hari setelah transaksi. Apabila ketentuan ini dipertahankan, maka konsumen yang menggunakan barang di hari kedelapan setelah transaksi tidak akan mendapatkan ganti kerugian dari pelaku usaha, walaupun secara nyata konsumen yang bersangkutan telah menderita kerugian. Maka seharusnya Pasal 19 ayat 3 menentukan bahwa tenggang waktu pemberian ganti kerugian kepada konsumen adalah 7 tujuh hari setelah terjadinya kerugian, dan bukan 7 tujuh hari setelah 121 Andika Pratama Santosa, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Elektronik dalam Perdagangan Barang Bermerek Palsu , Sripsi S1 Ilmu Hukum, Universitas Hasanuddin, 2010, hal. 50, http:repository.unhas.ac.id:4001digilibfilesdisk1350--andhikapra-17484-1-10-andhi- a.pdf, diakses pada tanggal 25 Juni 2016. Universitas Sumatera Utara transaksi seperti rumusan yang ada sekarang. 122 1. Barang tersebut terbukti seharusnya tidak diedarkan atau tidak dimaksudkan untuk diedarkan; Sedangkan berdasarkan Pasal 27 UUPK, tanggung jawab untuk pelaku usaha yang memproduksi barang, produsen, dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen apabila: 2. Cacat barang timbul pada kemudian hari; 3. Cacat timbul akibat ditaatinya ketentuan mengenai kualifikasi barang; 4. Kelalaian yang diakibatkan oleh konsumen; 5. Lewatnya jangka waktu penuntutan 4 empat tahun sejak barang dibeli atau lewatnya jangka waktu yang diperjanjikan. Berdasarkan Pasal 27 UUPK, pada huruf b dan huruf e juga mengatur pembebasan tanggung jawab karena lewat jangka waktu yang diperjanjikan. Tidak bertanggung jawab atas cacat barang timbul di kemudian hari sebagaimana diperjanjikan, tidak lain maksudnya adalah juga masa garansi sebagaimana disebutkan dalam penjelasan huruf e yang memberikan alternatif masa daluwarsa 4 empat tahun sejak barang dibeli atau jangka waktu yang diperjanjikan masa garansi, maka terbuka kemungkinan disalahgunakan pelaku usaha. Pelaku usaha dapat membebaskan diri dari tanggung jawab dengan cara membatasi jangka waktu secara tidak wajar dalam perjanjian saat pembelian produk elektronik. 123 122 Ahmadi Miru Sutarman Yodo, Op. Cit, hal. 127. 123 Ibid, hal. 160. Apabila pelaku usaha menetapkan masa garansi yang singkat, sementara konsumen tidak berhak memperpanjang masa garansi tersebut, maka pelaku usaha dapat merugikan konsumen karena pelaku usaha dapat menentukan masa garansi Universitas Sumatera Utara yang singkat agar mereka tidak perlu bertanggung jawab terhadap barang yang diperdagangkan. 124 Posisi konsumen masih sangat lemah, terutama berkaitan dengan keberhasilan gugatan ganti kerugian yang mensyaratkan adanya pembuktian danatau pembuktian lawan yang diajukan oleh produsen. 125 Salah satu usaha untuk melindungi dan meningkatkan kedudukan konsumen adalah dengan menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak strict liability dalam hukum tentang tanggung jawab produsen. Dengan diberlakukannya prinsip tanggung jawab mutlak diharapkan pula para produsen Indonesia menyadari betapa pentingnya menjaga kualitas produk-produk yang dihasilkannya, sebab jika tidak dijaga maka akan merugikan konsumen juga akan Pengetahuan dan pengalaman konsumen akan barang elektronik pada umumnya masih kurang, sehingga konsumen membutuhkan informasi yang jelas, lengkap, dan jujur. Sehingga diharapkan bagi setiap produsen untuk wajib memberikan informasi tersebut walaupun tidak ditanyakan oleh konsumen. Penulis berpendapat bahwa pertanggungjawaban produsen elektronik berlabel SNI sebaiknya tidak memperdagangkan barang yang tidak memenuhi standar mutu, dan yang tidak memenuhi kualitas sertifikasi SNI terhadap produk. Pelaku usaha harus menunjukkan itikad baik dalam berdagang, serta bertanggung jawab atas informasi yang diberikan kepada konsumen. 124 Andika Pratama Santosa, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Elektronik dalam Perdagangan Barang Bermerek Palsu , Skripsi S1 Ilmu Hukum, Universitas Hasanuddin, 2010, hal.52, http:repository.unhas.ac.id:4001digilibfilesdisk1350--andhikapra-17484-1-10-andhi- a.pdf, diakses pada tanggal 25 Juni 2016. 125 Janus Sidabalok, Op. Cit, hal. 115. Universitas Sumatera Utara sangat besar resiko yang harus ditanggungnya. 126 Para produsen sebaiknya berhati-hati dalam memproduksi barang sebelum dipasarkan sehingga para konsumen, baik dalam maupun luar negeri, tidak akan ragu-ragu membeli barang produksi Indonesia. Demikian juga bila kesadaran para produsen terhadap hukum tentang tanggung jawab produsen tidak ada, dikhawatirkan akan berakibat tidak baik terhadap perkembanganeksistensi dunia industri nasional maupun pada daya saing produk-produk nasional, terutama di luar negeri. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya hukum tentang tanggung jawab produsen product liability yang menganut prinsip tanggung mutlak strict liability principle dalam mengantisipasi kerugian terhadap konsumen yang diderita akibat produk cacat dalam hal ini produk elektronik yang tidak sesuai SNI asli. 127 Hal ini disebabkan karena sistem hukum yang berlaku dewasa ini dipandang terlalu menguntungkan pihak produsen, sementara produsen memiliki posisi ekonomis yang lebih kuat. Oleh karena itulah dibutuhkan tanggung jawab produsen atas keberatan yang diajukan oleh konsumen yang merasa dirugiakan saat pembelian produk elektronik berlabel SNI tersebut. 126 Husni Syawali, Neni Sri Imaniyati, Op. Cit, hal. 59. 127 Ibid, hal. 60. Universitas Sumatera Utara BAB IV UPAYA PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI KONSUMEN YANG MENANGANI MALASAH SENGKETA TERHADAP PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK BERLABEL SNI

A. Peran Pemerintah Dalam Perlindungan Konsumen