Andika Pratama Santosa, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Elektronik dalam Perdagangan Barang Bermerek Palsu
, Sripsi S1 Ilmu Hukum, Universitas Hasanuddin,2010,hal.50,http:repository.unhas.ac.id:4001digilibfilesdisk13
50--andhikapra-17484-1-10-andhi-a.pdf Huzna G. Zahir, 2014, SNI Efektifkah Melindungi Konsumen,
, diakses pada tanggal 25 Juni 2016.
http:ylki.or.id201411sni-efektifkah-melindungi-konsumen-2, diakses pada tanggal 26 Juni 2016.
Nanang Nelson, 2010, Perlindungan Konsumen Masih Jalan di Tempat, http:lpkjawatengah.blogspot.co.id201001perlindungan-konsumen-masih-
jalan-di.html?m=1, diakses pada tanggal 26 Juni 2016. Ayu Wandira, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Produk
Telematika Dan Elektronika Yang Tidak Disertai Dengan Kartu JaminanGaransi Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia,
Skripsi S1 Ilmu Hukum, Universitas Hasanuddin, 2013, hal. 86,
http:repository.unhas.ac.idbitstreamhandle1234567898482SKRIPSI20L ENGKAP-PERDATA-AYU20WANDIRA.pdf?sequence=1, diakses pada
tanggal 26 Juni 2016. Achmad Dwi Afriyadi, 2015, Masyarakat Perlu Aktif Bedakan Barang SNI Asli
dan Palsu, http:m.liputan6.combisnisread2229875masyarakat-perlu-aktif- bedakan-barang-sni-asli-dan-palsu, diakses pada tanggal 26 Juni 2016.
E. Kamus
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TANGGUNG JAWAB PRODUSEN TERHADAP KONSUMEN ATAS
PEMBELIAN PRODUK ELEKTRONIK BERLABEL SNI
A. Hak dan Kewajiban Produsen Pelaku Usaha
Sesuai dengan tujuan dari pembangunan nasional yakni tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran yang menjadi tanggung jawab bersama tanggung
jawab setiap komponen bangsa untuk mewujudkannya, maka produsenpelaku usaha juga merupakan salah satu komponen yang turut bertanggung jawab dalam
mengusahakan tercapainya kesejahteraaan rakyat itu. Dunia usaha harus mampu menghasilkan berbagai barang danatau jasa yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat banyak dengan pemastian terhadap mutu, jumlah yang mencukupi, serta keamanan pada pemakai barang danatau jasa yang diedarkan ke
pasar.
106
Pengaturan tentang hak, kewajiban, dan larangan itu dimaksudkan untuk menciptakan hubungan yang sehat antara produsen dan konsumennya, sekaligus
menciptakan iklim berusaha yang kondusif bagi perkembangan usaha dan perekonomian pada umumnya. Yang menjadi hak-hak dari produsen pelaku
usaha itu menurut Pasal 6 UUPK adalah sebagai berikut: Untuk inilah, maka di dalam berbagai peraturan perundang-undangan
dibebankan sejumlah hak dan kewajiban serta hal-hal yang menjadi tanggung jawab produsen.
107
106
Janus Sidabalok, Op. Cit, hal. 83.
107
Republik Indonesia, Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Bab III, Pasal 6.
Universitas Sumatera Utara
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan-tindakan
konsumen yang tidak beriktikad baik; 3.
Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang diperdagangkan;
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.
Tampak bahwa pokok-pokok hak dari produsenpelaku usaha adalah menerima pembayaran, mendapat perlindungan hukum, melakukan pembelaan
diri, rehabilitasi nama baik, dan hak-hak lainnya menurut undang-undang. Sedangkan kewajiban produsen pelaku usaha menurut Pasal 7 UUPK adalah:
108
1. Beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan;
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
108
Republik Indonesia, Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Bab III, Pasal 7.
Universitas Sumatera Utara
4. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku;
5. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji danatau
mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan;
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan;
7. Memberikan kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian apabila barang
danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Dengan demikian, pokok-pokok kewajiban produsenpelaku usaha adalah beritikad baik dalam menjalankan usahanya, memberikan informasi,
memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin produknya, memberi kesempatan bagi konsumen untuk menguji, dan memberi kompensasi.
Jika dibandingkan dengan hak dan kewajiban konsumen sebagaimana diatur di dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen ini, tampak bahwa hak dan kewajiban produsen bertimbal-balik dengan hak dan kewajiban konsumen. Artinya, apa yang menjadi
hak dari konsumen merupakan kewajiban produsenlah untuk memenuhinya, dan sebaliknya apa yang menjadi hak produsen adalah kewajiban konsumen.
109
109
Janus Sidabalok, Op. Cit, hal. 85.
Universitas Sumatera Utara
Kalau dibandingkan dengan hak dan kewajiban penjual dalam jual beli menurut KUH Perdata sebagaimana diatur di dalam Pasal 1474 dan seterusnya,
tampak bahwa ketentuan KUH Perdata itu lebih sempit daripada ketentuan UUPK ini. Hal ini dikarenakan bahwa UUPK memandang produsenpelaku usaha lebih
dari sekedar penjual. Mereka juga mempunyai kewajiban dalam menciptakan iklim berusaha yang sehat yang pada akhirnya ikut bertanggung jawab dalam
pembangunan ekonomi secara umum. Sebagai kewajiban hukum, maka produsen harus memenuhinya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Jika produsen
bersalah tetapi tidak memenuhi kewajibannya itu, maka produsen dapat dituntut secara hukum untuk mengganti segala kerugian yang timbul sehubungan dengan
tidak dipenuhinya kewajiban itu. Artinya, produsen harus bertanggung jawab secara hukum atas kesalahan atau kelalaiannya dalam menjalankan kewajibannya
itu.
110
B. Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Produsen Pelaku Usaha