Kesimpulan Perlindungan Konsumen Atas Pembelian Produk Elektronik Berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perlindungan hukum bagi konsumen dapat meliputi berbagai aspek dan dapat dilakukan dengan instrumen hukum perlindungan konsumen, yakni instrumen hukum perdata, hukum pidana dan hukum administrasi. Dari aspek keperdataan dapat dilihat bentuk perlindungan hukum bagi konsumen yakni hak memperoleh informasi yang benar serta adanya unsur perjanjian yang memperkuat hak konsumen untuk memperoleh perlindungan yuridis dari lawan sengketanya apabila terjadi tuntutan ganti kerugian sesuai dengan Pasal 1365 KUHPerdata, dari aspek hukum pidana secara implisit dapat ditarik dalam beberapa pasal seperti pada Pasal 383 KUHP yang menyatakan larangan mengenai penjual menipu pembeli tentang berbagai barang, keadaan, sifat, dst. yang menunjukkan perlindungan hukum bagi konsumen, sedangkan dari aspek hukum administrasi yakni mengatur tentang penataan dan kendali pemerintah dalam membuat peraturan perundang-undangan, pemberian izin atau lisensi, mengadakan perencanaan dan pemberian subsidi yang dilatarbelakangi itikad baik melindungi masyarakat dari bahaya yang berkenaan dengan kesehatan dan jiwa. Oleh karena itu, pelanggaran yang dilakukan oleh produsen atau pelaku usaha terhadap ketentuan Standar Nasional Indonesia SNI dapat dikenakan pertanggung jawaban atau sanksi secara perdata, pidana dan administratif. Perlindungan terhadap konsumen Universitas Sumatera Utara ditandai dengan adanya pemberian garansi terhadap kualitas produk elektronik berlabel SNI oleh pihak produsen. Dengan adanya jaminangaransi tersebut maka para konsumen mempunyai hak untuk mengajukan claim atas kerusakan, cacat dan kekurangan sebagai akibat dari kesalahan pabrik. Adapun bentuk dari ganti rugi pada asasnya yang lazim dipergunakan adalah uang, oleh karena menurut ahli-ahli hukum perdata maupun yurisprudensi, uang merupakan alat yang paling praktis, yang paling sedikit menimbulkan selisih dalam menyelesaikan suatu sengketa. 2. Tanggung jawab produsen terhadap konsumen yang membeli produk elektronik berlabel SNI dimulai saat konsumen masih memilih barang elektronik yang akan dibeli, dan akan terus berlanjut meskipun barang tersebut telah dibeli. Pertanggungjawaban berlanjut apabila barang elektronik tersebut menimbulkan masalah yang menyebabkan kerugian kepada konsumen berupa produk yang dibeli cacat atau berlabel SNI palsu dan dapat membahayakan konsumen. Pelaku usaha harus menunjukkan itikad baik dengan cara melayani konsumen serta memberikan informasi yang benar dan jelas serta tidak mencantumkan klausula baku dalam berdagang, serta bertanggung jawab atas informasi yang diberikan kepada konsumen. Apabila produsen mengabaikan tanggung jawabnya, maka dapat dituntut ke Pengadilan melalui BPSK untuk tuntutan ganti kerugian dan bahkan dapat dikenai sanksi pidana kurungan 5 lima tahun atau denda maksimal 2 milyar rupiah sesuai dengan Pasal 62 UUPK apabila tetap mengabaikan tanggung jawabnya dalam memenuhi standar produk yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 3. Upaya pemerintah dalam melindungi konsumen melalui cara pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen sesuai dengan Pasal 29 ayat 1 UUPK, mengawasi penyelenggaraan perlindungan konsumen sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001, serta mengendalikan produksi dengan pemberdayaan setiap unsur masyarakat dan LPKSM, distribusi dan peredaran produk sudah sangat membantu dalam menghindari konsumen sebagai korban dari perilaku produsen yang memproduksi dan mengedarkan produk elektronik yang berlabel SNI tetapi tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yang membahayakan dan tidak memiliki sertifikat asli SNI yang dikeluarkan oleh Kemendag. Kendala yang ditemukan setelah dianalisis secara kualitatif ialah bahwa banyak produsen yang sulit mendapatkan sertifikat SNI atas produk elektronik yang diproduksinya sehingga konsumen yang menanggung akibat dari penggunaan produk tersebut sehingga dapat menimbulkan kerugian dan ancaman bahaya keselamatan saat penggunaannya.

B. Saran