2.8.5 Keberadaan Alat Musik Buatan Ropong Tarigan Sibero
Sejak mulai dikenal sebagai pembuat alat musik hingga saat ini, telah banyak alat musik yang dijual oleh beliau. Tidak hanya masyrakat Karo dan seniman karo saja yang
membeli alat musik buatan beliau. Alat musik buatan beliau telah banyak terjual dan tersebar di Indonesia bahkan ke luar negeri seperti Jerman, India, Amerika dan Malaysia.
Pada tanggal 22 September 1989 seorang culutural anthropologist dari Jerman yang bernama Achim Sibeth datang menjumpai beliau dan memesan beberapa alat musik
tradisional karo untuk dibawa ke museum di Jerman. Sebelumnya orang Jerman lainya juga sudah pernah datang menjumpai beliau yaitu Uli Kozok seorang peneliti budaya dan sastra
batak untuk dimintai keterangan seputar pembuatan alat musik Karo. Menurut Tri Syahputra Sitepu alat musik beliau juga banyak dipakai seniman di
Taman Budaya yang memainkan musik tradisional Karo. Pada saat adanya pegelaran Pekan Raya Sumatera Utara PRSU di Medan yang merupakan pameran dan pegelaran seni dan
budaya dari seluruh etnis Sumatera Utara khusus untuk Kabupaten Karo alat musik yang dipamerkan sebagian besar adalah buatan Ropong Tarigan Sibero. Toko Souvenir di
Berastagi seperti Karo-Karo souvenir, Modesty souvenir juga menjual alat musik butan beliau. Museum Karo yang terdapat di Berstagi juga memajang beberapa alat musik buatanya
di tempat tersebut. Para konsumen alat musik buatan Ropong Tarigan juga banyak dari mahasiswa yang
kuliah di jurusan seni musik seperti FBS UNIMED dan Departemen Etnomusikologi USU. Menurut Wanda Sitepu dan Ricky Bukit mahasiswa unimed jurusan seni musik mereka juga
memakai alat musik tradisional karo buatan Ropong Tarigan, Wanda sitepu mengakui bahwa semua alat musik karo yang dipergunakanya adalah buatan Ropong Tarigan Sibero,
menurutnya kualitas alat musik buatan beliau bagus, kokoh, tahan lama. Beberapa Mahasiswa Etnomusikologi Usu juga memakai alat musik buatan beliau.
Universitas Sumatera Utara
Tidak susah untuk mengetahui alat musi buatan beliau, karena alat musik yang telah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual akan diberi tanda oleh beliau sesuai dengan singkatan
nama beliau yaitu RTS Ropong Tarigan Sibero. Khusus untuk alat musik balobat dan surdam beliau biasanya mengukir namanya di bambu tersebut dengan aksara Karo.
Gambar II.1. Singkatan nama RTS di kulcapi
Gambar II.2. Singkatan nama RTS di balobat. Selain menulis namanya di setiap alat musik yang dibuatnya, beliau juga selalu
menulis nama, orang yang membeli alat musiknya, tanggal pembelianya, bahkan khusus untuk kulcapi beliau menulis nomor penjualanya, sehingga beliau tau berapa kulcapi yang
Universitas Sumatera Utara
telah dijualnya mulai dari dulu hingga saat ini. Sejak tahun 1962 sampai saat ini beliau telah menjual 275 kulcapi. Semua catatan ini ditulis di sebuah buku notes oleh beliau.
Gambar II.3. Catatan pembelian di buku notes
Universitas Sumatera Utara
Gambar II.4. Catatan pembelian di buku notes Berdasarkan catatan yang ditulis oleh beliau dapat diketahui siapa saja yang pernah
membeli alat music buatan beliau, misalnya Jasa Tarigan membeli 5 kulcapi dengan harga Rp 75.000 pada tanggal 15-2-1986.
Dalam usia beliau yang sudah mencapai 87 tahun beliau masih tetap aktif membuat alat musik tradisional karo, dari ke delapan anak beliau tidak satupun yang meneruskan
bakat beliau, sehinnga beliau senang bila ada yang ingin belajar darinya. Saat ini beliau menjual balobat dan surdam seharga Rp. 30.000 per buah, sedangkan
kulcapi Rp 800.000 perbuah, dari hasil penjualan alat musik tersebut lah beliau mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karo adalah salah satu suku yang berasal dari propinsi Sumatera Utara. Etnis Karo merupakan salah satu dari lima kelompok etnis batak lainnya, yaitu, Toba, Karo, Simalungun,
Pakpak, Mandailing-Angkola, Bangun, 1993:94. Seperti suku-suku lain yang ada di dunia ini suku Karo mempunyai budaya yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur
mereka, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita lihat dalam kehidupan masyrakat adalah kesenian. Banyak ragam kesenian yang terdapat pada
suku Karo yaitu seni ukir, seni musik, seni tari dan masih banyak lagi. Bagi suku Karo, musik mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek
kehidupan masyarakatnya, karena hampir seluruh kegiatan adat, ritual, hiburan, selalu menggunakan musik.
Masyrakat Karo mempunyai budaya musikal sendiri. Dalam penyajiannya ada yang menggunakan alat musik, ada vokal, gabungan vokal dengan musik, dalam penggunaan alat
musiknya ada yang dimainkan secara ensambel ada juga yang secara solo . Masyarakat Karo menyebut musik dengan istilah gendang, Musik tradisional Karo
terbagi atas dua jenis yaitu ensambel gendang lima sendalanen dan ensambel telu sendalanen. Kedua ensambel tersebutlah sering dipergunakan masyarakat karo dalam
kehidupan mereka sehari-hari baik dalam konteks ritual, upacara adat maupun hiburan. Ensambel gendang lima sendalanen terdiri dari lima instrumen musik yaitu sarune
aerophone, gendang singindungi membranophone, gendang singanaki membranophone, gung idiophone, penganak idiophone.
Universitas Sumatera Utara