Mata Pencaharian Sistem Kepercayaan

3. Anak beru Rakut Si Telu sangat berperan penting dalam upacara adat bagi masyarakat Karo, jika dalam sebuah upacara adat salah satu dari Rakut Sitelu belum hadir maka acara adat tersebut tidak dapat dimulai.

2.5 Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk masyrakat Kecamatan Berastagi sebagian besar adalah sebagai petani meskipun ada beberapa sebagai PNS, pengusaha,pedagang serta kryawan swasta. Disamping itu penduduk juga mempunyai pekerjaan sambilan yaitu memelihara ternak ayam, lembu, kerbau, kambing, serta kolam ikan untuk menambah pendapatan. Banyaknya orang bekerja sebagai petani dan beternak tak lepas kondisi alam yang subur dan curah hujan yang tinggi. Hasil pertanaian yang menonjol adalah sayur mayur, buah-buahan, bunga-bungaan, dan palawija lainya. Tabel 1 Mata Pencaharian di Kecamatan Berastagi NO Mata Pencaharian Jumlah 1. Pertanian 16.189 2. Industri Rumah Tangga 3139 3. PNS 2032 4. Lainya 1972 Jumlah Keseluruhan 23332 Universitas Sumatera Utara

2.6 Sistem Kepercayaan

Sebelum menganut agama seperti pada saat sekarang ini, masayrakat Karo menganut keercayaan yang disebut pemena. Pemena mempercayai adanya penciptaan alam semesta yang disebut Dibata Kaci-Kaci atau lebih dikenal dengan nama Tonggal Sinasa. Masyarakat Karo juga mempercayai adanya tiga alam yaitu Banua Datasalam bagian atas yang dikuasai oleh Dibata Atas yang bernama Ompung Utara Diatas, Banua Teruh alam yang dikuasai oleh Dibata Teruh yang bernama Panglima Duokah Ni Haji, dan Banua Tengah alam yang dikuasai oleh Dibata Tengah yang bernama Beru Noman Kaci-kaci. Dibata ini disembah agar manusia mendapatkan keselamatan, jauh dari marabahaya dan mendapatkan kelimpahan rezeki. Mereka pun percaya adanya tenaga gaib yaitu berupa kekuatan yang berkedudukan di batu-batu besar, kayu besar, sungai, gunung, gua, atau tempat-tempat lain. Tempat inilah yang dikeramatkan. Dan apabila tenaga gaib yang merupakan kekuatan perkasa dari maha pencipta -dalam hal ini Dibata yang menguasai baik alam rayalangit, duniabumi, atapun di dalam tanah- disembah maka permintaan akan terkabul. Karena itu masyarakat yang berkepercayaan demikian melakukan berbagai variasi untuk melakukan penyembahan. Ada beberapa upacara ritual yang dilaksanakan masyarakat Karo secara umum, yang bersifat mistis gaib sesuai dengan kepercayaan zaman dahulu, yaitu: 1. Perumah Begu yaitu upacara pemanggilan arwah seseorang yang sudah meninggal melalui media Guru Sibaso dukun 2. Ndilo Tendi upacara ini sering dilakukan apabila ada seseorang yang terkejut karena mengalami suatu kejadian, baik karena pengelihatan, pendengaran atau jatuh, hanyut, dan lain-lain. Dimana tendi tersebut akan meninggalkan tubuhnya karena terkejut. 3. Nengget adalah upacara yang di tujukan pada pasangan suami istri yang setelah sekian tahun berumah tangga namun belum memiliki anak. 4. Ngarkari ialah upacara menghindari suatu kemalangan yang dialami oleh suatu keluarga dimana guru sibaso berperan penting dalam upacara ritual. Universitas Sumatera Utara 5. Perselihi ialah upacara pengobatan suatu penyakit seseorang, untuk memperoleh kesembuhan dan untuk menghindari penyakit menjadi semakin parah. 6. Ngulaken adalah upacara yang dilaksanakan karena suatu penyakit yang sengaja di buat oleh seseorang untuk menyerang orang lain hingga orang tersebut jatuh sakit. Orang yang jatuh sakit tersebut meminta kepada guru sibaso untuk memantulkan penyakit tersebut kepada si pembuatnya. 7. Erpangir Ku Lau adalah upacara untuk membersihkan diri seseorang atau keluarga secara keseluruhan, menghilangkan kesulitan, malapetaka, dan lainnya. 8. Ndilo Wari Udan adalah upacara untuk memanggil turunnya hujan kepada Tuhan agar kemarau tidak berkepanjangan. 9. Njujungi Beras Piher adalah suatu upacara selamatan dan doa agar orang tersebut dapat diberikan keteguhan iman, berkat, dan lain-lain. 10. Guro- Guro Aron pesta yang dilakukan oleh masyarakat desa setahun sekali. Guro- guro Aron adalah ungkapan rasa syukur atas pertanian yang dilaksanakan dalam waktu setahun telah membuahkan hasil yang melimpah, sehingga masyarakat desa berinisiatif untuk melakukan pesta syukuran. Seiring berjalanya waktu masayrakat karo secara perlahan-lahan mulai meninggalkan kepercayaan tersebut, walaupun masih ada beberapa ritual yang masih dilaksanakan. Begitu juga dengan masayrakat karo di Kecamatan Berastagi, Saaat ini masayrakat Karo di Berastagi telah memeluk agama yang berkembang dan diakui oleh Negara. Rumah ibadah juga telah banyak berdiri di kecamatan Berastagi. Universitas Sumatera Utara Tabel 2 Jumlah Pemeluk Agama di Kecamatan Berastagi NO Agama Yang Dianut Oleh Masyrakat Jumlah 1 Islam 15.104 2 Kristen Protestan 19.713 3 Kristen Katholik 3.704 4 Hindu 67 5 Budha 720 jumlah 39308

2.7 Sistem Kesenian