Masa Berumah Tangga Ropong Tarigan Sebagai Pekerja Seni

beliau lulus dari pendidikan SD-nya. Tapi hal itu tidak sempat terjadi karena ketika beliau masih kelas 5 SD terjadi lagi perang dengan penjajah yang mengakibatkan beliau dan masyrakat lainya harus meninggalkan kampungnya untuk mengungsi mencari tempat yang lebih aman agar terhindar dari para penjajah, bahkan beliau harus ikut berperang sebagai laskar untuk melawan penjajah walaupun beliau masih muda.

2.8.3 Masa Berumah Tangga

Setelah merdeka dan keadaan semakin kondusif maka para pengungsi kembali ke kampung masing-masing, pada saat itu beliau ditawarkan untuk kembali melanjutkan pendidikannya yang sempat terhenti, namun beliau menolak dan memilih untuk bekerja sebagai petani saja seperti masyrakat karo pada umumnya saat itu. Banyak jenis pekerjaan yang digeluti beliau mulai dari bertani, membuat gula aren, mengiris tembakau dan bekerja di pajak sayur Berastagi. Beliau mengiris tembakau bukan hanya di satu daerah saja beberapa desa di Tanah Karo seperti Batukarang, Tanjong Morawa, Payung, Sukatendel sebagai pengiris tembakau panggilan. Ropong Tarigan Sibero menikah pada tahun 1950 saat usianya 23 tahun. Beliau menikah dengan Nanam br Sitepu. Dari pernikahan ini Ropong Tarigan dan istrinya dikarunai delapan orang anak tiga laki-laki dan lima perempuan. Berikut adalah nama-nama dari putra-putri Ropong Tarigan Sibero : 1. Dep Tarigan 2. Lot br Tarigan 3. Toma br Tarigan 4. Tamat Tarigan 5. Ani br Tarigan 6. Bukti br Tarigan Universitas Sumatera Utara 7. Ate Keleng br Tarigan 8. Mbantu Tarigan

2.8.4 Ropong Tarigan Sebagai Pekerja Seni

Sejak kecil Ropong Tarigan Sibero memang sudah memiliki keterampilan dalam bidang seni terutama dalam hal membuat alat musik tradisional Karo, alat musik keteng- keteng, surdam dan balobat sudah biasa dibuat oleh beliau sejak masih kecil. Beliau tidak mempunyai guru khusus yang mengajarinya untuk membuat alat musik, beliau belajar secara otodidak dengan memperhatikan orang lain, dan mempraktekkanya secara langsung. Menurut beliau setelah dirinya pindah dan menetap di Berastagi beliau sering berjumpa dengan bebrapa pemain musik tradisional Karo, secara tak langsung beliau pun semakin akrab dengan musik Karo bukan sebagai pemainnya tapi sebagai pembuat, Pada suatu malam beliau bermimpi, dalam mimpinya tersebut beliau berjumpa dengan seorang yang sedang bermain kulcapi lalu pria tersebut memberi kulcapinya tersebut kepada beliau,. Selain mimpi tersebut dia juga disuruh oleh beberapa teman-tamanya salah satunya adalah ayah dari alm.Tukang Ginting waktu itu untuk bekerja sebagai pembuat alat musik Karo. Berdasarkan mimpi dan desakan beberapa teman-teman beliau yang yakin dengan kemampuan beliau, maka beliau mencoba untuk membuat alat musik Karo. Melihat alat musik hasil buatanya banyak diapresiasi oleh masyrakat maka pada tahun 1962, beliau mulai bekerja sebagai pembuat alat musik karo dan menjual alat musik buatanya. Kulcapi pertama yang dibuat oleh beliau diberi kepada Pa Tropong Purba. Secara perlahan beliau semakin dikenal sebagai pembuat alat musik Karo. Sejak bekerja sebagai pembuat alat musik beliau tidak pernah mempunyai galeri khusus untuk ataupun mendirikan tempat khusus untuk pekerjaan dan penjualan hasil karyanya, semua itu dilakukan di rumahnya sendiri. Universitas Sumatera Utara

2.8.5 Keberadaan Alat Musik Buatan Ropong Tarigan Sibero