Perawatan Balobat Nada yang dihasilkan

mempnyai tekhnik khusus dalam menghasilkan bunyi, seperti halnya recorder ketika ditiup balobat langsung berbunyi. Menurut bapak Kebun Tarigan walaupun tidak ada tekhnik khusus dalam permaianan balobat ketika meniup balobat kita juga harus mengatur nafas agar tiupan tetap konstan dan tidak mudah capek, yaitu menghirup udara melalalui rongga hidung dan memasukkan udara tersebut ke rongga perut, lalu mengeluarkan udara tersebut dengan tekanan tiupan dari mulut secara perlahan. Tekhnik permainan balobat terletak pada posisi jari, dalam memainkan lagu-lagu dalam balobat biasanya lubang nada VI jarang dipakai, dalam permainanya biasanya lubang nada ke VI tidak ditutup sejak balaobat dimainkan. Untuk memainkan melodi dengan baik pada balobat tergantung pada posisi jari dan kelincahan jari dalam memainkan lubang nada, pada saat jari menutup lubang nada harus dipastikan tertutup rapat, karena bila lubang nada tidak tertutup rapat maka bunyi yang disilkan juga tidak akan bagus.

3.5.4 Perawatan Balobat

Perwatan yang digunakan untuk balobat cukup sederhana, yaitu dengan cara sering dimainkan, sesekali dijemur bila basah.

3.5.5 Nada yang dihasilkan

Balobat mempunyai enam buah lubang nada, dari setiap lubang nada yang dimainkan akan dihasilkan bunyi berbeda. Berikut adalah nada yang dihasilkan oleh balobat butan bapak Ropong Tarigan Sibero berdasarkan posisi jari pada lubang nada. Nada yang dihasilkan balobat tersebut diukur dengan menggunakan Tuner. Universitas Sumatera Utara Gambar III. 49. Seluruh lubang nada ditutup Gambar III. 49a. Lubang nada VI dibuka Gambar III. 49b. lubang nada V dibuka Gambar III. 49c. Lubang nada IV dibuka Gambar III. 49d. Llubang nada III dibuka Gambar III. 49e. Lubang nada II dibuka Universitas Sumatera Utara Gambar III. 49f. Lubang nada I dibuka • Pada saat semua lubang nada tertutup Gambar 49 maka nada yang dihasilkan adalah C • Pada saat lubang nada VI dibuka Gambar 49a maka nada yang dihasilkan adalah D • Pada saat lubang nada VI dan V dibuka Gambar 49b maka nada yang dihasilkan Eb • Pada saat lubang nada VI,V dan IV dibuka Gambar 49c maka nada yang dihasilkan F • Pada saat lubang nada VI,V,IV dan III dibuka Gambar 49d maka nada yang dihasilkan G • Pada saat lubang nada VI,V,IV,III dan II dibuka Gambar 49e maka nada yang dihasilkan A • Pada saat lubang nada VI,V,IV,III,II,I dibuka seluruh lubang dibuka Gambar 49f maka nada yang dihasilkan adalah Bb Universitas Sumatera Utara Odak-odak Universitas Sumatera Utara

BAB IV EKSISTENSI DAN FUNGSI

BALOBAT PADA MASYRAKAT KARO

4.1 Eksistensi Balobat

Balobat adalah alat musik Karo yang dapat dimainkan secara solo maupun ensambel. Secara solo balboat biasanya dimainkan oleh masyrakat Karo untuk mngibur diri, dahulu anak laki-laki yang lagi ermakan mengembala sapi ataupun yang lagi muro menghalau burung di sawah memainkan balobat untuk mengusir rasa suntuk, salah satu lagu yang biasa dimainkan adalah lagu io-io. Dengan memainkan balobat waktu tidak akan terasa cepat berjalan. Secara ensambel balobat dimainkan dengan alat musik tradisional yang lain yaitu keteng-keteng dan mangkuk mbentar yang disebut dengan ensambel gendang telu sendalanen, dalam ensambel tersebut balobat berfungsi sebagai pembawa melodi. Menurut bapak Ropong Tarigan dan Kebun Tarigan, Ensambel gendang telu sendalanen biasanya dipakai untuk acara ritual yaitu raleng tendi, perumah begu, erpangir ku lau, namun lagu yang dimainkan berbeda dengan lagu balobatsaat dimainkan secara solo, lagu yang biasa dimainkan secara ensambel adalah mari-mari dan begu deleng. Bila dilihat dari eksistensinya alat musik balobat semakin terlupakan dalam masyarakat Karo seiring berjalanya waktu, hal ini dapat dilihat di kehidupan masyrakat Karo sendiri, saat ini bila kita berkunjung ke desa-desa di Kabupaten Karo tidak akan kita temui lagi masyrakat yang membawa dan memainkan balobat di ladang mereka. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan zaman dan pengaruh budaya luar, serta masuknya agama di daerah Karo. Sebagian besar masyrakat masih percaya kalau setiap alat musik tradisional Karo itu berkaitan dengan hal-hal yang berbau mistis dan bertentangan dengan agama mereka saat ini. Masyrakat Karo sendiri juga sudah banyak meninggalkan acara-acara ritual tradisinya terlebih lagi yang berkaitan dengan hal-hal gaib seperti raleng tendi, perumah Universitas Sumatera Utara