Terminologi Judul Kemudia TINJAUAN PUSTAKA

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo Brayan. Menurut Internasional Council of Museum ICOM 3 , Museum adalah lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan takbenda beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan. Pengertian Sejarah 4 adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang peristiwa masa lampau dalam kehidupan manusia yang benar-benar terjadi dan disusun secara sistematis dan kronologis Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Museum Sejarah Kota Medan adalah suatu bangunan umum yang memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai – nilai sejarah yang ada di Kota Medan.

2.2 Lokasi

Lokasi Perancangan Museum Sejarah Kota Medan berada di kawasan Pulo Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara. Di sekitar kawasan terdapat jajaran rumah toko, rumah tinggal, sungai deli, rumah sakit, dll. Lokasi ini juga memiliki banyak fasilitas peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda 3 Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010. 4 http:isma‐ismi.compengertian‐sejarah.html Universitas Sumatera Utara 11 Judul Proyek : Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo Brayan Tema Proyek : Arsitektur Neo - Vernakular Lokasi Proyek : Pulo Brayan Luas Site :±90 Ha Gambar 2.1 Lokasi Perencanaan Urban Renawal Kawasan Pulo Brayan Sumber : Google Earth Universitas Sumatera Utara 12

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Syarat lokasi strategis berdirinya museum adalah sebagai berikut 5 :  Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan dan masyarakat umu lainnya.  Lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasi, elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidaknya harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55-65 . Alternatif 1 Lokasi lahan : Jalan Pertama Orientasi site : menghadap ke Barat menghadap ke Balai Yasa Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Yos Sudarso Luas site : +- 2 Ha Batas – batas lahan :  Utara : Perumahan penduduk  Selatan : Perumahan penduduk  Timur : Perumahan penduduk  Barat : Balai yasa Gambar 2.2 Lokasi Site di Jalan Pertama 5 Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta, 1989. Universitas Sumatera Utara 13 Alternatif 2 Lokasi lahan : Jalan Cemara Orientasi site : menghadap ke Selatan menghadap jalan Cemara Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Cemara Luas site : +- 2 Ha Batas – batas lahan :  Utara : Perumahan Penduduk  Selatan : Bangunan Komersil  Timur : Perumahan Penduduk  Barat : Perumahan penduduk Gambar 2.3 Lokasi Site di Jalan Cemara Alternatif 3 Lokasi lahan : Jalan Bengkel Orientasi site : menghadap ke Timur menghadap jalan Bengkel Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Bengkel Luas site : +- 2 Ha Batas – batas lahan :  Utara : Balai Yasa PJKA  Selatan : Perumahan Pendudul  Timur : Perumahan Penduduk  Barat : Perumahan penduduk Universitas Sumatera Utara 14 Gambar 2.4 Lokasi Site di Jalan Bengkel Universitas Sumatera Utara 15 No. Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Nilai Nilai Nilai 1. Jarak lokasi dari Stasiun 4 2 2 2. Konturtopografi lokasi 4 4 4 3. Kondisi jalan 4 4 3 4. Tingkat kenyamanan 3 3 4 5. Aksesibilitas :  Kendaraan pribadi  Transportasi umum  Pejalan kaki 4 4 4 4 4 3 3 2 2 6. Fasilitas pendukung :  Tempat ibadah  Sarana pendidikan  Rumah sakit  Pusat perbelanjaan  Permukiman 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 3 4 7. Tingkat kemacetan 3 3 4 8. Tingkat polusi :  Polusi suara  Polusi udara  Polusi sampah 3 3 3 3 3 3 4 4 3 9. Ketersediaan air bersih 4 4 4 10. Ketersediaan jaringan listrik dan telepon 4 4 4 11. Lokasi yang aman dari bencana alam dan banjir 4 4 4 12. Kesesuaian dengan RUTRK dan RTRW Kota Medan 4 3 3 Total Penilaian 73 68 67 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik 0 = Tidak Baik Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Nilai Lokasi Berdasarkan hasil penilaian dari tabel di atas, maka lokasi site yang paling sesuai adalah di jalan Pertama. Pemilihan lokasi di jalan ini dikarenakan lokasi dekat dengan stasiun kereta api dan berada dekat dengan Balai Yasa. Universitas Sumatera Utara 16

2.2.1.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Dalam pemilihan lokasi perancangan Museum Sejarah Kota Medan, perlu untuk memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan RUTRK. Fungsi perancangan harus sesuai dengan lokasi yang terdapat di dalam kebijakan pemerintah. Rencana Kawasan menurut Mebidangro : No Kawasan Pusat Kegiatan 1 Kawasan Perkotaan Inti Medan a. Pusat pemerintahan provinsi; b. Pusat pemerintahan kota danatau kecamatan; c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional dan regional; d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional dan regional; f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional dan regional; g. Pusat kegiatan industri kreatif h. Pusat kegiatan industri manufaktur; i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan; j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional; k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional; l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional; m. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara; n. Pusat kegiatan pariwisata; dan o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya. Tabel 2.2 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro sumber: Mebidangro, 2011 Universitas Sumatera Utara 17 Berdasarkan Buku Mebidangro, terdapat beberapa fungsi pusat kegiatan yang dibutuhkan di kawasan perkotaan inti medan, yaitu Pusat kegiatan pariwisata, pameran dan sosial budaya. Oleh karena itu fungsi bangunan museum sudah sesuai dengan kegiatan tersebut. Sasaran peuntukan menurut RUTRK : WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Sasaran Peruntukan A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan. B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah dan sarana pendidikan. C 1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan Perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas Aksara Pemukiman, perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan. D 1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan. E 1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan pembangunan sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. Tabel 2.3 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan sumber: RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Medan Universitas Sumatera Utara 18 Menurut RUTRK, daerah kecamatan Medan Barat diperuntukkan untuk perdagangan dan rekreasi. Fungsi Museum sudah sesuai dengan RUTRK yaitu untuk rekreasi.

2.2.1.2 Pencapaian

Bangunan museum merupakan sebuah bangunan rekreasi yang bertujuan untuk mendatangkan banyak pengunjung. Untuk itu harus diperhatikan beberapa hal untuk pencapaian, antara lain :  Berada di lokasi strategis yang dapat diakses banyak jalan, karena museum merupakan bangunan publik yang diperuntukkan bagi masyarakat.  Dapat dicapai melalui berbagai jenis kendaraan, baik itu kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Oleh karena itu diperlukan halte maupun stasiun yang berada di dekat lokasi  Sangat diprioritaskan untuk dapat dicapai dengan berjalan kaki, oleh karena itu dibutuhkan fasilitas – fasilitas untuk pejalan kaki Universitas Sumatera Utara 19 Kuala Namu 45 menit Tol Belmera 15 menit Tanjung Morawa 45 menit Pusat Kota 15 menit Belawan 30 menit Binjai 50 menit Berastagi 2 jam 15 menit Diagram 2.1 Pencapaian Lokasi site

2.2.1.3 Area Pelayanan

Area Pelayanan Museum Sejarah Kota Medan mencakup seluruh Kota Medan terutama di kawasan Pulo Brayan yang meliputi Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli. Lokasi Site Universitas Sumatera Utara 20

2.2.1.4 Persyaratan Lain

Lokasi site adalah lahan kosong sehingga tidak diperlukan pembebasan lahan. Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis, yaitu berada di jalur penghubung Kota Belawan dan Kota Medan. Lokasi juga berada di kawasan bersejarah Pulo Brayan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Pemilihan lokasi disesuaikan dengan peraturan tata ruang kota yang sudah ditetapkan.

2.2.2 Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

Kondisi existing tapak rancangan pada saat sekarang ini merupakan lahan kosong.  Luas Lahan : 15.000 m 2 atau 1,5 Ha  Kontur : Kondisi lahan relative datar dan tidak berkontur  KLB : 5  KDB : 50 - 75  GSB : 12n + 1 n = lebar jalan  Ketinggian bangunan : -  Pemilik : -  Bangunan existing : Perumahan Penduduk  Keistimewaan site : - Site berada di dekat Balai Yasa -Site merupakan kawasan Transit Oriented Development TOD. -Kawasan di sekitar site memiliki nilai sejarah tinggi. -Site berada dekat dengan Sungai Deli Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Sumber : RUTRK Universitas Sumatera Utara 22 2.3 Tinjauan Umum Proyek 2.3.1 Perkembangan Kota Perjalanan sudah menemukan titik terang lokasi dimana harta karun berada. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah melihat garis besar yang ada di dalam peta. Garis besar ini merupakan petunjuk penting dalam menemukan harta tersebut. Pada perkembangannya Kota Medan dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Mebidangro yang meiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal PKN sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional KSN dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia- Malaysia-Thailand IMT-GT. Poin penting ini menjadi landasan utama bagi pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk Metropolitan Mebidangro. Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo, menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan :  Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera.  Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS daerah aliran sungai.  Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan Universitas Sumatera Utara 23  Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro. Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat beberapa kegiatan, diantaranya :  Pusat kegiatan perdaganganbisnis,  Pusat pelayanan transportasi TOD,  Pusat kegiatan sosial-budaya. Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timura terdapat satu potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :  Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara Jasa perhotelan, perkantoran.  Pusat pelayanan transportasi Stasiun KA Pulo Brayan.  Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

2.3.2 Kebijakan Pembangunan

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan Kota Medan yang akan dituju, adalah: “Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan investasi” Universitas Sumatera Utara 24 Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028  Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN dan Kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat;  Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah belakangnya;  Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya;  Tersedianya Ruang Terbuka Hijau RTH Kota yang memadai;  Melindungi kawasan sosial-budaya bersejarah yang merefleksikan elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur, aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosial- budaya dan bangunan bersejarah; Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.6 Peta Pola Ruang Kecamatan Medan Timur Sumber : RUTRK

2.3.3 Deskripsi Proyek

Museum menurut International Council of Museums ICOM, 2004 adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh merawat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jadi diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan kenyamanan. Peruntukkan lahan pada kawasan perancangan adalah bangunan fungsi campuran, transportasi, perumahatan, komersil dan ruang terbuka hijau. Universitas Sumatera Utara 26 Menurut ICOM International Council of Museums, fungsi museum ada 9, yaitu sebagai berikut :  Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan budaya dan alam.  Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah.  Konservasi dan preservasi.  Media penyebaran dan penyerataan ilmu untuk umum.  Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian.  Visualisasi warisan budaya dan alam.  Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.  Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.  Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME. Tujuan museum secara umum menurut ICOM yaitu untuk memelihara, menyelidiki dan memperbanyak. Sedangkan secara khusus yaitu memamerkan kepada khalayak ramai guna pendidikan, pengajaran, dan penikmat akan bukti- bukti nyata berupa benda-benda- dari manusia dan lingkungannya. Kawasan Pulo Brayan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Akan tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahui nilai sejarah yang dikandung kawasan ini. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan suatu museum yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya sejarah yang dimiliki Kota Medan. Selain itu, fungsi museum di kawasan Pulo Brayan ini juga sebagai penunjang konsep urban renewal kawasan yang dapat menjadi daya tarik pariwisata bagi Kota medan. Universitas Sumatera Utara 27

2.3.4 Klasifikasi Museum

Berdasarkan Pasal 2 Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.KM.33PL.303MKP2004, museum dibedakan berdasarkan koleksi yang disimpan menjadi museum umum dan museum khusus.  Museum Umum ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Contoh museum umum adalah Museum Nasional di Jakart yang koleksinya mencakup kekayaan budaya dari seluruh pelosok Indonesia.  Museum Khusus ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Contoh museum khusus adalah Museum IPTEK, Museum Serangga dan Kupu-kupu, Museum Reptil, Museum Air Tawar, dan berbagai museum lainnya di Taman Mini Indonesia Indah yang koleksinya terbatas pada tema tertentu. Berdasarkan Sutaarga, 1999, klasifikasi museum dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang, antara lain :  Berdasarkan status hukum dan kepemilikannya, museum dapat dibagi menjadi : a. Museum dengan status kepemilikan pemerintah b. Museum dengan status kepemilikan swasta  Berdasarkan ruang lingkup wilayah, tugas dan status hukum pendirian serta tujuan penyelenggaraan kedudukannya, museum dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Museum Nasional b. Museum Lokal : - Museum Provinsi -Museum Kabupaten - Museum Kotamadya Universitas Sumatera Utara 28 2.4 Tinjauan Fungsi 2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran umum mengenai pengguna dan aktivitasnya yang terjadi didalam bangunan. Pelaku dan pengguna museum sejarah dan seni ini adalah :  Pengunjung Merupakan pengunjung dari Museum Sejarah Kota Medan. Pengunjung ini dapat dari berbagai kalangan.  Pengelola Merupakan pengelola dari Museum Sejarah Kota Medan  Peneliti Merupakan Peneliti benda – benda bersejarah yang akan di pajang di dalam museum.  Service Merupakan pegawai servis dari Museum Sejarah Kota Medan. Kegiatan Utama adalah kegiatan yang mendasar yang dilakukan oleh pelaku kegiatan. Beberapa kegiatan yang terjadi berdasarkan sifatnya adalah :  Edukatif : bersifat lebih mendidik dan menambah pengetahuan.  Rekreatif : bersifat lebih menghibur refreshing.  Kreatif : bersifat menambah kemampuan otak leih aktif. Kegiatan Pendukung adalah kegiatan yang menunjang kegiatan utama sebagai fasilitas tambahan. Beberapa kegiatan pendukung:  Souvenir dan Reatil  Pusat data dan penelitian umum  Taman dan Ruang luar Universitas Sumatera Utara 29

2.4.2 Deskripsi Perilaku

 Pengunjung Diagram 2.2 Perilaku Pengunjung  Pengelola Diagram 2.3 Perilaku Pengelola TICKETING PARKIR ENTRANCE LOBBY TANGGA HALL TOILET SOUVENIR CAFE FOOD GALERI KANTOR PARKIR ENTRANCE TOILET RUANG PERTEMUAN TAMAN CAFE FOOD PULANG TAMAN PULANG Universitas Sumatera Utara 30  Servis Diagram 2.4 Perilaku Pengelola

2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Museum merupakan bangunan publik. Oleh karena itu luasan museum diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut. Pendistribusian luas areal museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata, dimana luas areal untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal pameran. Populasi Total Luas Areal Museum m2 10.000 650 – 1300 25.000 1115 – 2230 50.000 1800 – 3600 100.000 2700 – 5500 250.000 4830 – 9800 500.000 7600 – 15.000 1.000.000 12.000 – 23.500 Tabel 2.4 Standard Luasan Museum Sumber: Coleman, Laurence Vail. Museum Buildings LOBBY PARKIR ENTRANCE TOILET RUANG ALAT GUDANG DAPUR TAMAN PULANG Universitas Sumatera Utara 31 Dalam perancangan museum, harus dipikirkan pembagian ruang, jumlah ruang, ukuran ruang, faktor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah sistem penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua komponen yaitu bangunan pokok dan penunjang. Secara umum gedung museum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:  Bangunan dikelompokkan berdasarkan fungsi dan aktivitasnya, ketenangan dan keramaian serta keamanan.  Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.  Area publik terdiri dari bangunan umum pameran tetap dan temporer serta bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.  Area semi publik terdiri dari bangunan adminsitrasi perpustakaan dan ruang rapat.  Area privat terdiri dari laboratorium, studio serta daerah servis lainnya. Menurut J. De Chiara dan J.H. Callendar dalam Time Saver Standards for Building Types 1983, persyaratan untuk sebuah museum harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :  Pemilihan Tapak Lokasi tapak tidak harus berada di pusat kota dengan pertimbangan sudah tersedianya jaringan dan fasilitas transportasi untuk mencapai suatu lokasi ke lokasi lainnya.  Ruang Servis Pertimbangan jumlah luasan ruang yang diperlukan untuk kegiatan servis dan kegiatan penunjang lainnya. Penentuan kebutuhan ruang ini berkaitan dengan tujuan dan fungsi museum, sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya dapat berlangsung dengan baik. Universitas Sumatera Utara 32  Perencanaan Ruang Luar Sebuah museum yang dibangun di lingkungan yang padat, seperti daerah pusat kota maupun luar kota, penataan ruangnya harus menciptakan suasana yang terlingkupi.  Penerangan Alami Penerangan alami dari cahaya matahari memiliki aspek ekonomis yang tinggi, namun juga memiliki efek yang buruk. Karena itu, keberadaan penerangan alami harus ditata sedemikian rupa agar tidak ada lubang cahaya yang mengganggu.  Bentuk Ruang Dalam mendesain sebuah museum perlu penataan ruang yang baik dan fleksibel. Hal tersebut disebabkan karena fungsi galeri yang temporer dan berubah tema dan isinya.  Pembagian Ruang Pembagian ruang dalam museum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan materi pameran, tentunya berkaitan erat dengan sistem penyinaran dan pemanfaatan penerangan alami.  Pintu Masuk Di lokasi, pengunjung sudah diarahkan dan diberi pilihan-pilihan untuk menjelajahi ruang-ruang pamer yang ada. Penempatan pintu ini juga memudahkan pengawasan dan pelayanan terhadap pengunjung.  Ruang Pamer Museum dengan dimensi dan bentuk ruang yang sama akan menciptakan kesan monoton. Dengan membuat variasi antara ketinggian plafon dan lebar rung, didukung dengan perbedaan warna dan bahan dari dinding dan lantai akan membuat perhatian spontan dari pengunjung. Kesan monoton terjadi bila banyak ruang yang memiliki dimensi dan bentuk yang sama disusun dalam satu garis. Universitas Sumatera Utara 33

2.4.4 Studi Banding Proyek Sejenis

Hong Kong Museum Of History Gambar 2.7 Hong Kong Museum Of History Sumber : Google Museum ini terletak di 100 Chatham Road South, Tsim Sha Tsui, Kowloon, Hong Kong. Hong Kong Museum of History menampilkan sejarah perkembangan dan warisan budaya Hong Kong dari masa silam, yang dirangkum dalam tema resmi museum ini yaitu The Hong Kong Story. Menempati area 7000 m2, The Hong Kong Story ditampilkan dalam 8 galeri yang dikategorikan menurut urutan waktu, mulai dari jaman prasejarah hingga era modern. Gambar 2.8 Lobby Hong Kong Museum Of History Sumber : Google Universitas Sumatera Utara 34 Di tiap galeri, tersedia beberapa panel grafis yang menampilkan film dokumenter, slide-show, dan program multimedia lainnya. Di galeri pertama, yaitu The Natural Environment, pengunjung diajak masuk ke semacam terowongan untuk menyelami proses terbentuknya alam semesta, dengan fokus terbentuknya topografi Hong Kong sekitar 400 juta tahun lalu. Lanjut ke galeri kedua, yaitu Prehistoric Hong Kong yang menampilkan aktivitas manusia purba sejak 6000 tahun lalu. Galeri ini menampilkan artefak zaman prasejarah seperti alat-alat dari batu, perunggu, dan gerabah. Di galeri ketiga, yaitu The Dynasties: from the Han to the Qing ditampilkan artefak dan maket-maket yang menggambarkan sistem masyarakay dari dinasti Han. Galeri yang keempat yaitu Folk Culture in Hong Kong, menampilkan perkembangan kebudayaan tradisional Hong Kong, yang pastinya serupa dengan kebudayaan China. Galeri 5 hingga 7 menampilkan kisah Hong Kong saat perang Opium dan invasi bangsa asing di Hong Kong, yaitu Inggris hingga Jepang. Gambar 2.9 Interior Hong Kong Museum Of history Sumber : Google Universitas Sumatera Utara 35 Museum Fatahillah Jakarta Gambar 2.10 Museum Fatahillah Jakarta Sumber : Google Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Museum Fatahillah Jakarta adalah adalah salah satu bangunan gedung peninggalan Era penjajahan Belanda, Selain itu gedung ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang merupakan saksi bisu perjuangan bangsa kita meraih kemerdekaan. Museum yang terletak pada wilayah Jakarta pusat ini, memang memiliki ketertarikan tersendiri. Selain letaknya pada pusat kota, museum ini juga menyimpan sejarah pada masa penjajahan Belanda di tanah air khususnya di Jakarta. Pada awalnya sejarah museum fatahillah merupakan bangunan kolonial Belanda yang dipergunakan sebagai balai kota. Peresmian gedung dilakukan pada tanggal 27 April 1626, oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier 1623-1627 dan membangun gedung balai kota baru yang kemudian direnovasi pada tanggal 25 Januari 1707, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan baru selesai pada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan lain, yaitu pada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck. Universitas Sumatera Utara s d P t Gedu sebagai Peng dan Dewan 1942, gedun Provinsi Jaw tempat peng Gamb ung yang di gadilan, Kan Kotapraja ng tersebut j wa Barat. K gumpulan log Gamba bar 2.11 Perk Sum ipergunakan ntor Catatan College van juga digunak Kemudian ta gistik Dai Ni ar 2.12 Hala Sum kembangan M mber : Goog n sebagai Ba Sipil, tempa n Scheppen kan untuk m ahun 1942-1 ippon. aman Depan M mber : Goog Museum Fatah le alaikota ini, at warga ber

n. Kemudia

mengatur sist 1945, difung Museum Fatah le hillah juga memi ibadah di ha an sekitar ta tem Pemerin gsikan sebag hillah 36 iliki fungsi ari Minggu, ahun 1925- ntahan pada gai kantor Universitas Sumatera Utara 37 Kemudian sekitar tahun 1919 untuk memperingati berdirinya batavia ke 300 tahun, warga kota Batavia khususnya para orang Belanda mulai tertarik untuk membuat sejarah tentang kota Batavia. Lalu pada tahun 1930, didirikanlah yayasan yang bernama Oud Batavia Batavia Lama yang bertujuan untuk mengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia. Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer 1936-1942, dan dibuka untuk umum pada tahun 1939.. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974. Pada sejarah museum fatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya. Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak peninggalan bersejarah yaitu :  Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik- keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli Betawi Batavia seperti dapur khas Betawi tempo dulu  Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.  Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunan ini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi, sebagai belenggu kaki para tahanan. Universitas Sumatera Utara a m m P Untuk m atas masyara masyarakat memahami Pengunjung 1. Wisa 2. Jelaj 3. Work 4. Nont 5. Penta 6. Kunj Ga Gambar merekonstruk akat yang di dapat beri jiwa zama antara lain: ata Kampung ah Malam M kshop Skets ton Bareng f as Seni Ala J jungan ala te ambar 2.13 I Sum

2.14 Penjara Sum