29
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Pengunjung
Diagram 2.2 Perilaku Pengunjung
Pengelola
Diagram 2.3 Perilaku Pengelola
TICKETING PARKIR
ENTRANCE
LOBBY TANGGA
HALL
TOILET
SOUVENIR CAFE
FOOD GALERI
KANTOR PARKIR
ENTRANCE
TOILET
RUANG PERTEMUAN
TAMAN CAFE
FOOD
PULANG TAMAN
PULANG
Universitas Sumatera Utara
30
Servis
Diagram 2.4 Perilaku Pengelola
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Museum merupakan bangunan publik. Oleh karena itu luasan museum diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut. Pendistribusian luas areal
museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata, dimana luas areal untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal pameran.
Populasi Total Luas Areal Museum m2
10.000 650 – 1300
25.000 1115 – 2230
50.000 1800 – 3600
100.000 2700 – 5500
250.000 4830 – 9800
500.000 7600 – 15.000
1.000.000 12.000 – 23.500
Tabel 2.4 Standard Luasan Museum Sumber: Coleman, Laurence Vail. Museum Buildings
LOBBY PARKIR
ENTRANCE
TOILET
RUANG ALAT
GUDANG DAPUR
TAMAN PULANG
Universitas Sumatera Utara
31
Dalam perancangan museum, harus dipikirkan pembagian ruang, jumlah ruang, ukuran ruang, faktor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah
sistem penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua komponen yaitu bangunan pokok dan penunjang. Secara umum gedung museum
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Bangunan dikelompokkan berdasarkan fungsi dan aktivitasnya,
ketenangan dan keramaian serta keamanan.
Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.
Area publik terdiri dari bangunan umum pameran tetap dan temporer
serta bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.
Area semi publik terdiri dari bangunan adminsitrasi perpustakaan dan
ruang rapat.
Area privat terdiri dari laboratorium, studio serta daerah servis lainnya.
Menurut J. De Chiara dan J.H. Callendar dalam Time Saver Standards for Building Types 1983, persyaratan untuk sebuah museum harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
Pemilihan Tapak Lokasi tapak tidak harus berada di pusat kota dengan pertimbangan sudah
tersedianya jaringan dan fasilitas transportasi untuk mencapai suatu lokasi ke lokasi lainnya.
Ruang Servis
Pertimbangan jumlah luasan ruang yang diperlukan untuk kegiatan servis dan kegiatan penunjang lainnya. Penentuan kebutuhan ruang ini berkaitan dengan
tujuan dan fungsi museum, sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya dapat berlangsung dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
32
Perencanaan Ruang Luar
Sebuah museum yang dibangun di lingkungan yang padat, seperti daerah pusat kota maupun luar kota, penataan ruangnya harus menciptakan suasana yang
terlingkupi.
Penerangan Alami Penerangan alami dari cahaya matahari memiliki aspek ekonomis yang
tinggi, namun juga memiliki efek yang buruk. Karena itu, keberadaan penerangan alami harus ditata sedemikian rupa agar tidak ada lubang cahaya yang
mengganggu.
Bentuk Ruang Dalam mendesain sebuah museum perlu penataan ruang yang baik dan
fleksibel. Hal tersebut disebabkan karena fungsi galeri yang temporer dan berubah tema dan isinya.
Pembagian Ruang
Pembagian ruang dalam museum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan materi pameran, tentunya berkaitan erat dengan sistem penyinaran dan
pemanfaatan penerangan alami.
Pintu Masuk Di lokasi, pengunjung sudah diarahkan dan diberi pilihan-pilihan untuk
menjelajahi ruang-ruang pamer yang ada. Penempatan pintu ini juga memudahkan pengawasan dan pelayanan terhadap pengunjung.
Ruang Pamer
Museum dengan dimensi dan bentuk ruang yang sama akan menciptakan kesan monoton. Dengan membuat variasi antara ketinggian plafon dan lebar rung,
didukung dengan perbedaan warna dan bahan dari dinding dan lantai akan membuat perhatian spontan dari pengunjung. Kesan monoton terjadi bila banyak
ruang yang memiliki dimensi dan bentuk yang sama disusun dalam satu garis.
Universitas Sumatera Utara
33
2.4.4 Studi Banding Proyek Sejenis