5.2 Hasil Temuan
5.2.1 Informan kunci : Konselor Adiksi PSPP “Insyaf”
Nama : Indra
Jenis Kelamin : Pria Umur
: 27 tahun Alamat
: Perumahan Griya II Tanjung Anom Indra adalah seorang konselor di Panti Sosial Parmadi Putra Insyaf. Awalnya
beliau bertugas di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf saya mewawancarai beliau, beliau menjelaskan :
“Pada tahun 2013 saya salah satu penerima manfaat di PSPP “Insyaf”, kemudian karena salah satu pekerjan dalam merehabilitasi
korban penyalahgunaan narkoba NAPZA terdapat sebagai konselor adiksi, dimana konselor adiksi mempunyai pekerjaan sebagai
mendampingi klien dalam menangani masalah-masalahnya, saya diangkat menjadi salah satu konselor pada tahun 2014.”
Tugas yang dilakukan koselor saat pertama kali bertemu keluarga klien adalah menyelaraskan tujuan awal keluarga dalam merehabilitasi klien, memberikan
pengetahuan kepada keluarga klien sebagai modal bagi keluarga dalam menghadapi klien setelah selesai direhabilitasi, menciptakan nilai-nilai kekeluargaan antara
sesama keluarga yang mempunyai masalah pecandu narkoba dan memberi dukungan serta motivasi dalam proses pemulihan.
Sedangkan bagi klien yang sedang direhabilitasi para konselor menerapkan adanya peraturan untuk tidak boleh membahas tentang narkoba selama masa
rehabilitasi dan apabila tertangkap membicarakan narkoba, seperti rasa narkoba lebih enak dari bandar yaitu akan dikenakan sanksi. Menurut Indra :
“Diharapkan kebiasaan yang dibuat selama di Panti akan dilihat berlaku atau tidak saat pasien bertemu dengan keluarga.
Diharapkan juga kelurga tidak menaruh curiga berlebihan terhadap pecandu. Contoh : ibu yang takut anaknya berteman dengan salah
seorang kawannya yang merupakan penyedia narkoba bagi anaknya, jadi setiap pulang larut malam orang tua khawatir dan curiga berlebihan.”
Selaku konselor di PSPP “Insyaf”, banyak keluarga yang bercerita tentang masalah anak atau keluarganya yang menjadi korban penyalahguna narkoba. Beliau
menjelaskan : “Mereka bercerita sejarah anaknya sewaktu dirumah. Mereka
mencuri rice cooker, dispenser, menjual handpone orang tuanya, dan lain-lain untuk dijual dan uangnya dibelikan narkoba dan kebanyakan
keluarga yang datang bercerita kejadian yang sama.” Pada masa penyembuhan konselor akan memberikan banyak sekali ilmu kepada
keluarga guna mencegah relaps kambuh. Ilmu yang diberikan adalah seputar pencegah kekambuhan seperti pengetahuan adiksi mulai dari jenis-jenis narkoba
sampe efek yang ditimbulkan serta dampaknya, cara pencegahan relaps kambuh seperti tidak berkumpul dengan lingkungan narkoba kembali, proses pemulihan
seperti pola makan, pola tidur, dan lain-lain. Keterbukaan tentang ketergantungan, contohnya saat klien merasa dirinya sedang ingin mengkonsumsi narkoba setelah
selesai direhabilitasi, saat seperti ini keluarga harus membantu mengalihkan pikiran klien pada hal-hal lain selain narkoba.
Keterlibatan keluarga sangat diharapkan dan harus diusahakan semaksimal mungkin, baik saat sedang direhabilitasi maupun sudah
direhabilitasi. Di saat sedang dalam masa rehabilitasi keluarga harus aktif menanyakan sampai dimana perkembangan klien dan harus membekali diri
dengan ilmu-ilmu yang telah diberikan oleh pihak panti, agar saat klien telah
selesai menjalani masa rehabilitasi keluarga dapat menyikapi keadaan klien dan mendukung penyembuhan klien baik secara fisik, psikis, spiritual, dan
social ekonomi. Maka sekali lagi konselor sebagai penjembatani antara keluarga dengan panti
harus menjelaskan seberapa penting dukungan mereka kepada klien, melalui pertemuan keluarga tiap minggunya akan dibuat komitmen atau perjanjian untuk
tidak mengelurkan klien sebelum program selesai dilaksanakan. Selain itu juga diyakinkan bahwa semua yang dilakukan itu adalah untuk masa depan klien ke arah
yang lebih baik. Pertemuan keluarga dengan klien setelah menjalani masa rehabilitasi selama dua 2 bulan dimaksudkan untuk memberi pelajaran kepada keluarga agar
tidak terlena terhadap perubahan sesaat atau tidak diizinkan utnuk puas sesaat. Menurut Indra :
“Kita mengumpulkan keluarga bukan hanya untuk menonton video saja, tetapi juga untuk membekali keluarga dengan ilmu dan
pengetahuan sehingga keluarga kuat dan siap secara mental saat klien sudah keluar dari rehabilitasi.”
Dengan demikian kesembuhan yang dicapai oleh klien tidak hanya sebatas masa rehabilitasi saja, melainkan setelah klien keluar dari pusat rehabilitasi dan berkumpul
dengan keluarga serta dapat beraktifitas kembali.
5.2.2 Informan Utama I