Metode Bimbingan di Panti Pamardi Putra Insyaf

penyuluhan bagi pasien, sehingga dapat memperoleh terapi psikologi dari ahlinya. Di sini juga nantinya perkembangan psikologi pasien diamati dan dievaluasi, misalnya pasien pecandu shabu-shabu mengalami penurunan mental, jadi perkembangan mentalnya dapat dievaluasi secara terus-menerus. 11. Perpustakaan Fungsi perpustakaan di panti sebagai sumber informasi serta temapat penyimpanan karya manusia. Ruang ini khususnya digunakan semua pihak panti sebagi sarana pendidikan dan pemebelajaran artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar bagi klien di PSPP “Insyaf”.

4.5 Metode Bimbingan di Panti Pamardi Putra Insyaf

Seseorang pecandu narkoba sangat tergantung pada narkoba dimana semakin lama mereka menguunakan narkoba, maka semakin besar pula ketergantungannya terhadap narkoba. apabila keinginan mereka terhadap narkoba tidak terpenuhi, maka mereka akan merasa kedinginan, sakit kepala, gelisah dan meronta-ronta. Hal inilah yang disebut dengan isitilah ‘sakau’. Pecandu narkoba yang dirawat dipusat, maka pada saat itulah terjadi proses resosialisasi karena pada tahap awal seseorang pasien itu diasingkan dan ditempatkan di suatu kamar khusus yang terpisah dari pasien lainnya. Selain merupakan proses pencabutan diri juga untuk menghilangkan rasa sakaunya. Apabila sakaunya kambuh, maka tangan dan kaki pasien akan diikat. Selama masa sakau ini pasien dijaga ketat oleh dokter dan perawat serta tidak dibenarkan berinteraksi dengan siapapun baik sesama pasien maupun keluarganya. Hal ini terjadinya selama ± 1 minggu tergantung dari tingkat kecanduannya pada narkoba. Setelah satu minggu dan sakaunya telah hilang, maka pasien dipindahkan ke kamar biasa dan telah dapat berinteraksi dengan pasien lainnya, dapat mengikuti aktivitas sehari-hari bersama dengan pasien yang lainnya, serta sudah diperbolehkan dikunjungi oleh para orang tua atau keluarga pada saat minggu kunjungan yang telah ditetapkan pihak pusat. Pada saat inilah berlangsung proses resosialisasi dimana pasien ditanamkan sesuatu nilai-nilai baru. Selama dalam panti, aktivitas sehari-hari yang dilakukan pasien adalah pada pagi hari biasanya mereka sholat shubuh bagi muslim, lalu dilanjutkan dengan olahraga. Setelah berolahraga mereka mandi, sarapan lalu mengikuti program bimbingan yang telah ditentukan oleh pihak pusat. Pada sore hari, mereka dapat melakukan beberapa kegiatan seperti menonton televisi, bermain game dan lain-lain. Di sela-sela aktivitasnya, mereka tetap diingatkan untuk melakukan sholat pada waktunya. Malam harinya, mereka tidak diperkenankan berada di luar kamar melebihi jam 11 malam. Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf terdapat beberapa metode bimbingan, yaitu : 1. Bimbingan Medis Pada metode pengobatan medis, dokter memeriksa kondisi tubuh pasien untuk mengetahui apakah apsien memiliki penyakit bawaan atau tidak, sehingga dalam perawatan selanjutnya dapat diantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Bimbingan Rohani Spritual Selama dalam panti, para pasien diberikan pelajaran dan pengetahuan tentang agama sesuai dengan agama masing-masing. Pasien diajarkan untuk beribadah, membawa kitab suci dan belajar mengenal diri sendiri sesuai denga agamanya. Metode ini dilakukan agar pasien lebih mendekatkan diri dengan Allah, memiliki iman yang kuat sehingga tidak lagi terpengaruh pada penggunaan narkoba. 3. Bimbingan Fisik dan Psikis Metode fisik dan psikis di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf dilakukan dengan cara berolahraga setiap hari seperti basket, tenis meja, bulu tangkis, sepak bola dan lain-lain. Selain itu juga dilakukan cross country pada waktu-waktu tertentu. Melalui kegiatan ini para pasien dapat melihat langsung kondisi masyarakat di sekitar mereka, sehingga mereka dapat membuka pemikiran mereka bahwa mereka juga bagian dari masyarakat. Metose psikis dilakukan dengan cara konsultasi dengan psikolog yang bertugas di pusat, dimana psikolog bertugas membantu pasien mempersiapkan dirinya untuk kembali ke tengah-tengah masyarkat. Psikolog tidak hanya melakukan konsultasi dengan pasien tetapi juga keluarga pasien. 4. Bimbingan Sosial Upaya memulihkan dan mengembangkan tingkah laku yang positif, kemauan dan ekmampuan klien dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya. Bertujuan untuk memulihkan dan mengembangkan tingkah laku yang positif sehingga mampu melaksanakan teman, keluarga, orang tua dan lingkungannya. Kegiatan bimbingan social fungsi sosialnya secara wajar, dapat bersosialisasi, beradaptasi dengan meliputi: pertemuan informal, pertemuan kelompok kecil, kelompok diskusi yang terfokus, diskusi logis serta pertemuan akhir pekan. 5. Bimbingan Keterampilan Serangkaian kegiatan yang terencana memberikan bekal keterampilan kerja bagi klien untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan keterampilan klien agar dapat memiliki keterampilan kerja sesuai dengan bakat dan minatnya. Setelah klien mengikuti bimbingan keterampilan selama satu tahun, mereka diharapkan dapat memanfaatkan potensinya sebagai modal hidup serta dapat mandiri secara social maupun ekonomi. Disamping itu menghilangkan stigma negative masyarakat terhadap korban penyalahgunaan narkoba.

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini data-data yang telah didapatkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif yang lebih mementingkan ketetapan dan kecukupan data, dimana data yang disajikan berupa deskriptif tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberpa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri. Data-data yang didapatkan diperoleh peneliti dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan informan. Analisis data adalah upaya mengelolah data menjadi informasi, sehingga karateristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka peneliti mencoba menguraikan hasil wawancara dengan informan tentang data-data tersebut. Adapun informan yang peneliti wawancari adalah informan utama, informan kunci dan informan tambahan. Informan utama terdiri dari Pekerja Sosial Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf, informan kunci adalah terdiri dari 5 Responden yang sedang menjalani masa rehabilitasi di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf dan informan tambahan adalah orang tua dari klien. Lokasi dari Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf ini terletak di Jl. Berdikari No.37 Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

Dokumen yang terkait

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

18 140 138

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 12

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 32

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 4

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21