Keluarga : Kakak klien ANALISIS DATA

menitipkan salam padanya. Setelah hampir 9 Sembilan bulan menjalani masa rehabilitasi, JPS bertekad untuk pulih secara total dari ketergantungannya terhadap narkoba. JPS berniat untuk memulai hidup baru dilingkungan yang baru nanti. Dia ingin membangun keluarga yang bahagia dengan tanpa ancaman dari narkoba.

5.2.3 Informan Utama II

a. Keluarga : Kakak klien

Nama : WK Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 28 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Ibu rumah tangga Status : Menikah WK adalah kakak klien ES yang tinggal di Polonia Medan. WK adalah kakak tertua dari 3 bersaudara, dimana ES adalah anak bungsu di keluarganya. ES dan keluarganya tidak mengetahui bahwa ES adalah pengguna narkoba, karena ES menggunakan narkoba semenjak ia duduk di bangku 3 tiga SMP. WK mengetahui ES menggunakan narkoba dari teman-teman ES dan tingkah laku ES yang semakin buruk. WK menjelaskan: “Kami sebagai keluarganya tidak tahu menahu mengenai masalah ini, sampai teman-temannya menelepon saya dan meceritakan apa yang terjadi begitu juga dengan orang tua saya mengeluh karena tingkah lakunya. Saya dan keluarga sangat terkejut saat mendengar cerita teman-temannya, karena sebelumnya ES tidak pernah bermasalah dengan narkoba, apalagi untuk mencobanya.” Setelah mendengar cerita dari teman-teman ES, WK segera membicarakan langkah apa yang terbaik untuk ES dalam mengobati dari ketergantungannya. Cara rehabilitasi adalah keputusan yang diambil oleh keluarga dan WK pun mencari tempat rehabilitasi untuk ES, WK mendapatkannya dari saudara mereka. WK segera mencari tahu bagaimana cara untuk memasukkan ES ke pusat rehabilitasi tersebut. WK menanyakan tentang pusat rehabilitasi kepada teman-temannya yang sering berhubungan dengan narkoba. setelah mendapat informasi yang WK butuhkan, beliau segera mendatangi PSPP “Insyaf” yang ada di Lau Bakeri dan berkonsultasi dengan pihak rehabilitasi. Segera WK mendaftarkan ES tanpa sepengetahuan calon klien. Pendanaan bulanan ES dikumpulkan dari hasil patungan keluarga. Beberapa hari setelah mendaftarkan ES, WK segera membawa ES ke PSP “Insyaf”. Karena ES belum menyetujuinya untuk mulai di rehabilitasi, WK dan keluarga terpaksa menggunakan cara lain agar ES dapat di rehabilitasi di PSPP “Insyaf”. Dengan alasan ES diajak untuk melihat-lihat tempat rehabilitasi yang ditawarkan saudaranya, apabila merasa cocok dengan tempat rehabilitasinya ES dapat memberitahukannya kepada WK untuk didaftarkan. Saat sampai di PSPP “Insyaf”, ES dipersilahkan untuk berkeliling melihat keadaan PSPP “Insyaf”. Segera dengan sigap dan cekatan konselor dan bagian keamanan yang sedang bertugas memegangi ES dengan kuat. ES yang tidak mengetahui rencana yang sudah dibuat WK dan pihak panti memberikan perlawanan dan memberontak. Namun Es tidak sanggup melawannya, WK dan orang tuanya yang ikut mengantar melihatnya sampai dimasukkan ke ruangan isolasi. WK yang tidak mengikuti hanya melihat dari jauh ES dibawa paksa sambil mengucapkan kata- kata kasar, alasan WK tidak ikut ngantar ke ruang isolasi karena sebenarnya ia tidak tega lihat adiknya diperlakukan seperti itu. WK dan keluarganya memaklumi perlawananya yang diberikan oleh ES, karena memang pada awalnya Es tidak mengetahui niat keluarganya yang akan memasukkannya ke pusat rehabilitasi. Setelah yakin kondisi ES sudah dapat dikontrol oleh pihak panti, WK dan keluarganya segera meninggalkan ES dan kembali ke Medan. Seperti yang sudah diprogramkan pihak panti kepada keluarga klien lain, keluarga ES juga diharuskan mengikuti pertemuan keluarga setiap hari jum’at sesuai yang sudah dijadwalkan. Pada pertemuan keluarga, konselor menjelaskan perkembangan klien selama berada di pusat rehabilitasi. Perkembangan ES sendiri seperti yang dijelaskan konselor kepada keluarga WK: “Biar pun ES sudah hampir 5 bulan menjalani masa rehabilitasi, dia tetap belum bisa menerima kenyataan bahwa ia sedang dalam masa rehabilitasi. Menurut cerita ES kepada konselor dirinya tidak separah itu sehingga dirinya ahrus direhabilitasi secara paksa seperti ini. Kami sekeluarga juga sangat menyayangkan kejadian ini, kami keluarganya yang berada di Medan tidak satu pun yang menyangka bahwa ES adalah pecandu narkoba.” Setelah 2 dua bulan menjalani masa rehabilitasi, WK dan keluarganya diperbolehkan bertemu dengan ES di PSPP “Insyaf”. Awalnya keluarga sangat takut untuk bertemu dengan ES karena saat itu telah membohongi ES agar dapat masuk kepusat rehabilitasi. Ternyata telah sampai di PSPP “Insyaf” dan bertemu dengan ES, respon yang diberikan sangatlah positif. Menurut WK: “Kami pikir ES akan marah kepada kami karena telah berbohong saat hendak memasukkannya ke panti ini. Ternyata saat kami bertemu dengannya, ES justru menyambut kami dengan senang. Saat dia tahu kami sampai kami melihatnya bergegas menemui kami dan memeluk kami satu per satu. ES mengucapkan kata maaf telah terlena pada barang haram itu, ES mengaku sangat menyesal pernah berbuat kesalahan yang begitu fatal sehingga membuat keluarga kecewa kepadanya. Selain itu ES juga mengatakan dia akan mengikuti program rehabilitasi ini sampai sembuh.” Keluarga tidak menyangka respon positif yang telah diberikan ES. Selama menjalani rehabilitasi, ES menjadi lebih sabar dan dewasa. Hal ini membuat keluarga merasa keputusan untuk merehabilitasi ES tidaklah sia-sia. WK dan keluarga juga mengatakan akan memperbaiki hubungan yang mulai renggang satu dengan lainnya. WK dan keluarganya memberikan dukungan penuh kepada ES guna kesembuhannya. WK juga mengatakan kepada ES bahwa dia dan keluarga siap mendukung setiap keputusan ES selama tujuannya baik dan untuk proses kesembuhannya. Keluarga juga sangat senang melihat kemajuan ES yang mulai rajin sholat, tidak jarang ES juga menjadi imam pada sholat berjamaah dengan klien lain. Selain rajin sholat, keluarga juga salut akan perubahan ES yang sudah banyak menghafal ayat-ayat al-qur’an, bahkan sesekali dia diminta untuk menyampaikan khotbah pada sholat jum’at. Hal ini sangat berbeda sekali mengingat selama dirumah ES jarang sekali sholat atau berjamaah. Selama mengikuti pertemuan keluarga setelah mengadakan kunjungn ke panti, WK mengatakan dia dan keluarga mendapat banyak pelajaran penting. Selain mengerti bagaimana mencegah relaps pada mantan pecandu narkoba, WK juga belajar bagaimana menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan ES dan belajar untuk saling mempercayai satu dengan yang lainnya. Keluarga berharap setelah menyelesaikan masa rehabilitasinya, ES dapat tetap melaksanakan ajaran-ajaran yang telah dilakukannya selama berada di pusat rehabilitasi. Keluarga juga berharap agar ES dapat kembali bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat walaupun keadaannya saat ini tidak diberitahukan ke masyarakat atau keluarga jauhnya, serta membuat kegiatan-kegiatan positif baginya dan keluarga.

b. Klien : Adik WK

Dokumen yang terkait

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

18 140 138

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 12

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 32

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 2

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

0 0 4

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21