Menurut Gottlieb dalam Smet: 1983, Dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Pecandu narkkoba dapat dipulihkan melalui rehabilitasi yang panjang dan dukungan keluarga.
Keluarga harus mampu membuat gerakan anti penyalahgunaan narkoba, dengan demikian diharapkan dapat menurunkan tingkat resiko mereka terhadap
penyalahgunaan narkoba. Upaya paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba adalah melalui komunikasi dan dukungan keluarga, berkat dukungan dari
keluarga para penyalahguna akan memiliki tekat besar untuk untuk sembuh dari kambuh replase. Dukungan keluarga tidak bisa berhenti setelah pecandu berhasil
melewati proses rehabilitasi.
2.5 Konsep Penelitian
Seperti yang kita ketahui narkoba adalah masalah yang sedang gencar- gencarnya dibicarakan, baik itu pencegah dan pemulihan. Khususnya dibidang
pemulihan, banyak lembaga yang membuat program-program pemulihan pecandu narkoba. Dilihat dari sudut pandang kesejahteraan sosial pecandu narkoba bukanlah
tersangka, melainkan korban yang didasari oleh berbagai faktor. Dalam memerangi pengaruh buruk narkoba dilakukanlah beberapa usaha, salah satunya adalah upaya
penyembuhan bagi penyalahgunaan narkoba seperti yang dilakukan oleh pusat rehabilitasi sosial Panti Parmadi Putra Insyaf.
Pusat rehabilitasi ini memiliki beberapa program dalam penyembuhan pecandu narkoba yang ada didalamnya, program-program tersebut antara lain
bimbingan medis, bimbingan rohani spiritual, bimbingan fisik dan psikis, serta bimbingan social.
Bimbingan medis yaitu dengan melibatkan dokter khusus yang rutin memeriksa keadaan tubuh pasien, penyakit bawaan yang dimiliki pasien sehingga
dapat diberikan perawatan lanjut. Bimbingan rohani dan spiritual yaitu dengan mengajarkan pengetahuan agama kepada pasien sesuai dengan agamanya masing-
masing, pengobatan spiritual ini dilakukan agar pasien mendekatkan dirinya kepada allah, bimbingan fisik dilakukan untuk menyehatkan kembali kondisi tubuh mereka
dengan berolahraga dan lintas alam ditujukan agara pasien dapat membuka pikiran mereka tentang lingkungan sekitar dan bahwa mereka juga merupakan bagian dari
masyarakat, sedangkan bimbingan psikis yaitu dengan mendatangkan psikolog yang tidak hanya melakukan konseling dengan pasien saja melainkan dengan keluarganya
juga, bimbingan sosial yaitu memulihkan dan mengembangkan tingkah laku yang positif, kemauan dan kemampuan klien dalam penyesuaian diri dengan lingkungan
sosialnya, sedangkan bimbingan keterampilan yaitu serangkaiann kegiatan yang terencana memberikan bekal keterampilan kerja bagi klien untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan keterampilannya. Upaya penyembuhan itu sendiri akan berhasil jika didukung oleh setiap pihak
yang ada di dalamnya, termasuk yang terpenting adalah dukungan dari keluarga penyalahgunaan narkoba. Pusat rehabilitasi Parmadi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri
mengadakan diskusi dan tukar pikiran sharing dengan keluarga korban penyalahgnaan narkoba yang diadakan setiap minggu. Kegiatan ini dilakukan supaya
keluarga memahami bagaimana cara menyikapi anggota keluarga yang memakai
narkoba. Selain itu keluarga sebagai wadah utama dan pertama yang menampung mantan penyalahgunaan narkoba nantinya mengerti peran dan cara membimbing
agar mereka tidak kambuh kembali. Serta menjaga komunikasi yang baik antar anggota keluarga terutama bagi mantan pecandu narkoba, sehingga dapat terjalin
hubungan emosional yang baik pula. Upaya-upaya yang telah dilaksanakan diharapkan dapat meninggkatkan hasil
yang maksimal tentunya, yaitu mantan pecandu narkoba dapat terbebas dari dorongan kecanduan narkoba, bisa bertangug jawab terhadap diri dan keluarganya,
dan akhirnya mantan pecandu narkoba dapat kembali bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat.
Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir
Dukungan Keluarga :
1. Dukungan Penilaian
2. Dukungan Instrumen
3. Dukungan Informasi
4. Dukungan Emosional
Program Pusat Rehabilitasi Sosial Panti Pamardi Putra Insyaf :
1. Bimbingan Medis
2. Bimbingan Rohani spiritual
3. Bimbingan Fisik dan Psikis
4. Bimbingan Sosial
5. Bimbingan Keterampilan
Tercapainya Tujuan Rehabilitasi :
1. Terbebas dari dorongan kecanduan narkoba
2. Menambahkan tanggung jawab mantan pecandu
narkoba terhadap diri dan keluarga 3.
Dapat bersosialisasi kembali di tengah-tengah masyarakat
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah menjadi masalah serius. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kasus narkoba yang meningkat setiap tahun.
Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia saat ini tengah berada dalam situasi darurat narkoba. Menurutnya, hampir 50 orang meninggal setiap hari karena
narkoba. Penyalahgunaan narkoba belakangan ini bisa dikatakan sudah melampui
batas. Narkoba menyebar luas setiap saat tanpa melihat batasan waktu, tidak peduli pagi, siang, malam dan subuh. Bukan hanya orang dewasa menjadi targetnya, anak
remaja pun menajdi target empuk dalam penyebarluasan narkoba. Selain itu narkoba juga sudah memasuk setiap sisi maupun sendi-sendi kehidupan masyarakat dan
menembus batas atau pun kasta yang ada.Masa bodoh targetnya orang kaya maupun orang miskin, pejabat ataupun tukang parkir, guru ataupun siswa. Semua menjadi
sasaran dalam peredaran gelap narkoba. Bukankah tidak sedih rasanya melihat salah satu korbannya adalah teman kita, tetangga, adik, kakak, bahkan bisa saja orang tua
kita sendiri. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah berlangsung sejak lama dan
semakin lama semakin meningkat, khususnya pada lima tahun belakangan ini. Menurut data Therapeutic Communities Indonesia 2009 diperkirakan ada sekitar
empat juta pecandu yang terjerat narkoba. Hal ini menjadi fokus perhatian pemerintah, karena pada umumnya para pecandu adalah remaja berusia 16-25 tahun