hasilnya nanti akan dilihat oleh orang tua mereka dan nantinya aka dibeli orang tua mereka sendiri. Dan bagi mereka itu bisa menjadi kenang-kenangan mereka nantinya
setelah mereka keluar dari panti. Sedangkan informan keempat sangat menyukai keterampilan elektronika, informan menyukai keterampilan ini karena informan
dulunya suka mengotak-ngatik alat-alat seperti radio, televise dan diperbaikinnya. Informan melakukan keterampilan ini agar informan tetap lancer melakukan kegiatan
seperti ini setelah keluar dari panti. Metode bimbingan keterampilan ini memiliki kegiatan yang terencana dengan
memberikan bekal keterampilan kerja bagi klien untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan klien agar dapat memiliki keterampilan kerja sesuai
dengan bakat dan minatnya. Setelah klien mengikuti bimbingan keterampilan selama setahun, mereka diharapkan dapat memanfaatkan potensinya sebagai modal hidup
serta dapat mandiri secara social maupun ekonomi.
5.3.2 Dukungan Keluarga
5.3.2.1 Dukungan Penilaian
Dukungan penilaian meliputi pertolongan pada klien untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat
digunakan dalam menghadapi stress. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu
mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif klien kepada klien lain, penyemangat,
persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan
keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-
strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif Friedman, 1998.
Infroman pertama mengatakan bahwa dia dipuji oleh isterinya atas kemajuan JPS selama rehabilitasi sangat membuatnya isterinya senang. Saat JPS bertemu
dengan keluarganya terutama isterinya, PC selalu saja memberikan pujian atas perkembangan JPS terutama di bidang keagamaan. Informan kedua pada saat ES
bertemu dengan keluarganya, ES langsung memeluk ibu dan kakaknya ia pun menagis karena ia malu atas kesalahan yang ia perbuat. Tetapi keluarga ES tidak
senang melihat kondisi kesehatannya karena ES semakin kurus layaknya orang gak diberi makan.
Informan ketiga saat bertemu dengan kedua orangtuanya ia merasa takut karena dulunya AA harus dipaksa untuk masuk ke panti rehabilitasi. Selain itu AA
juga takut karena sering menjual perabotan rumah, walaupun ibunya sempat kesal dengan tingkah AA ibu AA sangat khawatir dengan kondisinya. Tetapi AA sudah
mulai berubah menjadi dewasa dan emosinya bisa dikontrolnya. Sedangkan informan keempat, pada saat ibu HH bertemu dengannya, HH langsung meminta maaf karena
berulang-berulang kali di rehabilitasi tidak sembuh juga dan dengan rehabilitasi terakhir ini HH berjanji untuk sembuh serta menjauhi semua hal berbau narkoba. Hal
yang paling membuat saya senang, HH mau meneyelesaikan masa rehabilitasinya sampai benar-benar pulih dari narkoba.
Dari keempat informan disimpulkan bahwa keluarga mau mengakui bahwa klien sudah ada kemajuan positif. Adanya pujian bahwa penilaian yang didapatkan
klien aats sesuatu yang telah diperolehnya, membuktikan pada diri klien bahwa mereka juga pantas diterima oleh orang lain. Dengan adanya keberhasilan yang
dicapai oleh klien yang di samping itu membuat keluarga bahagia, membuka satu gerbong lagi dalam proses pembenahan hubungan keluarga.
Pujian yang diberikan kepada klien atas sesuatu yang telah ia capai dan di sampaikan tidak secara berlebihan akan menimbulkan harga diri bagi klien sempat
hilang. Harga diri ini nantinya akan mempengaruhi rasa saling meneria antara klien dan keluarga, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan usaha klien untuk
sembuh dan kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Informan pertama mengatakan saat bertemu dengan isterinya bangga
terhadap perkembangan dirinya selama rehabilitasi, menambah keyakinan JPS bahwa ia harus sembuh dari ketergantungannya. Selain itu JPS menjadi lebih semangat
menjalani masa rehabilitasinya dan berjanji untuk memperbaiki sifat buruknya yang lalu demi keluarga dan masa depan anaknya.
Informan kedua dan informan ketiga sangat senang saat bertemu denagn keluarganya dan merasa dapat dukungan penuh dari orang-orang terdekatnya untuk
sembuh dari narkoba. informan keempat mengaku sangat semangat apabila orang tuanya dating untuk berkunjung. Keluarga HH tiada hentinya memuji dia atas
perkembangannya. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi HH dalam menajlani masa rehabilitasinya.
Dari keempat informan menunjukkan adanya pembaharuan pandangan diri yang menjadi motivasi untuk sembuh. Pujian yang idaptkan juga berfungsi sebagai
refleksi diri atau cermin diri untuk membetengi diri lebih kuat dari sebelumnya. Keluarga dari keempat informan bersedia memberikan semangat semaksimal
mungkin guna kesembuhan dari klien. Keluarga adalah sumber stimulasi yang secara langsung mempengaruhi tindakan dan keputusan klien. Dengan begitu saat keluarga
memberikan stimulasi positif berupa penyemangat, maka klien yang sudah menerima
diri terlebih dahulu akan memberikan respon yang positif pula. Hal ini dibuktikan dari respon positif yang diberikan oleh keempat informan.
Selama menjalani masa rehabilitasi, apa dan bagaimana keluarga berperilaku sangat mempengaruhi klien dalam masa pemulihannya. Untuk memperbaiki
komunikasi yang renggang akibat masalah yang ditimbulkan dari dampak social narkoba, menciptakan suasana yang baik adalah sangat penting. Setelah klien
menjalani masa rehabilitasi, bukan hanya klien saja yang mengalami perubahan. Keluarga juga mengalami perubahan. Selama klien dalam proses rehabiitasi untuk
kesembuhannya, baik keluarga dank lien sangat menjaga keharmonisan hubungan dan sebisa mungkin menghindari konflik yang ada. Keluarga bersikap seobjektif
mungkin dan mendukung setiap perubahan positif klien. Hal ini ditunjukkan oleh keempat informan.
5.3.2.2 Dukungan Instrumental