memahami kewajiban serta aturan-aturan yang diembannya setelah keluar dari rehabilitasi.
Dengan mengetahui tanggung jawab yang dimiliknya, manta pecandu narkoba akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan yang
diambilnya akan lebih bersifat mementingkan kepentingan umum dan tidak egois, karena mantan pecandu narkoba belajar untuk kembali konsisten terhadap hidup
yang dijalaninya seperti kembali bekerja, kuliah, dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Salah satu bentuk tanggung jawab awal klien selama rehabilitasi adalah menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak pusat rehabilitasi dan yang
terpenting adalah menyelesaikan masa rehabilitasi. Keempat informan dapat menjalankan tugas-tugasnya sehari-sehari dan harus menyelesaikan masa
rehabilitasinya. Keempat informan sudah menunjukkan tanggung jawab mereka akan kesembuhannya dan tugas-tugas yang diberikan pihak rehabilitasi kepada mereka.
5.3.3.3 Dapat bersosialisasi kembali di tengah-tengah masyarakat
Hal sulit lainnya yang akan dihadapi oleh mantan pecandu narkoba adalah kembali pada fungsi sosialnya di tengah-tengah masyarakat. Hilangnya nilai dan
norma social menjadi dasar kesulitan dalam bersosialisasi ke tengah masyarakat membuat mantan pecandu merasa terasingkan. Stigma masyarkat yang menganggap
pecandu narkoba harus dijauhi juga mempersulit resosialisasi bagi mantan pengguna narkoba.
Maka untuk memperbaiki keahlian mantan pengguna narkoba, pusat rehabilitasi melatih mereka dengan membawa klien pada acara-acara
kemasyarakatan. Selain itu klien mantan pengguna narkoba juga dibekali dengan
keahlian tambahan seperti pelatihan komputer, kerajinan tangan, dan lain-lain. Dengan demikian mantan pengguna narkoba memiliki bekal untuk menunjukkan di
ke tengah masyarakat. Tahap resosialisasi pertama kali di terapkan di dalam keluarga dan di lanjutkan di masyarakat baik itu tetangga, teman kerja, teman kuliah, dan
lainnya. Dengan diterimanya mantan pengguna narkoba di masyrakat , akan membantu pemulihan jangka panjangnya serta membantu mencegah kambuhnya
ketertarikan untuk mencoba narkoba lagi. Mantan pengguna menyadari tidaklah mudah menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat saat seseorang terlibat
dalam masalah narkoba. Informan pertama, kedua dan keempat baik keluarga dan klien sendiri sudah
bersiap untuk kembali masuk dalam lingkungan masyarakat. Namun pemulihan akan mencapai tujuan secara maksimal apabila klien dapat kembali berbaur di masyarakat.
Sedangkan informan ketiga sebenarnya sudah siap untuk berbaur dengan masyarakat lingkungannya, tetapi orang tua informan belum bersedia bahwa informan untuk
kembali ke tengah-tengah masyarakat. Walaupun anaknya mau kembali ke tengah- tengah masyarakat informan akan di jauhkan dari lingkungan temapat mereka
tinggal.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, peneliti menyimpulkan bahwa dukungan keluarga dalam proses rehabilitasi penyalahgunaan narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf
Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang, sebagai berikut : 1.
Program Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf a.
Pamardi Putra Insyaf menggunakan detoksifikasi abrupt withdrawl cold turkey.
Kelebihan dari pengguna detoksifikasi abrupt withdrawl adalah tidak membutuhkan banyak dana, sedangkan kelemahannya adalah tidak
semua pecandu dapat diterapkan detoksifikasi abrupt withdrawl terlebih pecandu yang memiliki tingkat ketergantungan berat dan mempunyai
penyakit fisik. Hasil pemeriksaan medis dari keempat informan JPS, ES, AA, HH menunjukkan informan berada pada kondisi sehat, sehingga
dapat menjalani proses pemulihan maksimal dan sanggup menjalani detoksifikasi abrupt withdrawl.
b. Bimbingan spritualitas bagi empat informan JPS, ES, AA, HH mampu
memperbaiki kondisi keimanannya selama rehabilitasi. c.
Bimbingan fisik dan psikis menilai pola interaksi pecandu dengan yang lainnya. Keempat informan JPS, ES, AA, HH dapat bersosialisasi
dengan pecandu narkoba lainnya. d.
Bimbingan sosial bagi empat informan JPS, ES, AA, HH dapat memulihkan serta mengembangkan tingkah laku positif bagi keluarga