dibiarkan akan menyebabkan penurunan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, kendala ini harus dapat diselesaikan agar lintasan produksi seimbang.
1
Keberhasilan penerapan theory of constraint dan line balancing untuk menyelesaikan permasalahan bottleneck dan menyeimbangkan lintasan produksi
telah dibuktikan melalui penelitian Pornthipa Ongkunarok dan Wimonrat Wongsatit Universitas Kasetsart Thailand di perusahaan frozen chicken Thailand
Theory of Constaint TOC yang juga dikenal sebagai Constraint Management CM atau Syncrohonous Management SM adalah metodologi
menejerial global yang berfokus pada masalah-masalah penting pada sebuah sistem. Inti dari TOC adalah pengidentifikasian kendala-kendala sistem dan
memutuskan bagaimana menyelesaikan kendala tersebut sehingga mencapai keadaan proses produksi yang seimbang. Dalam penelitian ini, TOC merupakan
teori yang dipakai untuk mengidentifikasi stasiun kerja bottleneck, menyelesaikan permasalahan bottleneck dan menyeimbangkan lintasan produksi yang
disesuaikan dengan kriteria line balancing.
2
1
Shamuvel.V.Pandit.,“Application Of Theory Of Constraints On Scheduling Of Drum-Buffer- Rope System”, Kolhapur: Department of Engineering. KIT’S College of Engineering,2013, h. 1
2
Ongkunaruk, Pornthipa and Wimonrat Wongsatit. “An ECRS-based Line Balancing Concept:A Case Study of a Frozen Chicken Producer”, Thailand: Department of Engineering,
Kasetsart University, h 16.
. Dalam jurnal ilmiahnya dikatakan bahwa penerapan theory of constraint dan line
balancing dapat menyelesaikan permasalahan bottleneck dan meningkatkan efisiensi lintasan produksi sebanyak 9,18 dengan mengurangi jumlah stasiun
kerja dari 6 menjadi 5 stasiun kerja. Hal ini membuktikan bahwa penerapan theory of constraint dan line balancing dapat menyelesaikan permasalahan bottleneck
dan menyeimbangkan lintasan produksi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka pokok masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah adanya
ketidakseimbangan waktu proses pada setiap stasiun kerja sehingga mengakibatkan terjadinya bottleneck dan adanya penumpukan ban besar pada
lantai produksi.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan keseimbangan
lintasan pada lantai produksi vulkanisir ban. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan stasiun kerja bottleneck dalam lintasan produksi
2. Untuk menjadwalkan waktu kerja sebelum bottleneck dan sesudah bottleneck
3. Untuk mengetahui apakah lintasan tersebut sudah dapat dikategorikan baik
berdasarkan kajian keseimbangan lintasan berdasarkan workstation.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam mengembangkan
pola pikir yang lebih cerdas dan cermat pada bidang kerja nyata terutama di bidang theory of constraint dan line balancing.
2. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam
memperkirakan kendala-kendala yang terjadi pada lantai produksi sehingga perusahaan dapat mengatasi setiap kendala yang terjadi dengan
lebih cepat terutama dalam mengatasi penumpukan ban.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Metode yang digunakan adalah lima prinsip dasar perbaikan TOC. 2.
Constraints yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah stasiun kerja bottleneck pada lantai produksi.
3. Penelitian dilakukan hanya pada masalah yang berkaitan dengan waktu dari
saat raw material dari supplier tiba di stasiun penerimaan hingga produk jadi. 4.
Jenis ban yang diteliti adalah ban besar. 5.
Solusi yang diberikan hanya sampai pada perancangan strategi perbaikan. 6.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan perhitungan biaya Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak ada perubahan proses pada saat penelitian dilakukan.
2. Semua fasilitas, baik mesin maupun peralatan yang digunakan pada proses
produksi tidak mengalami kerusakan selama penelitian berlangsung. 3.
Pekerja dalam keadaan terampil dengan pekerjaannya, memahami prosedur kerja, dan bekerja secara normal.
4. Tidak ada penambahan mesin dan peralatan yang baru.
5. Tidak ada perubahan tata letak mesin dan peralatan, dan pola aliran