Pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada perpustakaan Universitas Indonesia

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh Nurun Nafidah NIM : 1110025000076

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

(3)

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, Indonesia Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : NURUN NAFIDAH

N I M : 1110025000076

Program Studi : Ilmu Perpustakaan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 14 Januari 2015


(4)

(5)

i ABSTRAK

Nurun Nafidah (1110025000076). Pengaruh Kinerja Pustakawan terhadap Kepuasan Pemustaka pada Perpustakaan Universitas Indonesia. Di bawah bimbingan Fahma Rianti, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Perpustakaan Universitas Indonesia merupakan salah satu perpustakaan rujukan bagi perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan menjadi model acuan dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui apakah di perpustakaan yang mempunyai nama the crystal of knowledge ini memiliki pustakawan yang dapat melayani pemustaka dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada perpustakaan Universitas Indonesia. Metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi linier sederhana. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 responden yang diambil dari pengunjung pada perpustakaan Universitas Indonesia. Data yang diperoleh adalah data primer yang merupakan hasil dari jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka. Hasil R square ditemukan bahwa pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka dapat dijelaskan sebesar 44,5%. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka sesuai dengan interval koefisien yaitu 0,40 - 0,599 yang masuk dalam kategori sedang. Sedangkan sisanya sebesar 55,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.


(6)

ii ABSTRACT

Nurun Nafidah (1110025000076). Effect of librarian performance to the user satisfaction at the University of Indonesias Library. Under the guidance of Fahma Rianti, M.Hum. Library Science Program Faculty of Adab and Humanities UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

University of Indonesias library is one of the reference for universities in Indonesia and become a model of reference in the development of libraries in Indonesia. In this case, I would like to know whether in the library that has the name of the crystal of knowledge has librarians who can serve well the visitors. The purpose of this study was to determine the effect of librarian performance on user satisfaction at the University of Indonesias library. The methods analysis used by researchers is a simple linear regression analysis. The sample used in this study were 96 respondents who visit University of Indonesia library. The data obtained is the primary data that is the result of respondents answers to the questionnaire were distributed. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the librarian performance and the user satisfaction. From the results of R square can be found that the effect of librarian performance to user satisfaction can be explained by 44,5%. Its prove that the librarian performance effect to user satisfaction is equal with coefficient interval with 0,40 – 0,599 which included in the medium category. And the other 55,5% can be explained by other variables which not included in this research model.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kelancaran dalam penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materil, serta mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah tulus meluangkan waktunya untuk membantu penulis. Maka penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. 3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Ibu Fahma Rianti M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.


(8)

iv

6. Ibu Clara selaku pustakawan di perpustakaan Universitas Indonesia yang telah banyak membantu penelitian di lapangan.

7. Orang tua penulis, Bapak H. Abdul Karim dan Ibu Hj. Khuzaimah tercinta yang selalu memberikan motivasi, semangat, dorongan, memenuhi segala kebutuhan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta do’a yang selalu diberikan kepada penulis.

8. Bapak Moh. Fadli yang selalu memberikan motivasi dan semangat dari jauh. 9. Bibi Mutmainnah yang selalu mengingatkan penulis untuk sholat dan makan. 10. Kakak pertama penulis Miftahul Anam dan istrinya Riska, kakak kedua

penulis Ida Susila dan suaminya Eko Sulistyo yang selalu memberikan dorongan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

11. Keponakan-keponakan penulis, eva, salsa, chantika, sepupu-sepupu penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, mereka adalah motivasi bagi penulis agar secepatnya menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh keluarga penulis yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

13. Zakaria Tajuddien yang bisa menjadi teman, sahabat, kakak, selalu membantu apapun yang penulis butuhkan dan sangat berjasa dalam penyusunan skripsi ini.

14. Teman-teman penulis agis, ilut, winda, rochmah, rinda, vidi, yang banyak membantu dan selalu meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak difahami oleh penulis dalam penulisan skripsi ini. Serta kepada syifa, vida, mey, tiwi, ima, dian, dan seluruh teman-teman di


(9)

v

jurusan Ilmu Perpustakaan kelas C yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

15. Teman-teman Asrama Putri UIN, kost manda, kost griya aini, kost ballans, terutama ninta teman sekamar penulis yang selalu mendengarkan curahan hati penulis, tempat berbagi cerita, dan saling memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi masing-masing.

16. Teman-teman Forum Mahasiswa Lamongan (Jabodetabek), yang sudah menjadi keluarga kedua bagi penulis.

17. Teman-teman KKN Agoritma, semoga tidak pernah lupa dengan masa-masa KKN yang sangat berkesan.

18. Semua pihak yang sudah memberikan do’a, dukungan, dan terlibat dalam menyelesaikan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak untuk segalanya. Semoga Allah membalas kebaikan yang kalian berikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ciputat, 2 Desember 2014


(10)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Definisi Istilah ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Kinerja ... 9

1. Pengertian Kinerja ... 9

2. Pengukuran Kinerja ... 11

3. Penilaian Kinerja ... 12

B. Pustakawan ... 13

1. Pengertian Pustakawan ... 13

2. Peranan Pustakawan ... 13

3. Kode Etik Pustakawan ... 15

C. Kinerja Pustakawan ... 18


(11)

vii

2. Pelayanan Perpustakaan ... 19

3. Indikator Kinerja Pustakawan ... 21

D. Kepuasan ... 23

E. Pemustaka ... 24

F. Kepuasan Pemustaka ... 25

G. Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 29

B. Sumber Data... 29

C. Variabel Penelitian... 30

D. Populasi dan Sampel... 31

E. Teknik Pengumpulan Data... 32

F. Teknik Analisis Data... 33

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 33

2. Uji Asumsi Klasik... 35

3. Analisis Regresi Linier Sederhana... 37

4. Koefisien Determinasi (Rsquare)... 38

5. Uji Signifikansi (Uji t)... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perpustakaan Universitas Indonesia... 41

1. Sejarah ... 41

2. Visi dan Misi ... 43

3. Fungsi ... 44

4. Gedung ... 45

5. Koleksi ... 46

6. Layanan ... 47

7. Fasilitas ... 48

8. Tata Tertib ... 51

9. Struktur ... 52


(12)

viii

C. Identitas Responden ... 53

1. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan ... 53

2. Jenis Kelamin ... 54

3. Fakultas ... 54

4. Semester ... 55

D. Hasil Penelitian ... 56

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 56

2. Pembahasan Hasil Jawaban Responden ... 58

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 70

4. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 72

5. Uji Determinasi (R Square) ... 73

6. Uji Hipotesis (Uji t) ... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jabatan Fungsional... 4

Tabel 2 Pustakawan Fakultas... 5

Tabel 3 Kisi - Kisi Instrument... 31

Tabel 4 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Determinasi... 39

Tabel 5 Identitas Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan... 53

Tabel 6 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 54

Tabel 7 Identitas Responden Berdasarkan Fakultas... 54

Tabel 8 Identitas Responden Berdasarkan Semester... 55

Tabel 9 Pustakawan sangat Profesional dalam Mengolah dan Menyajikan Informasi... 58

Tabel 10 Pustakawan memiliki Kemampuan yang Cukup Baik dalam Melayani Pemustaka... 58

Tabel 11 Pustakawan Memberikan Perhatian dengan Sangat Ramah... 59

Tabel 12 Pustakawan Memberikan Pelayanan kepada Pemustaka dengan Bahasa yang Sopan dan Mudah Dipahami... 59

Tabel 13 Pemustaka dapat Berkonsultasi dengan Pustakawan mengenai Permasalahan yang Dihadapi dalam Pencarian Literasi Informasi... 60

Tabel 14 Pustakawan selalu Ada di Tempat dan Membantu Pemustaka apabila Memerlukan Bantuan... 61

Tabel 15 Pustakawan Mempunyai Visi untuk Memperbaharui Teknologi di Perpustakaan agar Memudahkan Pemustaka dalam Memanfaatkan Perpustakaan... 61 Tabel 16 Pustakawan selalu Berusaha untuk Memperbaiki dan


(14)

x

Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Pemustaka... 62

Tabel 17 Pustakawan Memberikan Bantuan kepada Pemustaka dalam Mencari Informasi yang Dibutuhkan... 62

Tabel 18 Pustakawan selalu Bersedia untuk Menanggapi Permintaan Pemustaka... 63

Tabel 19 Saya merasa Nyaman dan Puas berada di Perpustakaan karena Pustakawannya Ramah... 64

Tabel 20 Ketika Saya Bertanya kepada Pustakawan, Mereka Menjawab dengan Halus dan dengan Bahasa yang Mudah Dipahami... 64

Tabel 21 Pustakawan Memberikan Respons dengan Cepat ketika Saya Membutuhkan Informasi... 65

Tabel 22 Pustakawan Memberikan Solusi atas Permasalahan yang Saya Hadapi... 66

Tabel 23 Pustakawan Cepat Tanggap dengan Permasalahan yang Saya Hadapi dalam Mencari Koleksi... 66

Tabel 24 Pustakawan selalu Bersedia untuk Menanggapi Permintaan Saya... 67

Tabel 25 Koleksi yang Disediakan Cukup Lengkap dan Sesuai dengan Kebutuhan Saya... 67

Tabel 26 Pustakawan Memiliki Pengetahuan yang Luas dan Menguasai Berbagai Macam Jenis Koleksi yang Dibutuhkan Pemustaka... 68

Tabel 27 Pustakawan Membantu Saya dalam Mencari Koleksi yang Tidak Saya Temukan di Rak... 69

Tabel 28 Ketika Saya Masuk ke Perpustakaan, Pustakawan Melayani Saya dengan Ramah... 69

Tabel 29 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana... 72

Tabel 30 Hasil Uji Determinasi... 74


(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Data... 71 Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 72


(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Indonesia Lampiran 2 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Data Mentah Jawaban Responden Lampiran 4 Frekuensi Jawaban Responden

Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20 Lampiran 6 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing Lampiran 7 Surat Tugas menjadi Dosen Pembimbing Lampiran 8 Surat Izin Penelitian


(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perpustakaan adalah tempat atau gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya. Dapat juga diartikan sebagai koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. Sedangkan menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau pun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lain yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pambaca, bukan untuk dijual.1

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dijelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.2

Tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi. Masyarakat yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan perkembangan mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu pengetahuan.3

1Anjelita Noverina, Mengelola Perpustakaan Sekolah (Depok: Pacu Minat Baca, 2008), h.

3-4.

2Perpustakaan Nasional RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 1-2.

3Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.


(18)

Dari tujuan perpustakaan diatas maka perpustakaan harus memiliki kualitas dalam hal pemberian layanan serta sumber daya manusianya. Perpustakaan yang memiliki kualitas pelayanan atau kinerja yang bagus akan membuat pemustaka merasa nyaman berada di perpustakaan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan maka dibutuhkan seorang pustakawan. Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi, dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.4

Pustakawan merupakan pekerja informasi yang sangat diperlukan untuk menghimpun berbagai sumber informasi, mengolah, menyimpan, dan menyebarluaskannya kepada pemustaka. Agar informasi sampai kepada pemustaka diperlukan kemampuan dan sikap petugas yang tepat, dan baik. Kemampuan dan sikap petugas merupakan faktor penting bagi pencapaian sasaran atau tujuan setiap perpustakaan. Berbagai upaya perlu dilakukan agar perpustakaan dapat memberikan layanan dengan cepat, tertib, dan terarah.

Upaya-upaya yang ditempuh untuk mencapai tujuan itu, salah satunya adalah sikap pustakawan yang luwes dan ramah. Hal ini sangat berperan dalam memberikan layanan kepada pemustaka dan interaksinya dalam perpustakaan.5

4Basyral Hamidy Harahap, dkk., Kiprah Pustakawan “Seperempat Abad Ikatan

Pustakawan Indonesia” 1973-1998 (Jakarta: Pengurus Besar IKAPI, 1998), h. 1.

5Apriliana Ninu Tri, Pengaruh Sikap Petugas Perpustakaan terhadap Minat Berkunjung

Pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip,” artikel diakses pada 10 Juni 2014 dari http://eprints.undip.ac.id/20387/


(19)

Peran pustakawan dalam kegiatan pelayanan sangat penting karena pustakawan lah yang menentukan keberhasilan kegiatan pelayanan tersebut. Sarana prasarana maupun fasilitas yang dimiliki perpustakaan tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan pemustaka apabila petugas dari perpustakaan tersebut tidak dapat melayani pemustaka dengan baik. Kinerja pustakawan yang baik tentu sangat diperlukan di berbagai macam perpustakaan agar pelayanan di perpustakaan tersebut dapat memuaskan pemustakanya, salah satunya adalah perpustakaan perguruan tinggi.

Keberadaan, tugas, dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Karena pentingnya perpustakaan pada setiap institusi pendidikan tinggi, semestinya setiap lembaga tersebut memiliki sebuah perpustakaan yang lengkap dan berfungsi dengan baik, serta dimanfaatkan secara maksimal. Di perguruan tinggi, perpustakaan dikenal sebagai “jantungnya” perguruan mahasiswa tentang ilmu pengetahuan sehingga kualitas penguasaan ilmu pengetahuan dan wawasan ilmu yang diterimanya benar-benar bermanfaat bukan saja bagi kualitas kelulusan, melainkan juga setelah diterima di lapangan kerja dapat diterapkan dan berguna bagi lapangan kerja tersebut.

Perguruan tinggi bukan saja terbatas pada proses pembelajaran mahasiswa dan dosen saja, melainkan juga berfungsi sebagai pengembang ilmu dan penerap ilmu yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan serta teknologi. Oleh karena itu, perpustakaan, selain melayani dosen dan


(20)

mahasiswa, juga melayani peneliti dan anggota masyarakat lainnya yang memerlukan informasi ilmiah dan atau literatur-literatur yang memuat bidang ilmu, teori, konsep, terapan, dan berbagai acuan teknologi yang tersedia.6

Begitu pula pada Perpustakaan Universitas Indonesia, pustakawan harus memberikan pelayanan kepada pemustaka sampai mampu memberikan tingkat kepuasan terhadap mereka (pemustaka). Setiap pengunjung perpustakaan pasti membutuhkan pelayanan yang baik dari perpustakaan tersebut. Termasuk mahasiswa di Perpustakaan Universitas Indonesia. Perpustakaan Universitas Indonesia sendiri memiliki beberapa pustakawan yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing.

Tabel 1 Jabatan Fungsional

No. Jabatan Jumlah

1. Pustakawan Pelaksana Lanjutan 1 orang

2. Pustakawan Penyelia 4 orang

3. Pustakawan Pertama 10 orang

4. Pustakawan Muda 13 orang

5. Pustakawan Madya 4 orang

Total 32 orang

Perpustakaan Universitas Indonesia memiliki beberapa pustakawan yang berasal dari perpustakaan fakultas yang sudah bergabung ke perpustakaan pusat. berikut adalah daftar jumlah pustakawan dari tiap-tiap fakultas yang bergabung ke perpustakaan pusat.

6Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,


(21)

Tabel 2

Pustakawan Fakultas

No. Fakultas Jumlah

1. Fakultas Kedokteran 2 orang

2. Fakultas Matematika dan IPA 5 orang

3. Fakultas Teknik 3 orang

4. Fakultas Hukum 2 orang

5. Fakultas Ekonomi 2 orang

6. Fakultas Ilmu Budaya 6 orang

7. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2 orang

8. Fakultas Psikologi 2 orang

9. Fakultas Ilmu Komputer 3 orang

10. Pascasarjana 1 orang

11. *pustakawan baru 5 orang

Total 33 orang

Dalam hal ini penulis ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kinerja pustakawan dengan kepuasan pemustaka di Perpustakaan Universitas Indonesia. Perpustakaan Universitas Indonesia awalnya berasal dari penggabungan perpustakaan pada setiap fakultas. Begitu juga dengan pustakawan yang ada di perpustakaan ini, merupakan pustakawan yang berasal dari perpustakaan di masing-masing fakultas. Saat ini, Perpustakaan Universitas Indonesia merupakan salah satu perpustakaan rujukan bagi perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan menjadi model acuan dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia. Maka dari itu penulis ingin mengetahui apakah di perpustakaan yang mempunyai nama the crystal of knowledge ini memiliki pustakawan yang dapat melayani pemustaka dengan baik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas hal tersebut dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Pustakawan terhadap Kepuasan Pemustaka pada Perpustakaan Universitas Indonesia”.


(22)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan agar tidak terlalu meluas, maka penulis memfokuskan untuk membatasi penulisan skripsi pada pembahasan terhadap:

1. Kinerja pustakawan dalam hal pelayanan kepada pemustaka di Perpustakaan Universitas Indonesia.

2. Pemustaka adalah anggota perpustakaan yaitu mahasiswa Universitas Indonesia.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya yaitu:

Bagaimana pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada Perpustakaan Universitas Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada Perpustakaan Universitas Indonesia.

Berdasarkan tujuan penelitian yang dijabarkan, maka manfaat penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dapat menjadi masukan terhadap perpustakaan, khususnya pustakawan untuk meningkatkan kinerja serta kualitas pelayanan kepada pemustaka.

2. Memberikan perkembangan informasi baru, khususnya pada kajian dalam pelayanan perpustakaan. Penelitian mengenai kinerja pustakawan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi peneliti-peneliti selanjutnya.


(23)

D. Definisi Istilah

1. Kinerja: Sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan; kemampuan kerja.7 Kemampuan kerja seorang tenaga perpustakaan yang dapat memuaskan pemustaka.

2. Pustakawan: Seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (Pasal 1 ayat 8 UU Nomor 43 Tahun 2007).8 Pustakawan adalah seseorang yang seharusnya memiliki kemampuan kerja untuk dapat melayani pemustaka dengan baik.

3. Kepuasan: Perihal (yang bersifat) puas; kesenangan; kelegaan, dsb. Berasal dari kata puas (merasa senang) karena sudah terpenuhi hasrat hatinya.9 Kesenangan seseorang yang didapatkan dalam perpustakaan karena merasa puas dengan kinerja tenaga perpustakaan.

4. Pemustaka: Pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya).10

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis bab per bab, skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai berikut:

7Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), h. 570.

8Naibaho’, Kalarensi, “Pustakawan Akademik: Siapakah yang Kita Maksud?” Media

Pustakawan 19, no. 4 (Tahun 2012): h. 21.

9Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit., h. 902.


(24)

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Pada bab ini, penulis memberikan gambaran mengenai definisi teori tentang kinerja pustakawan, pelayanan perpustakaan, kepuasan pemustaka, dan penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini membahas profil perpustakaan dan hasil penelitian tentang pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka di Perpustakaan Universitas Indonesia.

Bab V Penutup

Bab ini mengemukakan kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan memberikan saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.


(25)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Amstrong dan Baron dalam Wibowo). Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.1

Whitmore dalam Hamzah dan Nina secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian yang menurut Whitmore merupakan pengertian yang menuntut kebutuhan paling minim untuk berhasil. Oleh karena itu, Whitmore mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representatif, maka tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang.2

1Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 7.

2Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi


(26)

Pandangan lain dikemukakan oleh McDaniel dalam Hamzah dan Nina, yang memandang kinerja adalah interaksi antara kemampuan seseorang dengan motivasinya. Berdasarkan pandangan ini dapat ditegaskan bahwa kinerja merupakan penjumlahan antara kemampuan dan motivasi kerja yang dimiliki seseorang.3

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolok ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolok ukur keberhasilannya.4

Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan dan tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh karenanya, menurut model partner-lawyer kinerja individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Harapan mengenai imbalan b. Dorongan

3Ibid., h. 62.

4Moeheriono, Pengukuran Kinerja berbasis Kompetensi (Jakarta: RajaGrafindo Persada,


(27)

c. Kemampuan d. Kebutuhan

e. Persepsi terhadap tugas f. Imbalan internal

g. Eksternal

h. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja5

Dari beberapa definisi tentang kinerja di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.6

Beberapa aspek yang mendasar dari pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi, dengan menetapkan secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan, visi dan misinya.

5Ibid., h. 96.


(28)

b. Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, sedangkan indikator kinerja mengacu pada pengukuran kinerja secara langsung yang berbentuk keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key performance indicator).

c. Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, menganalisis hasil pengukuran kinerja yang dapat diimplementasikan dengan membandingkan tingkat capaian tujuan, dan sasaran organisasi.

d. Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan keputusan yang berkualitas, memberikan gambaran atau hasil kepada organisasi seberapa besar tingkat keberhasilan tersebut dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya.7

3. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama, yaitu: a. Penilaian kemampuan personel

Merupakan tujuan yang mendasar dalam rangka penilaian personel secara individual, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penilaian efektivitas menajemen sumber daya manusia.

b. Pengembangan personel

Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan personel seperti: promosi, mutasi, rotasi, terminasi, dan penyesuaian kompensasi.8

7Moeheriono, Op.Cit., h. 97.

8Yaslis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian (Depok: Pusat Kajian Ekonomi


(29)

B. Pustakawan

1. Pengertian pustakawan

Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.9

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 mendefinisikan pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.10

2. Peranan Pustakawan

Peranan pustakawan dalam melayani penggunanya, sangat beragam. Misalnya pada lembaga pendidikan seperti di Perpustakaan Perguruan Tinggi, di samping berperan sebagai pustakawan dapat pula berperan sebagai dosen atau peneliti. Dalam banyak hal pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda) yaitu sebagai:

a. Edukator

Sebagai edukator (pendidik) harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik (mengembangkan kepribadian), mengajar (mengembangkan kemampuan berfikir), dan melatih (membina dan mengembangkan keterampilan).

9Basyral Hamidy, dkk., Kiprah Pustakawan: Seperempat Abad Ikatan Pustakawan

Indonesia 1973-1998 (Jakarta: Pengurus Besar IKAPI, 1998), h. 1.

10Ratih Rahmawati dan Blasius Sudarsono, Perpustakaan untuk Rakyat: Dialog Anak dan


(30)

b. Manajer

Sebagai manajer pustakawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin, dan menggerakkan, serta mampu bertindak sebagai koordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pustakawan harus dapat mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia di perpustakaan. c. Administrator

Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

d. Supervisor

Sebagai supervisor pustakawan harus; (a) dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja, dan kebersamaan; (b) dapat meningkatkan prestasi, penngetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya; (c) mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya; dan (d) mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya.11

11Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan (Jakarta: Sagung Seto,


(31)

Di pihak lain, banyak pustakawan yang mulai menyebut dirinya sebagai ahli informasi (information specialist), karena mereka melaksanakan tugas untuk mencari dan memberikan informasi yang diperlukan para pemustaka. Proses pencarian informasi ini antara lain dilaksanakan dengan mendayagunakan berbagai pagkalan data bibliografi baik yang dimiliki sendiri maupun mengakses milik pihak lain. Untuk itu kemampuan dalam mengelola informasi (information management) merupakan syarat bagi pustakawan dalam melaksanakan layanan informasi. Sering pemustaka datang ke perpustakaan tidak hanya sekedar ingin membaca buku atau mencari informasi. Mereka memerlukan pengetahuan untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Pustakawan harus menempatkan dirinya pada posisi yang sesuai, karena tidak jarang pustakawan tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan pemustaka.12

3. Kode Etik Pustakawan

Kode etik pustakawan adalah kewajiban yang harus dilakukan pustakawan dalam melakukan kegiatannya. Pada sisi lain, kode etik ini dapat pula sebagai jaminan profesi terhadap pengguna jasa pustakawan.13

Kode etik pustakawan Indonesia memiliki substansi yang dijabarkan dalam berbagai kewajiban yang dimiliki pustakawan, salah satunya adalah hubungan dengan pemustaka. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat dilihat lebih jelas dengan pemaparan sebagai berikut:

12Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2009), h. 79.

13---, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.


(32)

a. Hubungan dengan pemustaka

Kewajiban pustakawan kepada masyarakat yang dimuat dalam kode etik pustakawan yang dikeluarkan IPI meliputi:

1) Pustakawan menjunjung tinggi hak perorangan atas informasi.

Pustakawan menyediakan akses tak terbatas, adil tanpa pandang ras, agama, status sosial, ekonomi, politik, gender kecuali ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

Hak perorangan atas informasi disini bermakna sebagai hak seseorang (pemustaka) mendapatkan informasi yang seluas-luasnya, dan kemudian menjadi tugas pustakawan untuk dapat memberikan pelayanan kepada pemustaka dengan sebaik-baiknya. Pelayanan disini dapat bermakna bahwa pustakawan memberikan pelayanan atas prinsip pelayanan prima (cepat, tepat, mudah, murah, tertib, dan tuntas), pelayanan dilakukan dengan sopan dengan empat prinsip S, yaitu senyum, salam, sopan, dan santun (Hermawan dan Zen dalam Wiji). Artinya, pemustaka adalah orang yang harus diberikan pelayanan dengan baik tanpa harus membedakan ras, agama, status sosial, ekonomi, dan lain-lain ketika ia mencari informasi di perpustakaan. Dengan demikian, pelayanan yang diberikan kepada pemustaka ini benar-benar menunjukkan keprofesionalan pustakawan dalam bekerja dan berorientasi pada kepuasan pengguna.


(33)

2) Pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi pengguna informasi yang diperoleh dari perpustakaan.

Informasi yang diakses oleh pemustaka tidak dapat dideteksi oleh pustakawan. Pemustaka juga dengan leluasa dapat menggunakan informasi yang diaksesnya untuk kepentingannya tanpa harus diketahui oleh pustakawan sebagai pengelola informasi di perpustakaan. Dengan demikian, pustakawan dalam hal ini tidak bertanggung jawab terhadap informasi yang telah diakses oleh pemustaka, baik untuk kepentingan ilmiah maupun kepentingan lain sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

3) Pustakawan berkewajiban melindungi hak privasi pengguna dan kerahasiaan menyangkut informasi yang dicari.

Melindungi hak privasi dan kerahasiaan yang disebut disini bermakna bahwa pemustaka memiliki hak untuk dilindungi segala privasinya dalam hal informasi yang dicarinya. Dengan demikian, pustakawan dituntut untuk menjaga dan melindungi kerahasiaan tersebut. Dengan kata lain, pustakawan harus menyembunyikan atau tidak mengumumkna sesuatu yang bersifat rahasia, terutama yang menyangkut informasi yang dicari oleh pemustakanya.

4) Pustakawan mengakui dan menghormati hak milik intelektual.

Sejalan dengan pustakawan yang memiliki kewajiban melindungi hak privasi pemustaka, pustakawan harus pula mengakui dan menghormati hak milik intelektual. Artinya, informasi yang


(34)

dikelola oleh pustakawan, terutama yang menyangkut karya seseorang, baik sendiri maupun bersama-sama yang lain, berupa buku, majalah, kaset, disket, CD dan program komputer, dan lain sebagainya adalah karya yang memiliki kekuatan hukum untuk dilindungi. Untuk itu, pustakawan harus konsekuen dengan profesinya untuk melindungi hak cipta penulisnya dengan mencegah oknum-oknum yang ingin menggunakan karya tersebut untuk tujuan yang tidak sesuai dengan undang-undang.14

C. Kinerja Pustakawan

1. Tolak Ukur Kinerja Pustakawan

Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pustakawan adalah standar kompetensi pustakawan. Standar kompetensi pustakawan ialah kriteria minimal kompetensi pustakawan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi. Standar kompetensi pustakawan berisi norma-norma, teknis kemampuan, dan pembakuan dalam upaya peningkatan kualitas layanan. Dengan adanya standar kompetensi, kita dapat membedakan mana pekerjaan profesi, dan mana yang bukan. Adanya standar kompetensi juga akan memupuk sikap bagi anggota profesi untuk dapat memberikan layanan profesional sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi profesi.15

Standar kompetensi pustakawan terdiri atas beberapa komponen yang menunjang profesionalisme pustakawan, antara lain:

14Ibid,. h. 115-120.


(35)

a. Komponen kompetensi, meliputi pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang berkaitan dengan perpustakaan, harus dimiliki oleh pustakawan agar tugas kepustakawanan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.

b. Komponen tugas pokok dan fungsi, meliputi tugas pokok, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang diberikan kepada pustakawan. c. Komponen pekerjaan, meliputi jenis dan sifat pekerjaan yang

dilaksanakan oleh pustakawan harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

d. Komponen individu, meliputi hak-hak dan kewajiban pustakawan yang sudah ditetapkan oleh kepala perpustakaan.

e. Komponen sistem, meliputi prosedur dan mekanisme kegiatan pustakawan yang jelas untuk memudahkan pustakawan dalam melaksanakan kegiatan di dalam perpustakan.

f. Komponen pembinaan, meliputi peningkatan mutu melalui pendidikan formal, diklat, dan lain-lain, dan pengawasan pustakawan. Memberikan pelatihan yang berhubungan dengan perpustakaan juga penting untuk dilaksanakan agar dapat menambah pengetahuan pustakawan.

2. Pelayanan Perpustakaan

Fungsi layanan perpustakaan ialah mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati. Harus diusahakan agar perpustakaan menyelenggarakan kegiatan yang membuat pembaca senang datang ke perpustakaan. Perpustakaan harus berani bersusah payah


(36)

mencarikan bahan pustaka yang dikehendaki oleh pembacanya walaupun harus meminjam ke perpustakaan lain.16

Kegiatan layanan perpustakaan umumnya berbentuk jasa, bukan barang. Oleh sebab itu perpustakaan perlu memperhatikan sejumlah faktor agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik. Faktor-faktor itu antara lain adalah:

a. Layanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan b. Diusahakan agar pelanggan merasa senang dan puas

c. Prosesnya mudah, sederhana, dan efisien

d. Caranya cepat dan tepat waktu dan tepat sasaran e. Diciptakan suasana ramah, supel, dan menarik

f. Bersifat membimbing, namun tidak terkesan menggurui

g. Dapat menimbulkan perasaan ingin tahu lebih jauh untuk pelanggan h. Menimbulkan kesan baik, sehingga terdorong ingin sering ke

perpustakaan.

Untuk dapat menciptakan suatu sistem layanan perpustakaan seperti yang diinginkan, perlu diperhatikan beberapa hal yang ikut mempengaruhi. Baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perpustakaan, sifatnya manusiawi, teknis, dan nonteknis. Hal-hal tersebut antara lain:

a. Suasana kerja yang kondusif b. Tim kerja yang solid dan kompak

c. Komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, antara bawahan dan bawahan, antara sesama atasan, ke dalam dan ke luar organisasi

16Karmidi Martoatmodjo, Buku Materi Pokok Pelayanan Bahan Pustaka (Jakarta:


(37)

d. Ketenangan dan kesenangan bekerja pegawai e. Kesejahteraan pegawai

f. Perhatian dan perlindungan pimpinan terhadap bawahan g. Rasa saling hormat menghormati

h. Kebersamaan dan perasaan senasib seperjuangan i. Faktor kemungkinan pengembangan karir dan promosi j. Keteladanan pemimpin

k. Kelengkapan sarana dan prasarana l. Keamanan dan keselamatan kerja17 3. Indikator Kinerja Pustakawan

Layanan yang berkualitas mestinya tidak berhenti setelah pengunjung meninggalkan perpustakaan dan bukan hanya sekadar menjadi alat terapi, tetapi sudah harus menjadi way of life dari setiap individu. Adapun perilaku sumber daya manusia dalam membangun perpustakaan yang berorientasi pada pelayanan dapat diarahkan dari beberapa perilaku sumber daya manusia yang mengarah kepada excellent service yang diharapkan dapat memuaskan pemakai (pemustaka). De Vrye dalam Syihabuddin et al. mengatakan bahwa ada delapan perilaku yang dapat mengarah ke suatu proses pelayanan prima, yaitu sebagai berikut:

a. Self esteem/harga diri.

1) Harga diri yang tinggi merupakan unsur yang penting untuk suksesnya suatu organisasi

17Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.


(38)

2) Harga diri dimulai dari pimpinan puncak

3) Harus ditanamkan sifat positif dalam menghadapi pemustaka

4) Harus selalu ditanamkan rasa bertanggung jawab untuk memperbaiki pelayanan kepada pemustaka

b. Excees expectations/melampaui yang diharapkan, yaitu menciptakan pelayanan yang positif untuk memenuhi dan melampai harapan pemakai. c. Recovery/pembenahan,yang meliputi hal-hal berikut.

1) Keluhan adalah peluang, bukan masalah 2) Bagaimana mengatasi keluhan pemustaka 3) Pengumpulan keterangan mengenai pemustaka 4) Menguji standar pelayanan itu sendiri

5) Pentingnya mendengarkan dengan seksama d. Vision (pandangan ke depan).

Pimpinan harus mempunyai visi ke depan

1) Jadikan teknologi bekerja untuk Anda, bukan sebaliknya 2) Ciptakan cultural library

e. Improve (peningkatan) meliputi hal-hal berikut. 1) Lakukan peningkatan secara kontinyu 2) Responsif terhadap perubahan

3) Memberi kesempatan pegawai untuk terlibat dalam perencanaan 4) Moment of truth, yaitu saat kapan kualitas itu diciptakan

5) Pelatihan pegawai untuk pelayanan prima 6) Menjaga momentum


(39)

f. Care (perhatian) meliputi hal-hal berikut. 1) Sistem yang menyenangkan pelanggan

2) Kualitas, perhatian mengenai kualitas segala aspek

3) Ukuran yang diterapkan dalam pelayanan adalah reliability, assurance, emphaty, responsiveness, dan tangible

g. Empower/pemberdayaan yang dapat menjamin para staf memainkan

peranan dalam memajukan dan mengembangkan perpustakaan. Sistem yang dipakai adalah sistem komunikasi yang efisien dan komprehensif yang dapat diakses ke mana-mana dan bersifat multidimensi.18

Dari tujuh perilaku proses pelayanan prima diatas terdapat lima point yang dapat dijadikan sebagai indikator kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka, yaitu: self esteem, excees expectation, recovery, vision, dan care.

D. Kepuasan

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kepuasan mempunyai arti perihal (yang bersifat) puas; kesenangan; kelegaan, dsb. Berasal dari kata puas (merasa senang) karena sudah terpenuhi hasrat hatinya.19 Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/ kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler dalam Fathmi’). Jadi, tingkat kepuasan merupakan perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan konsumen. Apabila kinerja di bawah harapan, maka konsumen akan kecewa dan tidak puas. Bila

18Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta:

Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), h. 216-217.


(40)

kinerja sesuai dengan harapan, konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, konsumen akan sangat puas.20

E. Pemustaka

Pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka atau fasilitas lainnya). Di perguruan Tinggi pemustaka bisa dari kalangan mahasiswa, dosen, karyawan, maupun masyarakat civitas academic tergantung kebijakan perpustakaan perguruan tinggi tersebut.21

Pengguna/pemustaka adalah orang atau badan yang akan menggunakan perpustakaan. Secara umum, pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Pengguna potensial, adalah pengguna yang ditargetkan, dan seharusnya menjadi pengguna. Pada perpustakaan Perguruan Tinggi adalah dosen dan mahasiswa.

2. Pengguna aktual, adalah mereka yang telah menggunakan perpustakaan, baik pengguna aktual aktif (pengguna yang secara teratur berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan) maupun pengguna aktual pasif (pengguna yang menggunakan perpustakaan ketika ada kebutuhan atau mendapat tugas baik dari guru, dosen, atau pihak lainnya.22

20Fathmi’, “Kajian Pengukuran Tingkat Kepuasan Pemustaka terhadap Layanan:

Perpustakaan dan Informasi di Bidang Layanan Koleksi Umum Perpustakaan Nasional RI” Media Pustakawan 20, no. 3 (Tahun 2013): h. 50.

21Wiji Suwarno, Op. Cit., h. 80.


(41)

F. Kepuasan Pemustaka

Kepuasan pemustaka akan tercapai apabila pelayanan di perpustakaan sesuai dengan harapan mereka. Pemustaka yang merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan akan sering datang ke perpustakaan. Pelayanan tidak hanya dalam bentuk ketersediaan koleksi namun juga sarana dan prasarana serta kinerja dari pustakawan. Kinerja yang baik akan meningkatkan kepuasan seorang pemustaka.

1. Strategi kepuasan pemustaka

Dalam memberikan strategi kepuasan pemustaka, terdapat tiga kunci utama berikut:

a. Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pemustaka serta memahami tipe-tipe pemustaka.

b. Pengembangan database yang lebih akurat, termasuk data kebutuhan dan keinginan setiap segmen pemustaka dan perubahan kondisi.

c. Pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka strategis.23

2. Indikator kepuasan pemustaka

Zeithaml et al. dalam Syihabuddin et al. membagi kualitas pelayanan dalam lima dimensi. Kelima dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, yaitu:

a. Tangibles (bentuk fasilitas fisik, sarana, personalia, dan media komunikasi)


(42)

b. Reliabilitas (kemampuan menyajikan layanan yang dijanjikan secara akurat dan merdeka)

c. Responsivitas (kemampuan membantu konsumen dan penyediaan

layanan yang cepat)

d. Jaminan (pengetahuan dan rasa hormat pustakawan dan kemampuannya

dalam meyakinkan dan dapat dipercaya)

e. Empati (perhatian terhadap setiap pemustaka secara individu)24

G. Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa judul penelitian yang membahas tentang pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka. Salah satunya adalah penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Pustakawan terhadap Kepuasan Pengguna pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditulis oleh Erni Dyah Susilowati mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Uji validitas menggunakan rumus product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 15 for windows. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pengguna pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh positif antara kinerja pustakawan dengan kepuasan pengguna, hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0.790. Semakin


(43)

tinggi kinerja pustakawan semakin tinggi kepuasan pengguna pada Badan Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; (2) Terdapat pengaruh yang berarti antara kinerja pustakawan dengan kepuasan pengguna, hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 15.881 dan t sig sebesar 0.000.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh lapisan masyarakat yang menjadi pengunjung perpustakaan, sedangkan pada penelitian penulis yang menjadi sampel hanya mahasiswa yang menjadi anggota perpustakaan. Perbedaan lainnya adalah dari tempat penelitian, jika pada penelitian sebelumnya melakukan penelitian pada Perpustakaan Daerah maka penelitian penulis melakukan penelitian pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pustakawan adalah teori dari De Vrey, yaitu: harga diri, pelayanan positif, mengatasi keluhan, pandangan ke depan, dan perhatian. Sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan teori dari Rochani dan Sulistyo Basuki, yaitu: empati, percaya diri, tulus, ramah, simpati dan hormat, akses infromasi pengguna, kecepatan bentuk yang dibutuhkan, jenis permintaan, dan sumber. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan pemustaka adalah sama dengan penelitian sebelumnya yaitu teori dari Zeithaml et. al. (bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati). Metode yang digunakan oleh penulis sama dengan metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu deskriptif kuantitatif. Dari segi tujuan dan manfaat juga hampir sama yaitu


(44)

bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka, sedangkan manfaatnya adalah sebagai masukan terhadap perpustakaan, khususnya pustakawan untuk meningkatkan kinerja serta kualitas pelayanan kepada pemustaka dan untuk memberikan perkembangan informasi baru, khususnya pada kajian dalam pelayanan perpustakaan. Serta diharapkan dapat menjadi dasar bagi peneliti-peneliti selanjutnya.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang berlangsung, dengan tujuan agar objek yang dikaji dapat dibahas secara mendalam.

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif. Metode ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1

B. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah: a. Data Primer

Yaitu data yang diambil langsung tanpa perantara dari perpustakaan Universitas Indonesia. Sumber ini berupa benda-benda maupun manusia. b. Data Sekunder

Yaitu data yang mendukung data primer diperoleh dari buku, jurnal, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012),


(46)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini variabel bebas adalah kinerja (X) sedangkan variabel terikat adalah kepuasan pengguna (Y).2

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja dari teori yang dikemukakan oleh De Vrye antara lain: harga diri, pelayanan positif, mengatasi keluhan, pandangan ke depan, dan perhatian. Dari ke lima indikator tersebut diperoleh 10 pertanyaan. Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan pemustaka dari teori yang dikemukakan oleh Zeithaml et al. adalah bukti langsung, daya tanggap, kehandalan, jaminan, dan empati, juga diperoleh 10 pertanyaan.3

2Ibid., h. 38-39.

3Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta:


(47)

Tabel 3

Kisi - Kisi Instrument

No. Variabel (X) Indikator No. Item Jumlah Soal 1. Kinerja

pustakawan

1. Harga diri

2. Pelayanan positif 3. Mengatasi keluhan 4. Pandangan ke depan 5. Perhatian

1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 2 2 2 2 2 No. Variabel (Y) Indikator No. Item Jumlah

Soal 1. Kepuasan

Pemustaka

1. Bukti langsung 2. Kehandalan 3. Daya tanggap 4. Jaminan 5. Empati

1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 2 2 2 2 2

Jumlah 20

D. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang menjadi anggota perpustakaan. Jumlah keseluruhan populasi diambil dari jumlah rata-rata pengunjung perpustakaan per hari selama 3 bulan yaitu pada bulan April, Mei, dan Juni tahun 2014 adalah 2.757 pemustaka. Dilihat dari jumlah populasi yang lebih dari 1000 orang maka peneliti menggunakan rumus slovin yaitu dengan taraf keyakinan 90% dan tingkat kesalahan atau taraf signifikansi 10%, sehingga yang menjadi sampel sebanyak 96 orang.

Rumus Slovin

:

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi


(48)

Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.4 Metode ini digunakan dengan tujuan agar lebih efektif dari segi waktu dan tetap memberikan kesempatan kepada setiap anggota perpustakaan. Sampel yang diinginkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang menjadi anggota perpustakaan dengan tidak memandang:

a. Jenis kelamin b. Fakultas c. Jurusan d. Semester

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Kuesioner (angket): memberikan pertanyaan penelitian tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Observasi: Penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

c. Kajian Kepustakaan: Penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan.5

d. Dokumentasi: Melihat data yang dimiliki oleh perpustakaan. Seperti profil, visi & misi, statistik pengunjung, dan sebagainya.

4Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 67.

5Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h.


(49)

F. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Menurut Arikunto dalam Yeni, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Setelah data diperoleh dari kuesioner, pengujian validitas instrumen dihitung menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan :

r : Koefisien validitas

ƩX : Jumlah skor dalam sebaran X ƩY : Jumlah skor dalam sebaran Y

ƩX2 : Jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran X ƩY2 : Jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran Y ƩXY : Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan n : Jumlah responden

Jika rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyataan valid) sedangkan jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).6

6Yeni Dahniar, “Validitas dan Reliabilitas,” artikel diakses pada 29 Oktober 2014 dari

http://statistikapendidikan.com/wp-content/uploads/2013/05/Validitas-dan-Reliabilitas.-Yeni-Dahniar.pdf


(50)

2) Uji Reliabilitas

Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.7

Uji ini mengukur ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur yang digunakan stabil. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam penelitian melalui nilai Alpha Cronbach karena menggunakan jenis data likert/essay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada.8

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

             

2

2 11 1 1 t b V k k

r  ,

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

 = jumlah varian butir/item

2

t

V = varian total

7Husein Umar, Riset Strategi Pemasaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 194 8Ibid., h. 207.


(51)

Menurut Ghozali, pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan menentukan cronbach’s alpha:9

a) Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,6 maka suatu instrumen dikatakan reliabel

b) Jika nilai Cronbach's Alpha < 0,6 maka suatu instrumen dikatakan tidak reliabel

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier sederhana dapat disebut model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi dan terbebas dari asumsi klasik statistik, baik itu normalitas data, multikolinearitas dan heterokedastistitas.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva normal P - plot.

Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. teknik lain yang dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dengan chi-square.10 Suatu data dikatakan normal bila grafik yang

9Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro, 2009), h. 46.

10Singgih Santoso, Mastering SPSS Versi 19 (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011), h.


(52)

ditunjukan pada grafik sebaran data berada pada posisi disekitar garis lurus yang membentuk garis miring dari arah kiri bawah ke kanan atas.11

Menurut Singgih Santoso ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:12 a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Asumsi ini digunakan apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu terhadap pengamatan lainnya. Jika ini dapat terpenuhi, berarti variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi ini tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan ini terdapat beberapa faktor pengganggu yang disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yang homoskedastik dan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Kemudian menurut pandangan Bhuono untuk mengetahui ada atau tidak adanya heteroskedastisitas, terdapat beberapa cara diantaranya adalah:13

11Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif: Menggunakan Prosedur

SPSS (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012), h. 194.


(53)

a) Dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat antara ZRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang diprediksi dan sumbu X adalah residunya.

b) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik yang membentuk suatu pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas secara titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Artinya hal tersebut tersebut terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. 3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas.14

Pendapat lain menurut Gujarati dalam Jonathan Sarwono mendefinisikan analisis regresi sebagian kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained

variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the

explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua di sebut sebagai variabel bebas.15

13Agung Bhuono, Strategi Jitu memilih Metode Statistik dengan Perangkat Lunak

(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005), h. 62.

14Jonathan Sarwono, Op. Cit., h. 181. 15Jonathan Sarwono, Loc. Cit.


(54)

Metode regresi linier dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Metode ini juga bisa digunakan sebagai ramalan, sehingga dapat diperkirakan antara baik atau buruknya suatu variabel X terhadap naik turunnya suatu tingkat variabel Y, begitu pun sebaliknya. Rumus regresi Linier Sederhana:16

Dimana:

Y = Kepuasan Pemustaka

a = Harga Y bila X = 0 (Harga Konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Variabel bebas (Kinerja Pustakawan) e = error atau sisa

4. Koefisien Determinasi (Rsquare)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square.

Nilai R2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang

16 Husein Umar, Op. Cit., h. 307.


(55)

menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen.17

Sedangkan untuk memberikan penafsiran koefisien determinasi (R2) yang ditemukan besar atau kecil, akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:18

Tabel 4

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat/Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

5. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji thitung ini ada pada output perangkat lunak, dapat dilihat pada tabel coefficient level of significance yang digunakan sebesar 5% atau (a) = 0,05. Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang

17Imam Ghozali, Op. Cit., h. 45.

18Dominikus Dolet Unaradjan, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Universitas Atma


(56)

signifikan terhadap variabel dependen. Analisis ini dapat juga memberikan informasi tentang kontribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan melihat r2 nya. Variabel yang memenuhi r2 terbesar adalah variabel independen yang mempunyai pengaruh dominan. Adapun rumus untuk menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:

Keterangan : a = konstanta

b = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Sb = kesalahan baku koefisien korelasi Se = kesalahan baku estimasi

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat, penulis menggunakan teori Supardi, yaitu:

1-25% = Sebagian kecil 26-49% = Hampir setengah 50% = Setengah

51-75% = Sebagian besar 76-99% = Pada umumnya 100% = Seluruhnya19

19


(57)

41 A. Profil Perpustakaan Universitas Indonesia

1. Sejarah

Pada tahun 1959 perpustakaan Universitas Indonesia (UI) semula berasal dari perpustakaan yang ada di tiap fakultas, bagian atau jurusan, bahkan di sejumlah unit lainnya. Usaha mereorganisasi telah muncul sejak tanggal 5 juni 1959. Pimpinan perpustakaan fakultas dan lembaga di lingkungan UI mengadakan rapat untuk pertama kali di Biro Presiden Universitas membicarakan organisasi perpustakaan.

Di tahun 1962, menteri P.I.T.P. menginstruksikan (Instruksi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 9 tahun 1962 tanggal 19 Oktober 1962) agar presiden Universitas/Institut Negeri mendirikan suatu Perpustakaan Pusat. Berdasarkan instruksi tersebut pada tanggal 22 April 1963, diadakan pertemuan antara Presiden Universitas Indonesia (Kol. Dr. Sjarief Thajeb) dan kepala/wakil perpustakaan Fakultas dan lembaga di lingkungan UI, bertempat di biro Presiden, untuk membuat perencanaan pendirian Perpustakaan Pusat.

Kemudian pada tahun 1969, Rektor Universitas Indonesia (Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro) membentuk Badan Koordinasi Perpustakaan Universitas Indonesia. Sejak saat itu semua perpustakaan fakultas dan perpustakaan unit lainnya di lingkungan UI bernaung di bawah Badan


(58)

Koordinasi Perpustakaan tersebut yang dipimpin oleh pengurus dengan masa jabatan satu tahun.

Pada tahun 1987, Universitas Indonesia menempati kampus baru di Depok, Jawa Barat. Perpustakaan Pusat menempati gedung baru seluas 5.926 m2. Gedung tersebut terdiri dari 2 bangunan, yaitu Gedung A (1.764 m2) yang berlantai 2, dan Gedung B (4.162 m2) yang berlantai 4. Adapun Perpustakaan Fakultas berada di fakultas masing-masing (berjumlah 12 perpustakaan) tetapi tetap berkoordinasi dengan UPT Perpustakaan Pusat.

Dan di tahun 2011, dalam rangka menuju universitas riset kelas dunia, melalui fasilitas Depdiknas dalam hal ini Dikti (DIPA 2009), pada 1 Juni 2009, Universitas Indonesia mulai melakukan pembangunan gedung perpustakaan, dengan konsep sustainable building dan hybrid library. Gedung perpustakaan baru ini dibangun untuk mengintegrasikan seluruh perpustakaan yang ada di lingkungan UI. Akhirnya pada tanggal 13 Mei 2011, Perpustakaan UI The Crystal of Knowledge mulai dimanfaatkan seluruh warga UI dan masyarakat luas.

Perpustakaan Universitas Indonesia yang diberi nama The Crystal of Knowledge dibangun dengan filosofi bahwa Perpustakaan UI merupakan ruang publik yang paling terbuka dan demokratis bagi seluruh warga UI untuk menggali pengetahuan dan menambang ilmu yang pada akhirnya ditujukan bagi kemanusiaan. Pembangunan perpustakaan ini diadopsi dari model perpustakaan masa kini yang tidak lagi dilihat dari banyaknya koleksi tetapi pada kebutuhan dan perilaku pengguna, perpustakaan UI


(59)

menjadi learning commons dan meeting point bagi seluruh sivitas akademika UI, dari berbagai disiplin ilmu. Konsep gedung, desain interior, dan layanan yang difokuskan pada pengelolaan aktivitas-aktivitas pendukung pengembangan kualitas manusia yang utuh dan berkarakter, melalui pendidikan dan penelitian, serta penyediaan sarana dan fasilitas.

Perpustakaan UI adalah salah satu unit pendukung utama kegiatan akademik, dengan jumlah koleksi lebih dari 1.5 juta. Perpustakaan UI terus berusaha mengembangkan diri dengan menambah koleksi terbaru, melanggan berbagai online databases, mengembangkan sistem perpustakaan berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), serta memberikan layanan prima kepada pengguna. Saat ini, Perpustakaan UI merupakan salah satu perpustakaan rujukan bagi perguruan tingg yang ada di Indonesia dan menjadi model acuan dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia. 2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi perpustakaan pendukung universitas riset kelas dunia, menyediakan layanan dan fasilitas bagi sivitas akademika dalam rangka pengembangan ilmu, teknologi, seni, dan budaya untuk meningkatkan taraf dan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia, serta kemanusiaan. b. Misi

Sebagai perpustakaan bertaraf internasional yang menjadi acuan pertama dan utama dalam pelayanan informasi demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan,


(60)

teknologi, dan budaya serta menjadi model dalam pengembangan perpustakaan berbasis teknologi, komunikasi dan informasi.

3. Fungsi

a. Sumber Informasi

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya ilmiah, seperti buku, majalah dan sejenisnya, serta karya rekaman seperti kaset, CD-ROM, piringan hitam, dan sejenisnya.

b. Sarana Pendidikan dan Pembelajaran

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan non formal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar, baik di luar bangku sekolah maupun di dalam lingkungan pendidikan sekolah.

c. Penelitian

Perpustakaan sebagai penunjang kegiatan penelitian dalam rangka penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagai sumber informasi yang menjadi acuan dalam mencari literatur.

d. Pengabdian Masyarakat

Perpustakaan menjadi sarana pendukung dalam kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat.

e. Rekreasi

Perpustakaan menjadi tempat untuk menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca bacaan yang telah disediakan perpustakaan.


(61)

Perpustakaan berfungsi mengumpulkan seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh sivitas akademika Universitas Indonesia.

g. Interpretasi

Perpustakaan melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi, melalui tulisan ilmiah, artikel, maupun publiasi lain untuk membantu pengguna.

4. Gedung

Gedung Perpustakaan UI terdiri dari 8 lantai. Ruang koleksi dan layanan perpustakaan menempati lantai 1-4, sedangkan lantai 5-8 berisi ruang pertemuan dan ruang sidang.

Keterangan:

a. Lantai 1 terdiri dari counter sirkulasi, meja informasi, loker, ruang komputer, dan ruang administrasi perpustakaan.

b. Lantai 2 terdiri dari ruang koleksi buku, ruang naskah, ruang multimedia, ruang baca, ruang baca khusus, ruang layanan difable, ruang diskusi, dan kubikus.

c. Lantai 3 terdiri dari ruang koleksi UI-ana (skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, pidato dan makalah), ruang baca, ruang baca khusus, dan ruang diskusi.

d. Lantai 4 terdiri dari ruang koleksi buku rujukan, ruang koleksi jurnal/majalah, ruang koleksi Cina dan Korea, ruang baca dan ruang khusus.


(62)

5. Koleksi

Koleksi di Perpustakaan Universitas Indonesia terdiri dari: a. Buku

Perpustakaan UI memiliki koleksi buku leih dari 1juta eksemplar. Koleksi buku terdiri dari buku teks dan buku rujukan seperti ensiklopedia, kamus, buku tahunan, direktori, dan bibliografi.

b. Jurnal dan majalah tercetak

Perpustakaan UI memiliki Koleksi jurnal dan majalah tercetak yang dapat diakses di lantai 4.

c. Naskah

Merupakan produk peninggalan masyarakat dahulu kala yang berupa bahan-bahan tulisan yang di dalamnya mengandung hal-hal mengenai sejarah, bahasa, sastra, dan falsafah milik bangsa yang melahirkannya (Tradisi Tulis Nusantara, 1997). Jumlah naskah yang dimiliki Perpustakaan UI lebih dari 3000 judul.

d. UI-ana

Karya yang dihasilkan oleh sivitas akademik UI atau tentang UI, seperti skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, pidato pengukuhan dan makalah. Koleksi UI-ana lazim disebut sebagai literatur kelabu (greyliterature). Selain dalam bentuk tercetak yang dapat dibaca di lantai 4, juga berbentuk elektronik yang dapat diakses full teks di lontar.ui.ac.id melalui internet.


(63)

Merupakan koleksi khusus beraksara Korea dan Cina (mengenai sosial budaya dan bahasa).

f. Multimedia

Perpustakaan UI memiliki koleksi multimedia, seperti kaset, video, dan CD-ROM yang dapat diakses di ruang mukltimedia lantai 2.

g. Online database

Merupakan koleksi e-books dan e-journals dari berbagai disiplin ilmu, antara lain: proquest, EBSCO, Science Direct, Jstor, Infotrac Gale Databases, IEEE, Project Muse, Springer link, Ebrary Academic, dll. Daftar online databases yang dilanggan dapat dilihat di website perpustakaan UI (http://www.lib.ui.ac.id/database_online).

6. Layanan

Salah satu kegiatan perpustakaan UI adalah memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan yang terdiri atas staf pengajar, mahasiswa, peneliti serta tenaga administrasi di lingkungan Universitas Indonesia. Selain itu, perpustakaan juga dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat lain di luar UI sesuai aturan yang diterapkan.

Jam buka perpustakaan Universitas Indonesia : Senin – Jum’at pukul 08.30 – 19.00 WIB Sabtu & Minggu pukul 09.00 – 16.00 WIB

Layanan pengguna yang disediakan di perpustakaan UI : a. Layanan Sirkulasi


(64)

Melayani registrasi keanggotaan, peminjaman dan pengembalian buku, perpanjangan masa pinjam, pemesanan koleksi, penagihan bahan perpustakaan yang terlambat dikembalikan serta penerbitan Surat Keterangan Bebas Pinjam Pustaka.

b. Layanan Rujukan

Layanan rujukan membantu pengguna untuk menemukan informasi dengan cepat dan tepat, paket informasi, penyebaran informasi terbaru. Selain itu layanan rujukan juga melayani permohonan pelatihan Literasi Informasi yang bertujuan meningkatkan information skills pengguna, serta pendampingan peneliti. Permintaan informasi dan permohonan pelatihan dapat disampaikan secara langsung atau lewat email ke refdesk.lib@ui.ac.id.

7. Fasilitas

Selain memberikan layanan informasi, perpustakaan juga menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan sivitas akademika dengan konsep one stop service. Di perpustakaan UI, fasilitas dibagi menjadi dua, yaitu fasilitas perpustakaan, yang diperuntukkan khusus bagi sivitas akademika UI dan pengguna luar yang terdaftar, dan fasilitas umum, dimana memungkinkan bagi masyarakat umum atau non sivitas akademika UI untuk memanfaatkannya.

a. Fasilitas perpustakaan


(65)

OPAC adalah sarana untuk mencari informasi mengenai koleksi yang ada di perpustakaan dengan menggunakan terminal komputer. OPAC tersedia di lantai 2, 3, dan 4.

2) Akses Internet

Tersedia 190 komputer di ruang komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet, serta fasilitas wifi di semua area Perpustakaan UI.

3) Ruang Belajar Khusus

Tersedia 100 ruang belajar khusus (kubikus) di lantai 2 yang diperuntukkan untuk mahasiswa S3 (doktoral), yang dilengkapi dengan meja, kursi, dan akses internet.

4) Ruang Baca dan Ruang Diskusi

Ruang baca dan ruang diskusi tersedia di lantai 2, 3, dan 4. Ruang diskusi dilengkapi dengan meja, kursi, dan whiteboard serta akses internet.

5) Ruang Kelas Multimedia

Ruang kelas multimedia terletak di lantai 2 gedung Perpustakaan UI, diprioritaskan untuk kegiatan pengajaran.

6) Loker

Tersedai 250 loker di lantai 1 untuk penitipan tas atau barang-barang pengguna.


(66)

Mesin untuk melakukan peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri.

8) Bookdrop

Fasilitas ini digunakan untuk mengembalikan buku pinjaman secara mandiri yang dapat digunakan selama 24 jam.

b. Fasilitas Umum 1) Executive Lounge

Dipergunakan untuk tamu-tamu khusus, rapat kerja, serta diskusi khusus.

2) Lounge

Difasilitasi dengan sofa yang dilengkapi dengan wifi, dapat dipergunakan untuk sekedar beristirahat, mengobrol, dan diskusi. 3) Pusat Kebugaran dan Studio Musik

Selain sebagai tempat olah pikir, perpustakaan juga menjadi tempat olah rasa dan olah raga yang berguna untuk pembentukan keperibadian dan karakter mahasiswa.

4) Ruang Teater Terbuka /Plaza Perpustakaan

Tempat mahasiswa atau masyarakat umum mengadakan acara musik, teater, pembacaan puisi, pementasan wayang, maupun acara lainnya dengan syarat tidak mengganggu kegiatan di perpustakaan.

5) Ruang Sinema

Dengan kapasitas 70 orang dipergunakan untuk menonton film-film bermutu dan mengandung unsur pendidikan.


(67)

6) Tenant

Fasilitas yang disewakan untuk umum, seperti: toko buku, pusat fotocopy, bank dan ATM, gerai kopi, foodcourt, serta biro perjalanan. 7) Ruang Pertemuan

Terdapat 3 ruang pertemuan di lantai 5 dengan kapasitas masing-masing 70-80 orang, ruang auditorium di lantai 6 dan lab komputer di lantai 7 dan 8 serta ruang sidang terapung yang dapat digunakan untuk kegiatan akademik maupun non akademik seperti kuliah umum, seminar, pelatihan, lokakarya, rapat, sidang, pameran, bedah buku, bedah film, dll.

8. Tata Tertib

Perpustakaan adalah tempat berbagai kelompok masyarakat bertemu, berdiskusi, dan belajar bersama. Perpustakaan merupakan representasi dari keberagaman, pluralisme, dan multikultural. Karena itu penting sekali menjaga ketertiban bersama, menghargai pengguna lain, dan menghormati perbedaan yang ada. Prinsip utama etika di perpustakaan adalah saling menjaga, saling menghormati, dan saling menghargai atas dasar kepentingan bersama. Disamping itu koleksi perpustakaan sangat rentan terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh perilaku pengguna yang tidak tepat. Di perpustakaanUI, pengguna diharapkan:

a. Berpakaian sopan, rapi, dan bersih.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Lamongan, Jawa Timur pada tanggal 03 Mei 1991, putri ketiga dari Bapak Moh. Fadli dan Ibu Hj. Khuzaimah. Peneliti bertempat tinggal di Dusun Sawo RT. 002 RW. 001 Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Lamongan: MI Roudlotul

Muta’abbidin Payaman (tahun 2003), kemudian

melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di MTs Roudlotul Muta’abbidin Payaman (tahun 2006), dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA DR. Musta’in Romly Payaman (2009). Pada tahun 2010 peneliti melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Pengaruh Kinerja Pustakawan terhadap Kepuasan Pemustaka pada Perpustakaan Universitas Indonesia”. Peneliti pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan PPPPTK Bisnis dan Pariwisata selama satu bulan pada tahun 2013.