Ketentuan Klausula Baku Ditinjau Dari Kitab Undang-Undang

81 ditafsirkan sesuai dengan iktikad baik, maksudnya ialah setiap kontrak yang telah dibuat harus ditafsirkan secara fair atau patut. Fungsi kedua adalah fungsi menambah aanvullende werking van geode trouw, maksud dari fungsi ini ialah iktikad baih dapat menambah isi suatu perjanjian tertrntu dan juga dapat menmbah kata-kata ketentuan Undang-Undang mengenai perjanjian itu.Fungsi ketiga adalah fungsi membatasi dan meniadakan beperkende en derogerende werking van de geode trouw , fungsi ini mengajarkan bahwa suatu perjanjian tertentu atau syarat-syarat tertentu dalam kontrak atau ketentuan Undang-Undang mengenai kontrak itu dapat dikesampingkan, jika sejak dibuatnya kontrak itu keadaan telah berubah, sehingga pelaksanaan kontrak itu menimbulkan ketidakadilan. 152

J. Ketentuan Klausula Baku Ditinjau Dari Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata Hampir di setiap bidang perjanjian, seorang konsumen kini dihadapkan pada kenyataan akan hadirnya standard clauses. Kita akan berhadapan dengan standard clauses apabila syarat perjanjan telah dibuat secara sepihak sebelum ditandatanganinya perjanjian itu. Biasanya hal ini dilakukan oleh para penjual dan pemberi jasa. 153 Kontrak baku adalah hubungan hukum antara dua pihak, yang dibuat secara tertulis dalam formulir tertentu, dengan konsep hak dan kewajiban yang telah Perjanjian baku standard contract merupakan bagian dari hukum perikatan yang tunduk pada buku III KUHPerdata. 152 Agus Yudho Hernoko, op.cit, hal 216-231 153 Rachmadi Usaman, Hukum Ekonomi Dalam Dinamika, Jakarta: Djambatan, 2000, Cetakan Pertama, hal 214 82 disusun rapi tanpa dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak lawannya. 154 Perjanjian baku merupakam perjanjian yang tidak bernama inominaat. Hal ini merujuk pada terbukanya peluang untuk tiap-tiap perjanjian yang dulu dikenal dalam hubungan hukum atau peristiwa hukum ditengah-tengah masyarakat, namun karena terjadinya perubahan peradaban sebagai akibat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, maka jenis dan bentuk perjanjian pun turut berkembang dan berubah. Setiap perjanjian yang dilahirkan memiliki status yang sama dengan perjanjian lain baik perjanjian itu bernama telah dicantumkan dalam KUHPerdata maupun perjanjian tidak bernama perjanjian yang tidak tercantum dalam KUHPerdata. 155 Banyak pendapat yang menentang dan menyetui perjanjian baku sebagai suatu perjanjian yang sah dan berlaku mengikat bagi para pihak. Belum ada satu pasal pun di dalam KUHperdata Indonesia yang mengatur tentang perjanjian baku. Namun didalam NBW telah dibuat pengaturan khusus mengenai klausula baku dengan titel algamene voorwarden. Menurut Pasal 6.232 BW baru, suatu klausul menjadi terlarang jika pihak lain yang terikat kepada klausul baku kalau pada saat Setiap perjanjian itu lahir dari asas kebebasan berkontrak, asas ini dianut dalam sistem hukum perdata Indonesia. Perjanjian baku dengan formulir yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh salah satu pihak menyebabkan kontrak yang terjadi bukan melalui proses negosiasi yang seimbang diantara para pihak.terjadi proses tawar menawar yang tidak seimbang untuk mencapai kesepakatan. 154 Tan Kamello dkk, Penggunaan Kontrak Baku dalam Kredit Pemilikan Rumah Bank Tabungan Negara Ditinjau dari Segi Hukum Perdata Studi Kasus di Kotamadya Medan, Medan: Lembaga Penelitian USU, 1993, hal 5 155 Abdul Hakim Siagian, op.cit, hal 8 83 mengadakan kontrak pengguna klausul itu menerti dan seharusnya mengetahui bahwa pihak lainnya tidak mengetahui isi persyaratan tersebut. 156 a. Jika dengan memperhatikan berbagai keadaan yang meliputi kontrak tersebut bersifat sangat bertentangan dengan akal sehat; atau Kemudian menurut Pasal 6.233 BW baru, menyebutkan bahwa suatu perjanjian dengan menggunakan klausul baku dapat dibatalkan: b. Jika pihak yang menuntut dicantumkannya klausula baku, tidak memberikan kesempatan kepada pihak lawannya untuk memperoleh penjelaan tentang klausul-kalausul itu. 157 Perjanjian baku menempatkan pihak yang tidak ikut membuat klausul- klausul di dalam perjanjian itu sebagai pihak yang baik langsung maupun tidak langsung sebagai pihak yang dirugikan, yakni di satu sisi ia sebagai salah satu pihak dalam perjanjian itu memiliki hak untuk memperoleh kedudukan seimbang dalam menjalankan perjanjian tersebut, di sisi yang lain ia harus menurut terhadap isi perjanjian yang disodorkan kepadanya. 158 Sebenarnya, perjanjian standar tidak perlu selalu dituangkan dalam bentuk formulir walaupun memang lazim dibuat tertulis. Contohnya dapat dibuat dalam bentuk pengumuman yang ditempelkan di tempat penjual menjalankan cusahanya. Jadi perjanjian standar adalah perjanjian yang ditetapkan secara sepihak, yakni oleh produsenpenyalur produk 156 Ridwan Khairandy.m op.cit, hal 247 157157 Ibid, hal 127 158158 Sriwati, Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Baku, Yustika, 2000, Vol III, hal 176 84 penjualdanmengandung ketentuan yang berlaku umum missal sehingga pihak yang lain konsumen hanya memiliki dua pilihan yaitu untuk menyetujui atau menolaknya. 159 Adanya unsur pilihan ini oleh sementara pihak dikatakan perjanjian standar tidaklah melanggar asas kebebasan berkontrak Pasal 1320 jo. 1338 KUHPerdata. Artinya bagaimanapun pihak konsumen masih diberi hak menyetujui take it atau menolak perjanjian yang diajukan kepadanya leave it. Itulah sebabnya, perjanjian standar ini kemudian dikenal dengan nama take it or leave it contract. 160 Akibat hukum dari perjanjian baku ialah bahwa klausula baku itu mengikat dan wajib dipenuhi. Perjanjian dengan menggunakan klausula baku ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya praktis dan kolektif. Saat seperti ini, kedudukan konsumen sangat lemah sehingga menerima saja aturan-aturan dan syarat-syarat yang disodorkan oleh pihak pengusaha. Karena jika tidak demikian maka konsumen tidak akan memperoleh barang dan atau jasa dari pengusahanya. 161 Hal tersebut menunjukkan ketidakseimbangan antara pengusaha dan konsumendi dalam membuat perjanjian. Padahal menurut pasal 1338 KUHPerdata, setiap orang diberikan kebebasan untuk membuat perjanjian dengan siapapun juga. Asas kebebasan berkontrak ini tidak dapat 159 Celina Tr Siwi Kristiyanti, op.cit, hal 140-141 160 Ibid, hal 141 161 Rachmadi Usman, op.cit, hal 215 85 dilaksanakan sepenuhnya dengan adanya perjanjian dengan menggunakan klausula baku. 162 1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya; Kedudukan perjanjian baku sebagai sub sistem dari perjanjian di dalam hukum perdata mengharuskan perjanjian baku tunduk jugaa pada KUHPerdata. Maka agar perjanjian baku dianggap sah dan mengikat sebagai perjanjian maka baik dalam pembuatan perjanjian baku hingga mengenai keabsahan perjanjian baku harus mengikuti syarat-syarat yang diatur oleh KUHPerdata. Adapun syarat-syarat sah dalam suatu perjanjian diatur di dalam Buku III KUHPerdata. Pada Pasal 1320 KUHPerdata menyatakan supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat yaitu; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu pokok persoalan tertentu; 4. Suatu sebab yang tidak terlarang. 163 Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, perjanjian baku juga harus tunduk kepada asa-asas yang dianut oleh hukum perdata yang telah dijelaskan sebelumnya. Pelanggaran terhadap syarat-syarat prjanjian atau asas-asas hukum perjanjian menyebabkan suatu perjanjian itu batal demi hukum atau dapat dibatalkan. Tentu saja hal ini juga berlaku kepada perjanjian baku.

K. Ketentuan Klausula Baku Menurut Undang-Undang Perlindungan

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Hukum Pelaku Usaha Apotek Terhadap Obat Yang Mengandung Cacat Tersembunyi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Pada Apotek Yakin Sehat)

12 118 111

Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Putusan Nomor 56/Pdt.G/2011/Pn Tegal)

6 53 132

Pelaksanaan Surat Wasiat Menurut Undang – Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum Islam

0 77 89

Pelaksanaan Surat Wasiat Menurut Undang – Undang Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum Islam

5 109 89

Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945 (Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5/Puu-V/2007)

0 25 93

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Usaha Air Minum Depot (AMD) Isi Ulang Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3 124 97

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

1 BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Hukum Pelaku Usaha Apotek Terhadap Obat Yang Mengandung Cacat Tersembunyi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Pada Apotek Yakin Sehat)

0 0 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KLAUSULA BAKU E. Pengertian Klausula Baku - Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Putusan Nomor 56/Pdt.G/2011/Pn Tegal)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Putusan Nomor 56/Pdt.G/2011/Pn Tegal)

0 0 19