Aspek-aspek Intensi Faktor- faktor Intensi

14 faktor utama dalam theory of planned behavior ini adalah intensi seseorang untuk memunculkan suatu perilaku. Berdasarkan theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga penentu utama, pertama adalah faktor personal dari individu tersebut, kedua bagaimana pengaruh sosial, dan ketiga berkaitan dengan kontrol yang dimiliki individu Ajzen, 2005. Berdasarkan uraian diatas, maka intensi adalah suatu keputusan atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu baik secara sadar atau tidak.

2. Aspek-aspek Intensi

Menurut Fishbein dan Ajzen 1975 intensi memiliki empat aspek, yaitu: 1. Sasaran Target: yaitu sasaran yang ingin dicapai jika menampilkan suatu perilaku. 2. Action: merupakan suatu tindakan yang mengiringi munculnya perilaku. 3. Context: mengacu pada situasi yang akan memunculkan perilaku. 4. Time waktu: yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas. Universitas Sumatera Utara 15

3. Faktor- faktor Intensi

Ajzen 2005 mengemukakan intensi merupakan fungsi dari tiga faktor, yaitu: 1. Faktor Personal merupakan sikap individu terhadap perilaku berupa evaluasi positif atau negatif terhadap perilaku yang akan ditampilkan. 2. Faktor sosial diistilahkan dengan kata norma subjektif yang meliputi persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku. 3. Faktor kendali yang disebut perceived behavioral control yang merupakan perasaan individu akan mudah atau sulitnya menampilkan perilaku tertentu. Menurut Ajzen 2005 ketiga faktor yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dapat memprediksi intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu. Hubungan antara intensi dan ketiga faktor yang mempengaruhinya dapat dilihat dalam gambar 1. Gambar 1. Teori Planned Behavior Universitas Sumatera Utara 16 Umumnya seseorang menunjukkan intensi terhadap suatu perilaku jika mereka telah mengevaluasinya secara positif, mengalami tekanan sosial untuk melakukannya, dan ketika mereka percaya bahwa mereka memiliki kesempatan dan mampu untuk melakukannya. Sehingga dengan menguatnya intensi seseorang terhadap perilaku tersebut, maka kemungkinan individu untuk menampilkan perilaku juga semakin besar Ajzen, 2005. Apabila ketika control diri mereka lebih besar dalam memiliki kesempatan dan mampu untuk melakukannya akan langsung mempengaruhi ke perilaku mereka.

B. Sikap 1. Definisi Sikap

Menurut Allport sikap merupakan suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang didalamnya terdapat pengalaman individu yang akan mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi Sarwono, 2009. Sikap merupakan penyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai objek, orang, atau peristiwa Robin, Amaliah 2008. Del David 2007 sikap merupakan cara seseorang unuk berfikir, merasakan, dan tindakan untuk berperilaku dengan cara yang tetap menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Petty Cacippo mengatakan sikap adalah evaluasi umum yang dibuat oleh manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu tersebut Azwar, 2007. Menurut Ajzen 2005 sikap merupakan suatu evaluasi untuk merespon secara positif ataupun negatif. Secara umum, semakin seseorang tersebut memiliki Universitas Sumatera Utara 17 evaluasi bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka seseorang akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut, sebaliknya semakin seseorang yang memiliki evaluasi negatif maka seseorang akan cenderung bersikap unfavorble terhadap perilaku tertentu Ajzen, 2005. Ajzen 2005 sikap merupakan evaluasi individu baik positif maupun negatif terhadap objek sikap berupa benda institusi, orang, kejadian, perilaku, maupun minat tertentu. Sikap ditentukan dari evaluasi seseorang mengenai konsekuensi suatu perilaku yang diasosiasikan dengan suatu perilaku, dengan melihat kuatnya hubungan antara konsekuensi tersebut dengan suatu perilaku. Maka dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki belief yang kuat bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi yang positif, maka sikap terhadap perilaku tersebut akan positif. Akan tetapi jika belief terhadap perilaku tersebut negatif, maka sikap yang terbentuk terhadap suatu perilaku tersebut akan negatif. Berdasarkan uraian diatas, maka sikap adalah evaluasi konsumen terhadap suatu keyakinan yang secara positif atau negatif terhadap suatu objek.

2. Aspek Sikap