SARAN PRAKTIS Peran Sikap, Nornma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

82 4. Perceived behavioral control berperan secara signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas. Semakin banyak kendali yang dimiliki responden untuk membeli pakaian bekas, maka semakin kuat intensi membeli pakaian bekas. 5. Perceived behavioral control merupakan variabel yang paling berperan dalam pembentukan intensi membeli pakaian bekas.

B. SARAN 1. SARAN METODOLOGIS

Penelitian ini masih menggunakan teknik incidental sampling. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan teknik purposive sampling untuk hasil penelitian yang lebih optimal dan dapat memperjelaskan lagi karakteristik yang lebih mendalam. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat membuktikan bahwa sikap dapat mempengaruhi intensi membeli pakaian bekas.

2. SARAN PRAKTIS

a. Saran untuk masyarakat Bagi para konsumen dan calon konsumen yang akan membeli pakaian bekas bisa mempertimbangkan sikap yang negatif pakaian pakaian bekas yang dijual. Para calon konsumen bisa mencari informasi mengenai pakaian bekas yang dijual di kota Medan. Karena informasi yang dimiliki bagi para calon konsumen bisa mempengaruhi sikap, norma subjektif, dan perceived Universitas Sumatera Utara 83 behavioral control yang dimiliki oleh calon konsumen. Jika calon konsumen tidak memiliki informasi yang cukup maka calon konsumen tidak memiliki sikap yang positif terhadap pakaian bekas. b. Saran untuk penjual pakaian bekas Pada penelitian ini dari ketiga variabel yang tidak memiliki peran secara siginifikan adalah variabel sikap karena masih banyak sikap konsumen yang negatif pada pakaian bekas tersebut. Disarankan bagi para penjual pakaian bekas untuk menjaga kebersihan pakaian bekas dengan cara dilaundry, diperbaiki barang rusak, dan dikemas dengan semenarik mungkin. Serta para penjual juga harus memiliki strategi penjualan seperti menjual pakaian bekas secara online, dipajang seperti di toko supaya tidak kelihatan kumuh pakaian bekas yang dijual. Dengan adanya perhatian dari penjual terhadap kebersihan akan membuat sikap konsumen menjadi positif terhadap pakaian bekas, maka intensi membeli pada konsumen akan semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara 13

BAB II TUJUAN PUSTAKA

A. INTENSI 1. Definisi Intensi

Schiffman dan Kanuk 2007 menyatakan bahwa intensi adalah hal yang berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau berperilaku tertentu. Chaplin 1999 menyatakan bahwa intensi merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Intensi menurut Corsini 2002 adalah keputusan bertindak dengan cara tertentu, atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan, baik itu secara sadar atau tidak sadar. Menurut Sudarsono 1993 menyatakan intensi adalah niat, tujuan, keinginan untuk melakukan sesuatu, mempunyai tujuan. Horton 1984 mengatakan bahwa intensi terkait dalam 2 hal yang saling berhubungan yaitu, kecenderungan untuk membeli dan rencana dari keputusan membeli. Jadi intensi berhubungan dengan perilaku. Individu melakukan perilaku tersebut, apabila ia benar-benar ingin melakukannya untuk membentuk intensi. Ajzen 2005, menyatakan bahwa intensi adalah indikasi seberapa kuat keyakinan seseorang akan mencoba suatu perilaku, dan seberapa besar usaha yang akan digunakan untuk melakukan perilaku. Menurut Theory of Planned Behavioral , intensi untuk melakukan suatu perilaku merupakan prediktor paling kuat bagi munculnya perilaku tersebut. Menurut Ajzen 1991 yang menjadi Universitas Sumatera Utara 14 faktor utama dalam theory of planned behavior ini adalah intensi seseorang untuk memunculkan suatu perilaku. Berdasarkan theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga penentu utama, pertama adalah faktor personal dari individu tersebut, kedua bagaimana pengaruh sosial, dan ketiga berkaitan dengan kontrol yang dimiliki individu Ajzen, 2005. Berdasarkan uraian diatas, maka intensi adalah suatu keputusan atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu baik secara sadar atau tidak.

2. Aspek-aspek Intensi