Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

36

C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Penelitian

Menurut Azwar 2010, populasi merupakan kelompok subjek yang akan dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan dengan kelompok subjek yang lain. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyaraat kota Medan.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya Azwar, 2010. Sampel adalah bagian dari populasi, yang terdiri dari beberapa anggota populasi. Penggunaan sampel dalam penelitian didasari atas pertimbangan efisiensi sumber daya berupa waktu, tenaga, dan dana. Oleh karena itu, subjek penelitian hanya diambil dari sampel dalam populasi bukan populasi secara keseluruhan Azwar, 2010. Sampel tentunya harus merepresentasi populasi atau memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh populasinya. Agar mendapatkan sampel yang benar-benar merepresentasikan populasinya maka dibutuhkan teknik khusus yang disebut teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling. Non-probability sampling merupakan suatu cara pengambilan sampel yang tidak diketahui berapa besarnya peluang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan teknik non- Universitas Sumatera Utara 37 probability sampling dikarenakan tidak diketahui berapa banyak populasi konsumen pakaian bekas. Metode sampling yang akan digunakan adalah Sampling Incidental. Metode ini merupakan salah satu teknik non-probability sampling dimana peneliti mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian Azwar, 2010. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Laki-laki dan perempuan 2. Konsumen yang belum pernah membeli pakaian bekas 3. Memiliki informasi mengenai pakaian bekas Sampel mengetahui informasi tentang pakaian bekas berupa pakaian bekas yang berasal dari luar negeri. Ketika hendak memberikan skala kepada sampel, peneliti akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada sampel sejauh mana sampel mengetahui informasi atau pengetahuan sampel tentang pakaian bekas yang dijual di kota Medan. Berdasarkan dari kriteria diatas jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 297 orang yang memenuhi kriteria. Secara tradisional, statistik menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup banyak Azwar, 2010. Namun, semakin besar sampel yang diambil akan semakin tinggi taraf reperesentatives sampel Suryabrata, 2011. Universitas Sumatera Utara 38

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini mengungkap data mengenai variabel- variabel yang akan diteliti. Data yang berupa konstrak atau konsep psikologis hanya bisa didapatkan secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang dihimpun dalam skala psikologi Azwar, 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi berbentuk likert. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala intensi, skala sikap, skala norma subjektif, dan skala perceived behavioral control yang akan disusun berdasarkan aspek-aspek. Skala yang digunakan dalam bentuk penyataan yang favorable dan unfavorable. 1. Skala Intensi Skala ini bertujuan untuk melihat intensi subjek sebagai kesimpulan apakah subjek akan menampilkan perilaku ataupun tidak. Disusun atas 4 aspek yang mempengaruhi intensi yakni action, context, time, dan target. Skala ini akan terdiri dari aitem dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Ragu-Ragu R, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS dan terdiri dari aitem favorable. Bobot penilaian dalam skala ini yaitu 5 untuk jawaban Sangat Setuju SS, 4 untuk jawaban Setuju S, 3 untuk jawaban Ragu-Ragu R 2 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju S, 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju STS. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 1. Blue Print Skala Intensi Sebelum Uji Coba Aspek- aspek Komponen No. Aitem Jumlah Aitem Bobot Intensi Target 1,2 2 25 Context 3,4 2 25 Action 5,6 2 25 Time 7,8 2 25 Total 8 100 Pengklasifikasian skala intensi konsumen dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi intensi konsumen terhadap pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu kuat, sedang, dan lemah berdasarkan rumus berikut. Tabel 2. Kategorisasi Skala Intensi Kategori Rentang Nilai Tinggi X M + 1SD Sedang M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Rendah X M – 1SD 2. Skala Sikap Skala ini disusun berdasarkan proses elisitasi mengenai gambaran sikap seseorang terhadap pakaian bekas. Dari hasil elisitasi dibentuklah skala sikap yang disusun berdasarkan 2 aspek yang mempengaruhi sikap dalam Theory of Planned Behavior oleh Ajzen 2005 yaitu outcome evaluation dan behavioral beliefs . Skala sikap ini menggunakan skala model likert. Aitem terdiri dari Universitas Sumatera Utara 40 pernyataan dengan 5 pilihan jawabanya itu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable atau unfavorable. Nilai setiap pilihan bergerak dari skor 1 sampai 5 . Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Setuju SS, 4 untuk jawaban Setuju S, 3 untuk jawaban Netral N, 2 untuk jawaban Tidak Setuju TS, dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju STS. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju STS, 4 untuk jawaban Tidak Setuju TS, 3 untuk jawaban Netral N, 2 untuk jawaban Setuju S, dan 1 untuk jawaban Sangat Setuju SS Tabel 3. Blue Print Skala Sikap Sebelum Uji Coba Aspek-Aspek Komponen Favorable Unfavorable Bobot Sikap Outcome Evaluation 2,3,4,9 1,5,6,7,8 50 Behavioral Beliefs 2,3,4,9 1,5,6,7,8 50 Total 8 10 100 Pengklasifikasian skala sikap konsumen dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi sikap konsumen terhadap pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu positif, netral, dan negatif berdasarkan rumus berikut. Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4. Kategorisasi Skala Sikap Kategori Rentang Nilai Positif X M + 1SD Netral M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Negatif X M – 1SD 3. Skala Norma Subjektif Skala ini disusun berdasarkan proses elisitasi mengenai gambaran dukungan sosial terhadap membeli pakaian bekas. Dari hasil elisitasi dibentuklah skala norma subjektif yang terdiri dari 2 aspek menurut Ajzen 2005 yaitu normative believe dan motivation to comply. Skala norma subjektif ini menggunakan skala model likert. Aitem pada aspek normative belief terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, R Ragu-Ragu, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Sementara untuk aspek motivation to comply, pilihan jawaban terdiri dari Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable mendukung dimana nilai setiap pilihan bergerak dari skor 1 sampai 5 . Bobot penilaian untuk pernyataan pada skala ini yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Sesuai dan Sangat Setuju SS, 4 untuk jawaban Sesuai dan Setuju S, 3 untuk jawaban Ragu-ragu dan Netral R atau N, 2 untuk jawaban Tidak Sesuai dan Tidak Setuju SS, dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai dan Sangat Tidak Setuju STS. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 5. Blue Print Skala Norma Subjektif Sebelum Uji Coba Aspek-Aspek Komponen Favorable Bobot Norma Subjektif Normative Believe 1,2,3,4 50 Metivation to Camply 1,2,3,4 50 Total 8 100 Pengklasifikasian skala norma subjektif terhadap pakaian bekas dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi norma subjektif terhadap pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu kuat, sedang, dan lemah berdasarkan rumus berikut. Tabel 6. Kategorisasi Skala Norma Subjektif Kategori Rentang Nilai Mendukung X M + 1SD Netral M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Menolak X M – 1SD 4. Skala Perceived Behavioral Control Skala ini disusun berdasarkan proses elisitasi mengenai faktor yang mendorong atau menghalangi subjek untuk membeli pakaian bekas. Terdiri dari 2 aspek yang mempengaruhi norma subjektif berdasarkan teori Ajzen 2005 yaitu control belief dan power of control factors. Skala perceived behavioral control ini menggunakan skala model likert. Untuk aspek control belief terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, ragu-ragu R, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Sementara untuk aitem power of control beliefs terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan Universitas Sumatera Utara 43 jawaban yang bermacam-macam sesuai dengan indikator yang hendak diukur Francis dkk, 2004. Skala disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable, dimana nilai setiap pilihan bergerak dari skor 1 sam pai 5 . Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Setuju SS, 4 untuk jawaban Setuju S, 3 untuk jawaban Ragu-ragu R, 2 untuk jawaban Tidak Setuju TS, dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju STS. Tabel 7. Blue Print Skala Perceived Behavioral Control Sebelum Uji Coba Aspek-Aspek Komponen Favorable Bobot Perceived Behavioral Control Control Believe 1,2,3,4,5,6 50 Power of Control 1,2,3,4,5,6 50 Total 12 100 Pengklasifikasian skala perceived behavioral control pada pakaian bekas dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi perceived behavioral control pada pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu mudah, sukar, dan sulit berdasarkan rumus berikut. Tabel 8. Kategorisasi Norma Skala Perceived Behavioral Control Kategori Rentang Nilai Mudah Dilakukan X M + 1SD Cukup Mudah Dilakukan M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Sulit Dilakukan X M – 1SD Universitas Sumatera Utara 44

E. UJI VALIDITAS,

UJI DAYA BEDA AITEM, DAN UJI RELIABILITAS 1. Uji Validitas Validitas alat ukur merupakan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang hendak diukur atau diteliti dalam penelitian Suryabrata, 2011. Dalam kata lain, validitas merupakan ukuran seberapa cermat suatu tes menjalankan fungsi ukurnya. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi content validity . Validitas isi mengukur sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara analisis rasional atau professional judgement dengan dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem