Peran Sikap terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

73 membeli pakaian bekas; serta kekuatan kontrol pada konsumen terhadap faktor- faktor yang ada di sekitar calon konsumen yang dapat mendukung atau menghambat keinginan untuk membeli pakaian bekas.

2. Peran Sikap terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

Pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa sikap tidak berperan secara signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas ditunjukkan oleh nilai p=0.143 0.05 sehingga hipotesis tambahan pertama yang menyatakan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap intensi ditolak. Sikap tidak memiliki peran yang signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas karena masi banyak sikap yang negatif bagi para calon konsumen pada pakaian bekas, para calon konsumen masi beranggapan bahwa pakaian bekas yang dijual tidak terjamin kebersihannya. Sikap adalah respon positif atau negatif terhadap suatu objek sikap yang dapat mempengaruhi besar kecilnya intensi individu untuk melakukan perilaku tersebut Ajzen, 2005. Sikap didasarkan pada keyakinan individu terhadap konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Kemudian individu juga akan mengevaluasi konsekuensi tersebut, apakah perilaku yang dilakukannya berakibat positif atau negatif. Evaluasi positif maupun negatif terhadap suatu perilaku akan mempengaruhi intensi individu untuk memunculkan atau tidak memunculkan perilaku tersebut. Dalam penelitian ini, responden memiliki keyakinan positif akan konsekuensi yang dihasilkan apabila membeli pakaian bekas, yang ditunjukkan dari hasil skor sikap responden yang terlihat dikategori netral menuju ke positif. Dengan adanya keyakinan yang positif ini, responden akan Universitas Sumatera Utara 74 mengevaluasi bahwa dengan membeli pakaian bekas akan menambah pakaian, semakin modis, dan memiliki barang yang berkualitas dengan harga yang murah sehingga responden untuk membeli pakaian bekas akan semakin kuat. Berdasarkan hasil skala sikap, skor yang diperoleh oleh responden berada dalam rentang netral menuju negatif. Dengan demikian dapat dilihat bahwa sikap kurang mendukung subjek untuk membeli pakaian bekas. Akan tetapi terdapat 2 faktor yang mendukung responden untuk membeli pakaian bekas, seperti faktor norma subketif dan perceived behavioral control. Pada penelitian ini, skala penelitian ditujukan pada pengetahuan responden mengenai keuntungan dalam membeli pakaian bekas. Pengetahuan responden diperoleh dari hasil elisitasi yang dilakukan sebelum merancang alat ukur, dengan cara memberikan angket untuk mencari informasi dari keluarga, teman mengenai pakaian bekas. Semakin banyak informasi yang diperoleh oleh responden terhadapat pakaian bekas maka semakin baik responden mengevaluasi atau menilai pakaian bekas. Dengan adanya evaluasi yang baik akan menghasilkan sikap yang positif terhadap perilaku membeli pakaian bekas yang akan berpengaruhi pada intensi responden yang akan semakin kuat untuk membeli pakaian bekas. Untuk menggambarkan secara jelas mengenai sikap yang dimiliki responden untuk membeli pakaian bekas, penelitian melakukan wawancara dengan beberapa responden untuk mengetahui gambaran sikap komsumen terhadap intensi Universitas Sumatera Utara 75 membeli pakaian bekas. Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa ia memiliki sikap yang negatif dalam membeli pakaian bekas. “Saya kalau disuruh pilih untuk membeli pakaian bekas saya tidak mau ya. Lebih bagus saya beli baju yang murah harganya tapi masih baru dan bagus daripada saya disuruh membeli pakaian bekas. Kita kan gak tau orang sebelumnya sehat atau gak.” Komunikasi personal, November 2015 Dari hasil wawancara di atas bahwa responden memiliki sikap yang negatif pada pakaian bekas. Responden memiliki pendapat bahwa pakaian bekas yang dijual tidak dijmanin kebersihannya. Maka dapat disimpulkan bahwa peran sikap tidak berperan dalam membetuk pakaian bekas. Selaian penilaian negatif ada juga penilaian yang positif mengenai pakaian bekas, seperti uraian di bawah ini. “Aku sih kalau tau sumber pakaiannya dari mana gak papa juga. Atau kayak barang cuci gudang itu sih masi bisa dipertimbangkan lah. Tapi kalau pakaiannya gak jelas sumbernya ya pikir-pikir juga.” Komunikasi personal, November 2015 “Kakak gak masalah ya beli pakaian bekas, asal kita lihat kualitas dan kebersihannya. Karena kan ada juga sekarang orang yang jual pakaian bekas online. Mereka yang jual pakaian bekas online itu kadang udah dalam kualitas terpilih terus kayak baju pasti udah dicuci mereka, atau kayak tas udah dikasih lotion khusus kulit. Emang sih kakak belom pernah beli, dengar-dengar dari kawan dan kakak sering lihat di instagram hehe …” Komunikasi Personal, Desember 2015 Dari hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa konsumen tersebut memiliki sikap yang positif untuk membeli pakaian bekas dengan Universitas Sumatera Utara 76 mempertimbangkan kebersihan dan sumber pakaian bekas. Maka dapat dikatakan bahwa sikap kurang berperan dalam membentuk intensi membeli pakaian bekas.

3. Peran Norma Subjektif terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas