78
namun norma subjektif secara signifikan berperan terhadap intensi membeli pakaian bekas. Dengan kata lain, semakin besar kendali yang dimiliki responden
untuk membeli pakaian bekas, maka semakin kuat intensi responden untuk membeli pakaian bekas.
4. Peran Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Membeli Pakaian
Pada penelitian ini didapatkan hasil perceived behavioral control berperan positif terhadap intensi membeli pakaian bekas yang ditunjukkan oleh nilai
p=0.000 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternative diterima. Perceived behavioral control
memiliki nilai r=0.529 sehingga r
2
=0.279 yang menunjukkan bahwa perceived behavioral control berperan sebesar 27.9
terhadap intensi membeli pakaian bekas. Hal ini berarti bahwa perceived behavioral control
yang dimiliki subjek memiliki nilai positif dalam mempengaruhi intensi subjek membeli pakaian bekas atau subjek memilki kendali
yang mudah dilakukan untuk membeli pakaian bekas. Perceived behavioral control
merujuk pada suatu derajat ketika individu merasa bahwa perilaku akan muncul atau tidak muncul tergantung pada kendali
yang ada pada dirinya Ajzen, 2005. Ketika individu mulai membentuk intensi terhadap suatu perilaku, ia mulai memperkirakan seberapa besar kontrol yang
dimilikinya untuk mewujudkan perilaku tersebut Sarwono, 1997. Individu tidak akan memiliki intensi yang kuat untuk menampilkan perilaku jika ia percaya
Universitas Sumatera Utara
79
bahwa ia tidak memiliki sumber dan kesempatan untuk menampilkannya, walaupun ia memiliki sikap yang positif dan dukungan dari significant others.
Dalam penelitian ini, skala perceived behavioral control mengacu pada beberapa faktor yang bisa saja menjadi pendukung atau malah menjadi
penghambat subjek untuk membeli pakaian bekas. Faktor ini didapatkan dari hasil elisitasi salient belief yang berupa waktu, penghasilan, informasi, dan lokasi
tempat penjualan pakaian bekas. Respon subjek juga berbeda terhadap faktor tersebut didasarkan pada background factor-nya gender, usia, pekerjaan, dan
penghasilan. Guna mendapatkan penjelasan lebih lanjut, peneliti melakukan komunikasi personal kepada subjek.
“Kok aku gak masalah mau beli baju, celana, tas atau apalah itu di monza asal dicuci bersih. Kepengen sih kakak kesana dek,
tapi ya itu lah masalahnya waktu ini dek, tau la perkerjaan kak dikantor udalah padat pergi pagi pulang malam mana la sempat
siang-siang pilih-pilih baju di monza itu karena katanya kita mesti teliti pas mau beli. Repot juga la menurut kakak dengan
lokasi, waktu, dengan p
erkerjaan kakak kayak gini ya dek” Komunikasi Personal, Desember 2015
“Tante belum pernah ya Fatimah ke monza itu. Tapi dengar- dengar cerita kawan-kawan tante kayak mana monza itu kayak
tante gak bakalan kesana untuk beli pakaian ya nak. Yang pertama tante gak ada waktu dan tante kan punya penghasilan
yang lumayan besar ya jadi tante bagusan beli barang baru di mall atau pas tante keluar negeri masih bisa beli barang
branded dengan model baru ya nak.” Komunikasi Personal, Desember 2015
Dari hasil wawancara di atas subjek memiliki kemauan dan ada juga subjek yang tidak ingin membeli pakaian bekas. Meskipun kontribusi yang
diberikan perceived behavioral control tidak terlalu besar untuk membentuk intensi membeli pakiaan bekas, namun perceived behavioral control secara
Universitas Sumatera Utara
80
signifikan berperan terhadap intensi membeli pakaian bekas. Dengan kata lain, semakin besar kendali yang dimiliki subjek untuk membeli pakaian bekas maka
semakin kuat intensi subjek untuk membeli pakaian bekas.
Universitas Sumatera Utara
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan hasil mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control bersama-sama berperan secara signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas.
Semakin positif sikap, semakin banyak dukungan dari orang terdekat, dan semakin besar kendali yang dimiliki responden maka semakin kuat pula
intensi responden untuk membeli pakaian bekas. 2. Sikap tidak berperan secara signifikan terhadap intensi membeli pakaian
bekas. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor sikap berada pada skor netral. Hasil skala sikap berada pada kategori netral terhadap intensi
membeli pakaian bekas, sehingga sikap dapat diabaikan. 3. Norma subjektif berperan secara signifikan terhadap intensi membeli
pakaian bekas. Dengan demikian semakin banyak dukungan dari orang terdekat yang dimiliki responden terhadap perilaku membeli pakaian bekas
maka semakin kuat intensi responden untuk membeli pakaian bekas.
Universitas Sumatera Utara
82
4. Perceived behavioral control berperan secara signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas. Semakin banyak kendali yang dimiliki responden
untuk membeli pakaian bekas, maka semakin kuat intensi membeli pakaian bekas.
5. Perceived behavioral control merupakan variabel yang paling berperan dalam pembentukan intensi membeli pakaian bekas.
B. SARAN 1. SARAN METODOLOGIS
Penelitian ini masih menggunakan teknik incidental sampling. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan teknik purposive sampling untuk hasil
penelitian yang lebih optimal dan dapat memperjelaskan lagi karakteristik yang lebih mendalam. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat membuktikan bahwa
sikap dapat mempengaruhi intensi membeli pakaian bekas.
2. SARAN PRAKTIS