Aspek Norma Subjektif Peran Sikap, Nornma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

19 didefinisikan merupakan pengaruh orang lain yang penting. Hal ini dipersepsikan sebagai sesuatu yang dipikirkan orang lain yang penting important person yang harus dilakukan orang tersebut dengan perilaku tertentu Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995. Ajzen 2005 mengatakan norma subjektif sebagai persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menampilakan atau tidak menampilkan suatu perilaku. Norma subjektif diartikan sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku Ajzen, 2005. Norma subjektif merupakan fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut normative belief , yaitu belief mengenai setuju dan tidak setuju yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu significant others seperti orang tua, pasang, teman dekat, rekan kerja atau lainnya terhadap suatu perilaku Ajzen, 2005. Ketika seseorang ingin menampilkan perilaku, maka ia akan menyesuaikan perilaku tersebut dengan norma kelompoknya sehingga kecenderungan untuk menampilkan perilaku akan semakin besar jika kelompok bisa menerima perilaku tersebut. Kelompok ini bisa saja berupa orangtua, saudara, teman dekat, dan orang yang berkaitan dengan perilaku tersebut.

2. Aspek Norma Subjektif

Norma Subjektif diartikan sebagai dukungan orang-orang terdekat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku Ajzen, 2005. Norma subjektif ditentukan oleh dua aspek yaitu: Universitas Sumatera Utara 20 1. Normative belief keyakinan normatif Normative belief adalah keyakinan seseorang mengenai setuju atau tidak setuju yang berasal dari referent. Referent merupakan orang atau kelompok sosial yang sangat berpengaruh bagi seseorang baik itu orang tua, pasangan istrri atau suami, teman dekat, rekan kerja dan lain-lain tergantung pada tingkah laku yang dimaksud. Keyakinan normatif normative belief berasal dari keyakinan seseorang mengenai orang-orang terdekatnya significant others yang mendukung atau menolak pada tampilan perilaku tersebut. Keyakinan normatif didapat dari significant others tentang apakah individu perlu, harus, atau dilarang melakukan perilaku tertentu dan dari seseorang yang berhubungan langsung dengan perilaku tersebut. 2. Motivation to comply keinginan untuk mengikuti Motivation to comply adalah motivasi individu untuk menampilkan atau mematuhi perilaku yang diharapkan significant others. Individu yang percaya bahwa significant others menyetujui suatu perilaku, maka ini akan menjadi tekanan sosial bagi individu untuk melakukan perilaku tersebut dan begitu sebaliknya. Hubungan antara dua aspek norma subjektif diatas dapat digambarkan pada persamaan berikut ini : Universitas Sumatera Utara 21 Berdasarkan rumus di atas norma subjektif SN didapat dari penjumlahan hasil kali dari normative belief dengan motivation to comply.

D. Perceived Behavioral Control 1. Definisi Perceived Behavioral control

Ajzen 2005 mengatakan perceived behavioral control atau kontrol perilaku sebagai keyakinan atau fungsi mengenai ada atau tidaknya faktor yang mendukung atau tidak mendukung untuk menampilkan perilaku tersebut. Keyakinan ini diperoleh dari pengalaman masa lalu akan tetapi biasanya dipengaruhi oleh informasi sekunder, seperti informasi yang diperoleh dari observasi seseorang dari pengalaman, teman, dan faktor lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi intensitas berperilaku. Maka semakin banyak informasi dan kesempatan seseorang maka semakin kuat kontrol perilaku yang dimiliki. Jadi, kontrol perilaku merupakan persepsi mengenai mampu atau tidak mampu atau bisa atau tidak bisanya seseorang menampilkan perilaku tersebut. Apabila individu merasa banyak faktor yang mendukung dan sedikit faktor yang menghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut, dan begitu juga sebaliknya Ajzen, 2005. Theory of planned behavior, perceived behavioral control Ajzen, 2005 akan bersama-sama dengan intensi dapat digunakan secara langsung untuk memunculkan perilaku. Terdapat dua alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Yang pertama, intensi untuk memunculkan perilaku akan lebih berhasil jika disertai dengan adanya perceived behavioral control. Yang kedua, adanya Universitas Sumatera Utara 22 hubungan langsung antara perceived behavioral control dengan munculnya perilaku, dimana perceived behavioral control dapat digunakan untuk mengukur kontrol aktual.

2. Aspek Perceived Behavioral Control