48
2.3.1.2.14. Ornamen Motif Naga Berjuang
Gambar 27: Ornamen Naga Berjuang Sumber: Ekoprawoto, 1998: 50
Ornamen ini secara denotatif memiliki motif fauna khayalan yaitu naga yang saling berhadapan. Pada bagian tengah ornamen ini terdapat motif dedaunan
bersulur dan juga bunga. Terlihat pada gambar di atas bahwa bagian atasnya diberi batas berupa garis lengkung setengah lingkaran, dan di sisi kiri-kanan
bagian atas lengkungan ini juga diberi hiasan berupa motif daun bersulur. Motif naga diyakini baru-baru saja diasimilasi oleh masyarakat Melayu, karena binatang
jenis ini berasal dari mitologi masyarakat Cina. Naga ialah sebutan umum untuk makhluk mitologi yang berwujud reptile
berukuran raksasa. Makhluk ini muncul dalam berbagai kebudayaan. Pada umumnya, berwujud seekor ular besar, namun ada pula yang menggambarkannya
sebagai kadal bersayaphttps:id.wikipedia.orgwikiNaga. Ornamen berbentuk naga ini biasanya diletakkan pada lubang angin
ventilasi di atas daun pintu depan. Secara konotatif memiliki makna tentang kemampuan dalam menghadapi tantangan dan adanya semangat juang yang tidak
kenal lelah Ekoprawoto, 1998: 50. Ornamen atau ornamen Melayu motif Naga Berjuang ini tidak dijumpai pada Masjid Azizi Langkat.
Universitas Sumatera Utara
49
2.3.1.2.15. Ornamen Motif Roda Sula
Gambar 28: Ornamen Roda Sula Sumber: Ekoprawoto, 1998: 52
Hiasan ini secara denotatif, menggambarkan roda berbentuk setengah lingkaran dengan hiasan tujuh mata sula sebagai jari-jarinya. Tujuh sula dalam
ornamen jenis ini merupakan lambang dari tujuh petala lapisan langit. Ornamen ini diletakkan di atas pintu ataupun jendela sebagai lubang angin.
Ornamen ini secara konotatif memiliki makna tentang kekuatan dan ketahanan manusia dalam menghadapi tantangan hidup Ekoprawoto, 1998: 52.
Ornamen atau ornamen Melayu motif Roda Sula ini tidak dijumpai pada Masjid Azizi Langkat.
2.3.1.2.16. Ornamen Motif Roda Jangkar
Gambar 29: Ornamen Roda Jangkar Sumber: Ekoprawoto, 1998: 53
Universitas Sumatera Utara
50
Ornamen ini secara denotatif menggambarkan motif lima buah jangkar dengan ukiran tebukan terawangan, yang pada bagian atasnya dibatasi dengan
bentuk setengah lingkaran. Bagian atas hiasan ini diberi hiasan motif dedaunan bersulur di sisi kanan dan kirinya.
Jangkar ialah perangkat penambat kapal ke dasar perairan, di laut, sungai ataupun danau, sehingga tidak berpindah tempat karena hembusan angina, arus
ataupun gelombang. Jangkar terbuat dari bahan besi cor dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat tersangkut di dasar perairan. Jangkar juga merupakan
perangkat yang menjadi symbol dari hampir semua kegiatan yang terkait dengan kepelautan ataupun maritim https:id.wikipedia.orgwikiJangkar. Secara
konotatif memiliki makna simbolis tentang tempat berlabuh atau istirahat Ekoprawoto, 1998: 53. Ornamen atau ornamen Melayu motif Roda Jangkar ini
tidak dijumpai pada Masjid Azizi Langkat.
2.3.1.2.17. Ornamen Motif Ombak-ombak