12
Ada sebuah istilah lain untuk menyebutkan pengertian yang sama dengan semiotika atau semiotika, yaitu adalah “semiologi”. Secara prinsip tidak ada
perbedaan mendasar tentang dua istilah tersebut. hanya saja penggunaan salah satu dari kedua istilah tersebut biasanya menunjukkan pemikiran pemakainya:
mereka yang bergabung dengan Peirce menggunakan kata semiotika, dan mereka yang bergabung dengan Saussure menggunakan kata semiologi. Namun istilah
semiologi kian jarang digunakan dibanding dengan penggunaan istilah semiotika. Serta istilah semiotika lebih populer daripada istilah semiologi Sobur, 2004: 12.
Definisi Semiotika dalam kitab ‘Ilmu Ad -Dila
̄ lah Mukhtar Umar: 1998 yaitu menurut seorang pakar ilmu Semiotika, Ferdinand de Saussure adalah
sebagai berikut:
ﺯﻮﻣﺮﻠﻟ ﺔﻴﻤﻠﻌﻟﺍ ﺔﺳﺍﺭﺪﻟﺍ ﻮﻫ ﺯﻮﻣﺮﻟﺍ ﻢﻠﻋ ﻥﺃ ﺔﻳﻮﻐﻠﻟﺍ ﺕﺎﺤﻠﻄﺼﻤﻟﺍ ﻢﺟﺎﻌﻣ ﺮﻛﺬﺗ ﺔﻳﻮﻐﻠﻟﺍ ﺮﻴﻏ ﻭ ﺔﻳﻮﻐﻠﻟﺍ
، ﻪﻧﺄﺑ ﺮﻴﺳﻮﺳ ﻱﺩ ﻪﻓﺮﻌﻳ ﻭ . ﻝﺎﺼﺗﻹ ﺕﺍﻭﺩﺃ ﺎﻫﺭﺎﺒﺘﻋﺈﺑ
ﺔﻣﺎﻋ ﺔﻔﺼﺑ ﺯﻮﻣﺮﻟﺍ ﺱﺭﺪﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﻢﻠﻌﻟﺍ ،
. ﻪﻋﻭﺮﻓ ﺪﺣﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻠﻋ ﺪﻌﻳ ﻭ
Taz ̇ kuru mu’̄jimu al-muṣṭalaḥā ti al-lugawiyyati anna ‘ilma ar -rumū zi huwa ad-
dira ̄ satu al -‘ilmiyyati lirrumū zi al -lugawiyyati wa gayru al
-lugawiyyati, bi i’tiba
̄ rih̄ adaw̄tu li’ittiṣā la. Wa ya’rifuhu di sū s̄r bi҅ annahu al -‘ilma al -laż i yadrusu ar-rumu
̄ za biṣifatin ‘ā mmatin, wa ya’uddu ‘ilma al-lugati aḥadu furū ’ihi “Menurut kamus linguistik, pengertian ilmu semiotika adalah ilmu
yang mempelajari tentang simbol-simbol bahasa dan selain bahasa non bahasa sebagai alat komunikasi. De Saussure memberikan
pengertian bahwa ilmu semiotika adalah ilmu yang mempelajari simbol-simbol secara umum. Dan merupakan salah satu cabang ilmu
linguistik”
2.1.1. Tanda Menurut Roland Barthes
Semiologi merupakan nama lain dari semiotika dan memiliki arti yang sama. Menurut Barthes 1968: 9 semiologi mempresentasikan rangkaian bidang
Universitas Sumatera Utara
13
kajian yang sangat luas, mulai dari seni, sastra, antropologi, media massa, dan sebagainya. Secara sederhana, semiologi bisa didefiniskan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang tanda dan makna dalam bahasa, seni, media massa, musik dan setiap usaha manusia yang dapat direproduksi atau direpresentasikan untuk
seseorang atau audien. Semiologi diperkenalkan pertama kali oleh Ferdinand de Saussure, bapak
linguistik modern, dalam bukunya yang menjadi klasik dalam bidang linguistik, Course de linguistique générale. Saussure telah meramalkan akan timbulnya suatu
ilmu baru yang menerapkan metode linguistik strukturalis dalam ilmu-ilmu sosial lain di luar bahasa, yang disebutnya “semiologi”.
Menurut Saussure, semiologi sering digunakan dalam analisis teks, selain hermeneutik, kritik sastra, analisis wacana, dan analisis isi. Salah satu tokoh
terpenting dalam semiologi adalah Roland Barthes 1915-1980. Ketika pertama kalinya membaca buku Saussure, Barthes melihat kemungkinan-kemungkinan
untuk menerapkan semiologi atas bidang-bidang lain. Tapi, bertentangan dengan Saussure, Barthes beranggapan bahwa semiologi termasuk dalam bidang
linguistik, bukan sebaliknya. Pemahaman makna akan tanda menimbulkan pengkajian berdasarkan
kepentingan masing-masing. Terutama dalam pengkajian tanda yang diterapkan pada bidang desain yang dapat dianalogikan dengan bahasa visual. Untuk gambar
teknis, informasi ataupun aspek-aspek yang berkaitan dengan produksi, cenderung digunakan tanda-tanda visual yang bersifat denotatif, sehingga tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
14
pembiasan makna. Sedangkan untuk hal-hal yang bermuatan ekspresi, seperti bentuk, citra, motif, ornamen ataupun hal-hal yang bersentuhan dengan aspek
humanistis, cenderung diterapkan tanda-tanda konotatif Sachari, 2005: 17.
2.1.2. Tanda Denotatif dan Konotatif Menurut Roland Barthes