Pengertian Masjid TINJAUAN PUSTAKA

18 Dilihat secara konotatif, gorga simeol-eol dilihat dari sudut pandang inkulturasi, memberikan kesan akan dinamisme kehidupan manusia akan kegembiraan duniawi. Dimana diyakini seperti tumbuhan lumut yang “hidupnya terombang-ambing dengan gerak yang gemulai, namun akar tetap kokoh merekat”. Pada sosial kehidupan manusiapun dalam menjalani kehidupan haruslah selalu merasa senang namun tetap pada dasarnya yaitu mengutamakan kepentingan surgawi. Sehingga gorga simeol-eol ini merupakan simbol kegembiraan akan hidup diduniawi.

2.2. Pengertian Masjid

Dalam buku Membangun Masjid dan Mushola Susanta, 2007:8 telah dijelaskan bahwa definisi Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun agar ummat mengingat, mensyukuri dan menyembah-Nya dengan baik. Masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk bersembahyang orang muslim, seperti sabda Nabi Muhammad SAW.: “Dimanapun engkau bersembahyang, tempat itulah Masjid”. Kata Masjid disebutkan sebanyak dua puluh kali di dalam Al- Qur’an, berasal dari kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk penuh hormat dan takzim Sumalyo, 2006: 1. Masjid banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia, beberapa diantaranya telah berumur ratusan tahun, bernilai sejarah bahkan memiliki ciri-ciri kekunoan yang merupakan kesinambungan dengan masa-masa sebelum pengaruh Islam masuk ke Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, bentuk-bentuk Masjid di Indonesia beraneka ragam, ada yang bercirikan pengaruh lokal setempat dan ada Universitas Sumatera Utara 19 pula pengaruh asing. Yang jelas, dari bentuk bangunan Masjid tidak bertolak belakang dengan tujuan dan fungsinya I G.N. Anom, 1992:1. Jika melihat pada konsep awal pembangunan Masjid di masa Rasulullah SAW. yang masih sederhana, bangunan Masjid hanya berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Bangunan Masjid tersebut dilengkapi mihrab, serambi dan gapura di pintu masuknya. Bahan yang digunakan pun sangat sederhana, seperti batu alam atau batu gunung, pohon dan daun-daun kurma. Namun, sejalan dengan penyebaran Islam ke berbagai wilayah, perkembangan bentuk bangunan Masjid selanjutnya ikut dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya dan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini juga disebabkan oleh peta perkembangan Islam dari Jazirah Arab ke negara barat atau ke negara timur yang mengalami kondisi berbeda. Menurut tempat dan sejarah perkembangan Islam, perkembangan arsitektur Masjid secara global dikelompokkan menjadi Sembilan, yaitu: 1 Arab dan sekitarnya, 2 Spanyol dan Afrika Utara, 3 Iran dan Asia Tengah, 4 Anatolia, 5 India, 6 Sub-Sahar Barat, 7 Asia Timur, 8 Cina dan 9 Asia Tenggara, dengan Indonesia termasuk di dalamnya Susanta, 2007: 11-12. Masjid umumnya terdiri dari beberapa bagian pokok yang sering kali diberi hiasan, dan khususnya pada masjid-masjid di Indonesia, bentuk dan jenis arsitektur beberapa bagian pokok tersebut sering diadopsi dari beberapa negara Arab. Beberapa diantaranya adalah: Universitas Sumatera Utara 20

a. Mimbar Masjid