Coral Triangle Support Partnership CTSP

64 diatasi di tingkat regional karena ekosistem laut tidak mengenal batas-batas nasional. Amerika Serikat juga mengakui pentingnya CT untuk ketahanan pangan regional dan global, dan ingin mendukung hubungan baru dan komitmen dari para pemimpin CT6. Tujuan USCTI dalam proyek CTI ini adalah meningkatkan pengelolaan biologis dan ekonomis sumber daya laut-pesisir dan ekosistem terkait yang mendukung mata pencaharian masyarakat dan ekonomi di CT Di bawah payung program ini, USAID melibatkan sebuah perusahaan konsultan Tetra Tech sebagai Program Integrator PI untuk membantu pengelolaan arus informasi dan koordinasi antar pemangku kepentingan dana US 10 juta. PI juga mulai memfasilitasi komunikasi dan koordinasi dengan mitra pembangunan lainnya seperti Australia dan lembaga pembangunan Jerman GIZ. PI juga menyediakan mekanisme fleksibel untuk mengakses ahli teknis yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik program USCTI keseluruhan Read, 2014. Selain Tetra Tech, USAID juga menggandeng NOAA memainkan peran sentral dalam mengembangkan kerangka regional CTI-CFF EAFM dan membangun modul pelatihan EAFM bagi para praktisi, eksekutif, dan pengambil keputusan yang sekarang digunakan di seluruh wilayah. Dalam melaksanakan program Live Reef 65 Food Fish Trade LRFFT di kawasan CT, NOAA melakukan lima langkah pendekatan antara lain membangun kemitraan regional, kerjasama dan bantuan teknis, saran ilmiah dan manajemen kebijakan, pelatihan dan peningkatan kapasitas, serta bantuan dengan pendekatan alternatif. Kemitraan NOAAUSCTI ini diharapkan dapat meningkatkan sektor perikanan dan manajemennya di dalam suatu ekosistem secara lokal yang didukung oleh penegakan hukum yang efektif dari peraturan yang diperlukan untuk keberhasilan peningkatkan keberlanjutan dan ekonomi yang adil dari LRFFT di kawasan CT Schroeder, 2010. Investasi Pemerintah Australia dalam CTI digunakan sebagai platform untuk mempromosikan dan menggarisbawahi komitmen Pemerintah Australia untuk agenda internasional dan nasionalnya dalam isu lingkungan, termasuk adaptasi perubahan iklim, Blue Economy dan Tujuan Pembangunan BerkelanjutanSustainable Development Goals. Hal itu termasuk dalam investasi dalam skala daerah seperti dalam Seascapes Goals serta investasi untuk mendukung NPOA Papua Nugini, Timor Leste dan Kepulauan Solomon. Pemerintah Australia telah berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada CTI secara bertahap . Tahap pertama dari dukungan berfokus pada membangun institusi dan momentum berkembangnya CTI. Tahap 66 kedua dari dukungan difokuskan untuk mendukung Seascapes Goals dari RPOA, membantu dalam pembentukan Sekretariat Regional dan membangun kapasitas individu dan masyarakat untuk berkembang dalam industri dan mata pencaharian berkelanjutan. AUS, 2014. Tahap ketiga merupakan dukungan dalam investasi skala regional. Australia telah menginvestasikan dana sebesaar AUD 8,5 juta dari program donasi Australia Aid. Dalam 3 � CTI Ministerial Meeting, Menteri Lingkungan, Air, Populasi dan Komunitas Berkelanjutan Australia, Hon Tony Burke mengatakan bahwa kawasan CT sangat penting untuk keamanan ekonomi dan sumber makanan di kawasan tersebut, dengan keahlian Australia yang diakui secara global di bidang kelautan dan penelitian, perencanaan dan manajemen pesisir, Australia sangat dan akan terus mendukung kegiatan di bawah CTI AusAID, 2011. Berbagai stakeholder Australia terlibat dalam kegiatan dan mendukung CTI, termasuk lembaga penelitian dan pendidikan, perguruan tinggi, organisasi non-pemerintah, organisasi masyarakat, negara pemerintah regional dan pemerintah daerah. Pengalaman, pengetahuan dan keahlian dari para pemangku kepentingan tersebut sangat berharga, dan Pemerintah 67 Australia akan berusaha untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan dan dukungan pelaksanaan CTI. ADB Regional Technical Assistance for Regional Cooperation in Knowledge Management, Policy, and Institutional Support to the Coral Triangle Initiative TA 7307-REG merupakan dukungan pertama bagi CTI. Salah satu isu utama TA bertujuan untuk mengatasi kurangnya aksesibilitas informasi dalam pengambilan keputusan untuk suatu kebijakan .Pada lokakarya regional pertama yang diadakan di markas ADB di Manila, Filipina pada tanggal 26-27 April 2012, perwakilan stakeholder, termasuk mitra pembangunan utama dari CT6, dan ADB sepakat untuk mempersempit fokus TA dalam tiga bidang antara lain pertama pendanaan berkelanjutan, kedua, ekonomi lingkungan dan pembayaran untuk jasa ekosistem, dan ang ketiga penyusunan Laporan CT6 Coral Triangle Knowledge Network, 2013. GEF adalah sebuah organisasi keuangan independen yang beranggotakan 182 pemerintah anggota yang memiliki kemitraan dengan lembaga-lembaga internasional, LSM, dan sektor swasta. GEF memberikan hibah kepada negara-negara berkembang dan negara dengan ekonomi dalam transisi untuk proyek-proyek yang membahas isu- isu lingkungan global dan mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan. 68 GEF memberikan hibah pada awal proyek kepada CTI sebesar US 75 juta CTI- CFF, CTI-CFF, 2009. CI adalah organisasi nirlaba yang memiliki tujuan untuk menjamin kesehatan manusia dengan melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati. Sebagai mitra pendiri CTI sejak didirikan pada tahun 2007, CI bekerja pada pemberdayaan masyarakat untuk mengelola ekosistem laut secara berkelanjutan sehingga dapat mendukung kesejahteraan mereka untuk masa sekarang dan masa depan. CI juga memfasilitasi pertukaran regional dan kerjasama, dan bekerja untuk mengintegrasikan keberhasilan dan pelajaran menjadi pedoman manajemen yang dapat disesuaikan dan berbagi di seluruh wilayah Conservation International, 2009. TNC berperan dalam mempercepat pengembangan dan manajemen yang efektif dari Kawasan Perlindungan Laut yang tangguh dalam menghadapi perubahan iklim, tempat yang begitu ekologis penting bahwa mereka sisihkan dari penggunaan manusia yang intensif. TNC juga berbagi data dan keahlianya dengan pemerintah daerah dan nelayan untuk mendidik dan memotivasi mereka untuk membuat kebijakan yang mendorong pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan di luar wilayah resmi dilindungi. Dengan ilmu sebagai panduan, memungkinkan untuk 69 mencapai keseimbangan antara kebutuhan pendapatan jangka pendek dan pelestarian jangka panjang perikanan. TNC memiliki beberapa wilayah prioritas sebagai kawasan yang memiliki potensi kerusakan tinggi dan berdamapak besar bagi ekosistem kelautan di CT antara lain Taman Nasional Wakatobi, Kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Derawan, Kimbe Bay, Laut Bismarck dan Pulau Solomon. Di setiap tempat tersebut dan lainnya, mereka membangun kemitraan yang kuat dengan masyarakat, industri dan lembaga pengambil keputusan. TNC membuat beragam penelitian, menyalurkan dana yang dibutuhkan, membantu penduduk untuk membuat matapencaharian yang berkelanjutan, dan meningkatkan kesadaran dan kebanggaan nasional The Nature Coservancy, 2009 Di tingkat nasional, WWF fokus pada kawasan yang ditargetkan sebagai prioritas utama NPOA. Di tingkat regional, program regional WWF fokus pada membawa isu yang memungkinkan untuk diatasi oleh sehingga dapat diambil tindakan secara regional. Di Kepulauan Solomon, WWF mendukung Tetepare Descendants Association TDA yaitu sekelompok penduduk lokal yang memastikan masa depan mata pencaharian mereka dengan mengelola sumber daya laut dan tanah 70 mereka secara berkelanjutan. WWF membantu TDA mengelola sumber daya laut, memonitoring terumbu karang, dan mengumpulkan data tentang penyu yang terancam punah dan memastikan sarang mereka terlindungi WWF, 2008. Coral Triangle Center CTC adalah lembaga independen yang berfokus pada penguatan kapasitas lokal untuk konservasi laut melalui situs pembelajaran kawasan laut lindung, pelatihan, dan fasilitasi kemitraan swasta publik dan jaringan di Coral Triangle. CTC juga salah satu penyelenggara inti dari Forum Women Leader CTI- CFF dan CTI-CFF Regional Bisnis Forum. Visinya adalah untuk menginspirasi dan melatih generasi untuk merawat ekosistem pesisir dan laut.

E. Coral Triangle Initiative sebagai “Green Business” Baru

Dampak global warming dan permasalahan lingkungn lainnya yang semakin kompleks menjadikan tren produk hasil aktivitas manusia berubah dari konvensional menjadi serba hijau, mulai dari green product, green industry, green label, green packaging, dan yang lainnya. Tren greening ini telah menjadi tuntutan pasar dengan pengelolaan yang ramah lingkungan demi keselamatan dan kelestarian lingkungan dari dampak global warming. Dari tren inilah dikenalkan konsep green business yang 71 memiliki pemahaman bisnis yang menerapkan dan mentaati seluruh peraturan tentang pengelolaan lingkungan, termasuk pengelolaan bahan baku, pengolahan limbah, penggunaan sumberdaya alam yang efektif, penggunaan teknologi produksi yang menghasilkan limbah minimal serta menerapkan komitmen kesadaran lingkungan bagi seluruh karyawan dalam organisasinya Sulistyowati, 2015. Hal yang menarik di dalam CTI, mereka menghimpun tidak hanya mitra penyalur dana dan kelompok kepentingan saja tetapi juga mitra ekonomi bisnis untuk menawarkan investasi hijau di kawasan CT. Konsep green business yang sedang tren dimanfaatkan untuk tujuan RPOA melalui jalur ekonomi swasta maupun publik. Dibukanya kemitraan sektor ekonomi membuat CTI menyelenggarakan suatu forum untuk mewadahi peluang bisnis di kawasan CT. Pada Januari 2010, Filipina bersama WFF menjadi tuan rumah dan penyelenggara 1 CTI Bussiness Summit yang mememiliki tujuan untuk memberikan kesempatan bagi para pemimpin ekonomi bisnis untuk mengeksplorasi munculnya peluang investasi hijau, blue economy, jaringan dan menjalin kemitraan dengan perusahaan lain dan industri yang bergantung pada sumber daya alam CT dan memberikan arahan untuk mengadopsi operasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan WWF, 2010 . 72 Dalam forum pertama tersebut, CTI memiliki 3 target utama untuk merangsang investasi dalam kemitraan publik-swasta yang menjamin keberlanjutan dan profitabilitas sektor-sektor kunci yang bergantung pada sumber daya laut di CT. Pertama, menginspirasi sektor-sektor kelautan berbasis sumber daya tuna, ikan karang hidup, agen perjalanan dan pariwisata yang beroperasi di CT untuk menangani ancaman bisnis lingkungan, sosial dan ekonomi melalui akses green investment yang mendukung kemitraan untuk bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan dalam CT. Kedua, mengkatalisasikan kolaborasi antara pemerintah CT6, LSM, lembaga internasional dan sektor swasta yang mendorong kemitraan swasta-publik dan mendorong investasi berkelanjutan, dan pertumbuhan hijau dan bersih. Ketiga, memastikan komitmen berkelanjutan dari sektor-sektor kunci dalam mendukung tujuan negara anggota CTI menuju pembangunan berkelanjutan WWF, 2010. Bisnis di CT yang siap untuk berganti haluan menjadi green investment yang dapat menuai keuntungan dari peluang pasar baru dan menyelaraskan diri dengan prioritas CTI. Menurut Dr Lida Pet-Soede, Coral Triangle Business Summit dimaksudkan untuk membantu bisnis menuai keuntungan pasar melalui pengelolaan