Hipotesa Metode Penelitian UPAYA INDONESIA DALAM MENANGGULANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KAWASAN SEGITIGA TERUMBU KARANG MELALUI CORAL TRIANGLE INITIATIVE

31 beberapa sumber sumber ,baik berupa buku, jurnal, surat kabar, dan dokumen- dokumen yang terkait objek yang diteliti 4. Analisa data Dalam mengkaji masalah ini penulis menggunakan analisa data kualitatif karena data yang diperoleh tidak bisa diukur secara statistik-matematis. Dalam penulisan ini, data sekunder yang dipakai mayoritas berupa pendapat orang dan data pendukung kualitatif lain yang mencerminkan sikap, perilaku, pandangan dan ideologi seseorang yang tercermin dalam berbagai bentuk publikasi, baik cetak maupun elektronik. 5. Jangkauan penulisan Untuk memudahkan penulis di dalam menganalisis bahan, maka penelitian ini memerlukan batasan. Penelitian ini memfokuskan kerjasama negara-negara kawasan Segitiga Terumbu Karang daam Coral Triangle Initiative mulai kurun waktu 2007 hingga 2015. Namun ada kemungkinan penulis akan sedikit menyinggung masalah di luar tersebut, jika dianggap perlu dan relevan dengan penelitian ini. 32

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil karya tulis yang teratur dan sistematis, maka secara keseluruhan penulis membagi karya tulis ini ke dalam 5 lima bab sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bab yang memuat latar belakang masalah, rumusan permasalahan, kerangka dasar pemikiran, hipotesa, tujuan penelitian, metodologi dan pengumpulan data, jangkauan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. Isu Coral Triangle dan Ancaman Terhadap Sumber Daya Laut dan Pesisir

Bab ini akan menguraikan segala permasalahan yang ada di kawasan Coral Triangle dan isu kelautan di Coral Triangle sebagai isu global

BAB III. Konservasi Coral Triangle dan Kolaborasi CTI-CFF Partnership

Bab ini akan menguraikan proses pembentukan inisiasi kerjasama konservasi terhadap Coral Triangle, tugas kelompok kerja dalam CTI serta pihak-pihak pendukung dalam kerjasama

BAB IV. Penerapan Diplomasi Indonesia dalam Coral Triangle Initiative

33 Bab ini menjabarkan perubahan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia dalam isu lingkungan dan penerapannya untuk menangani permasalahan kelautan di kawasan Coral Triangle.

BAB V. Kesimpulan

Bab ini merupakan bab akhir yang akan menutup karya tulis ini, berisikan kesimpulan yang lebih ringkas dan tegas daripada bab sebelumnya, dan juga saran untuk penulis secara pribadi bagaimana menyikapi kerjasama dalam menanggulangi masalah degradasi lingkungan di wilayah Coral Triangle. 36

BAB II ISU CORAL TRIANGLE DAN ANCAMAN TERHADAP SUMBER DAYA

LAUT DAN PESISIR Terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang sangat terancam didunia. Sebanding dengan hutan hujan dalam keanekaragaman hayatinya dan merupakan sumber keuntungan ekonomi yang besar dari sektor perikanan dan pariwisata, ekosistem terumbu karang adalah salah satu kepentingan dunia. Selain itu, karang memegang fungsi penting di negara-negara berkembang, khususnya di negara-negara kepulauan berkembang. Hingga kini, tekanan yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pencemaran dari daratan dan praktek perikanan yang merusak telah dianggap sebagai bahaya utama untuk terumbu karang. Sementara masalah-masalah ini belum hilang, selama dua dekade terakhir telah muncul ancaman lain yang lebih potensial. Kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia atau Coral Triangle tidak dapat menghindari dampak dari perubahan global yang berakibat pada rusaknya lingkungan dan habitat laut maupun pesisir. Kombinasi tekanan lokal dan global menempatkan tekanan besar pada ekosistem pesisir di seluruh Segitiga Karang. Terumbu karang di Asia Tenggara