Upaya Konservasi Laut dan Pesisir

50 BAB III KONSERVASI CORAL TRIANGLE DAN KOLABORASI CTI-CFF PARTNERSHIP Keruasakan laut dan pesisir di kawasan coral triangle membawa kesadaran bagi Indonesia untuk melakukan kerjasama antar negara di kawasan Coral Triangle. Negara CT6 melewati serangkaian proses penting menuju perubahan dari inisiasi ke kerjasama multilateral yang dapat mengukuhkan komitmen bersama untuk menganggulangi, memkonservasi, dan memberdayakan lingkungan dan masyarakat CT agar tercipta lingkungan yang dapat mendukung kehidupan bernegara. Kemajuan dan implementasi program kerjasama dari waktu ke waktu semakin berkembang akibat perubahan ancaman yang semakin kompleks. CT6 telah berkomitmen penuh untuk mengambil tindakan lebih lanjut akan tetapi dalam pengambilan tindakan lanjutan tersebut membutuhkan dukungan khususnya masyarakat internasional untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan. Sebagai forum kemitraan internasinal, Kerjasama yang dibentuk akan membuka dan 51 menawarkan kemitraan diluar negara anggota sebagai mitra financial maupun mitra pembangunan.

A. Upaya Konservasi Laut dan Pesisir Regional

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan masalah kemaritian tersebut telah meningkat, pemerintah kawasan tersebut menetapkan seperangkat mekanisme kerjasama multilateral baru yang lebih fokus pada sumber daya laut dan pesisir, seperti Tri-national agreements on the Sulu-Sulawesi Seas Marine Ecoregion and the Bismarck Solomon Seas Marine Ecoregion, dan Arafura and Timor Seas Experts Forum ATSEF. Namun dengan lahirnya berbagai forum, organisasi dan banyak perjanjian, belum cukup untuk mengembalikan kelestarian lingkungan laut dan pesisir dalam kawasan. Pengelolaan isu terumbu karang selama ini hanya fokus pada ekologi saja tanpa memikirkan kelangsunga hidup masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut tersebut. Maka dibentuklah kemitraan multilateral CTI yang tidak hanya fokus dalam program pelestarian alam tetapi juga konservasi, pemberdayaan masyarakat dan gender serta ketahanan pangan kelautan. CT6 menyadari bahwa ancaman-ancaman terhadap sumber daya laut dan pesisir dapat berlanjut keada ancaman kesejahteraan dan keamanan kawasan. 52 Keenam kepala negara CT6 berpendapat bahwa kekayaan laut dan ekosistem yang terdapat di wilayah segitiga karang Indo Pasifik mampu menunjang kebutuhan pangan bagi masyarakat luas. Namun, disadari pula, ekosistem laut, pantai dan kepulauan kecil di wilayah segitiga karang saat ini berada di bawah ancaman kerusakan. Cara yang paling efektif untuk mengurangi dan menghindari ancaman- ancaman tersebut harus melalui kemitraan dan kesepakatan global yang komprehensif berdasarkan dasar hukum internasional yang telah ada. Melalui pembentukan CTI- CFF ini dimaksudkan untuk mengatasi ancaman terhadap ekosistem laut, pantai, dan kepulauan kecil di dalam wilayah segitiga karang, melalui tindakan kolaborasi dan akselerasi, yang melibatkan partisipasi multistakeholder dari enam negara. Dalam pembentukan Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security CTI-CFF tidak terlepas dari tahapan-tahapan penting untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak, pertama saat penyelenggaraan APEC Summit pada September 2007, 21 kepala negara Asia Pasifik menyambut baik gagasan pembentukan CTI oleh Indonesia. Ke-21 kepala Negara secara resmi memasukkan CTI di dalam APEC Leader Declaration. Sebelum masuk kedalam APEC Leader Declaration, Presiden SBY telah melakukan pertemuan bilateral 53 dengan Presiden Bush Amerika Serikat, Perdana Menteri John Howard Australia dan Perdana Menteri Somare PNG kemudian disahkan oleh para kepala negara ASEAN dan BIMPEAGA pada November 2007. 1 st CTI Senior Officials Meeting SOM-1 merupakan pertemuan resmi pertama CT6 pada Desember 2007 di Bali yang juga turut dihadari oleh Amerika Serikat dan Australia serta 3 NGO Internasional yang focus pada kajian CT. Sebagai institusi konservasi laut kawasan, tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk melancarkan pelaksaan program konservasi dan pemberdayaan masyarakat pesisir. CTI telah menarik investasi dari berbagai pihak seperti negara, organisasi lingkungan, maupun donatur lainnya. Pada April 2008, Global Environment Facility Funding bersama ADB sebagai badan pelaksananya, menyetujui untuk memberikan dana US 72 juta dan medukung program-program CTI selama 5 tahun awal dengan bantuan US300 juta sebagai pinjaman dan hibah. Pemerintah AS juga turut membantu sebagai negara partnership dengan mendanai US40 juta selama 5 tahun untuk mendukung CTI dengan dana yang disalurkan melalui konsorsium NGO CTI- CFF, Regional Plan of Action Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security, 2011.