Bagaimana peran WALHI Yogyakarta dalam mengawasi pengelolaan ruang terbuka hijau RTH oleh pemerintah Kota Yogyakarta?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui bagaimana peran Walhi Yogyakarta dalam mengawasi pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau di Kota Yogyakarta. 2.
Manfaat Penelitian
- Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk kegiatan penelitian dikemudian
hari, khususnya dibidang penataan ruang. -
Diharapkan mampu memberikan solusi kepada pemangku kebijkan dalam mengelola penataanruang terbuka hijau di Kota Yogyakarta.
D. KERANGKA DASAR TEORI
1. LSM Lingkungan
Pengertian LSM
Keberadaan lembaga Swadaya Masyarakat di Indonesia sangat berkaitan dengan bentuk dan hubungannya dengan pemerintah, jumlahnya juga sangat beragam dan
berfariasi, karena konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat kompleks. Sehingga tidaklah mudah untuk mengidentifikasi dan memahaminya. Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM atau yang umum dikenal dengan Non-Government Organization NGO merupakan organisasi yang dibentuk oleh kalangan
– kalangan yang bersifat mandiri.Organisasi ini tidak menggantungkan diri kepada pemerintah atau negara
terutama dalam dukungan finansial.
12
Tetapi di Indonesia terdapat juga LSM yang sulit dilepaskan dari pemerintah, karena tidak jarang mereka justru menjadi lembaga yang
merupakan sarana mobilisasi politik untuk kepentingan pemerintah. Menurut Ryker 1995, NGO dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok besar:
1 Government Organized NGOs or GONGs, yaitu NGU muncul karena mendapat
dukungan dari pemerintah, baik berupa dana maupun fasilitas. Biasanya NGO seperti ini berperan mensukseskan program pemerintah.
2 Donor Organized NGOs or DONGO, yaitu NGO yang dibentuk oleh kalangan
lembaga – lembaga donor, baikyang bersifat multimaterial maupun unilaterall.
NGO ini biasanya dibentuk untuk mewujudkan program lemabaga donor tersebut. 3
Autonomous or Independent NGOs, NGOs, yaitu NGO yang dibentuk, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Biasanya NGO seperti ini sifatnya
independent secara finansial dan memiliki kepedulian yang sangat keras tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.
4 Foreign NGOs, NGO seperti ini muncul sebagai perwakilan NGO yang ada diluar
negeri. Kehadiranya tentu mendapat izin dari negara tempat NGO tersebut beroperasi.
13
12
Afan Gaffar, Politik Indonesia: Transisi menuju demokrasi, Yogyakarta. Pustaka pelajar. 1999. Hal.200
13
Ryker dalam Afan Gaffar, Politik Indonesia: transisi menuju Demokrasi. Hal. 205 - 206
UU RI No.4 Tahun 1982 menyatakan bahwa LSM adalah: “Organisasi yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak dan kemauan sendiri, ditengah masyarakat, dan
berminat serta bergerak dalam lingkungan hidup”
14
David Korten
15
1987 melakukan generelisasi tentang LSM berdasarkan strategi program pembangunan mereka. Koreten menyimpulkan bahwa strategi pembangunan
LSM dapat digolongkan menjadi tiga generasi: 1
Generasi pertama disebut generasi “bantuan” dan “kesejahteraan”, banyak diantara LSM pada generasi ini pada mulanya memusatkan perhatian kepada
masalah bencana alam dan keadaan pengungsi yang berkaitan dengan banjir, kelaparan dan perang. Perhatian utamanya adalah memenuhi kebutuhan mendesak
melalui aksi langsung seperti distribusi pangan, pengiriman tim kesehatan, dan penyediaan tempat penampungan.
2 Generasi kedua disebut local “skala kecil” dan “swadaya” LSM generasi ini
muncul sebagai reaksi atas keterbatasan pendekatan bantuan dan kesejahteraan sebagai strategi pembangunan. Yang membedakan dengan generasi pertama
adalah penekanannya pada swadaya local, dengan maksud bahwa keuntungan- keuntungan dapat berlanjut pada periode bantuan LSM. Menurut definisinya,
strategi generasi
kedua tidak
berupaya menunjukan
sebab-sebab ketidakmemadaian penyedia layanan lainnya.
14
UU RI No.4 tahun 1982, Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup,
15
David Korten dalam Mansour Fakih, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Social: Pergolakan Ideologi LSM Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1996, Hal. 117-119
3 Generasi ketiga disebut “pembangunan system keberlanjutan”. Generasi ketiga
adalah lapisan LSM yang mulai meninjau kembali isu strategi dasar yang berkaitan dengan keberlanjutan, luasnya dampak, dan pemulihan biaya berulang.
Dengan banyaknya perspektif tentang LSM, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi yang dibentuk oleh
sejumlah warga negara yang bersifat independent dan mempunyai kepedulian terhadap persoalan-persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.Lembaga Swadaya
Masyarakat seperti Walhi Yogyakarta termasuk dalam katagori Autonomous or Independent NGOs.Dengan pertimbangan bahwa walhi Yogyakarta adalah organisasi
yang dibentuk oleh masyarakat, bersifat mandiri, yang tumbuh berkembang dan mempunyai kepedulian terhadap persoalan sehari-hari yang ada dalam masyarakat,
khususnya di bidang lingkungan hidup.Selain itu juga Walhi Yogyakarta juga masuk dalam kategori LSM generasi ketiga karena sudah mulai meninjau kembali isu strategi
dasar yang berkaitan dengan keberlanjutan.
Peran dan fungsi LSM
Adanya pendapat bahwa LSM adalah organisasi masyarakat yang dapat digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah direncanakan,
sehingga muncullah konteks kemitraan antara pemerintah dan LSM. Walaupun tak bisa dipungkiri adanya kesan negatifyang ditimbulkan LSM terutama yang banyak
berkembang di kalangan pejabat pemerintah.Keterlibatan LSM dalam pembangunan di Negara-negara yang sedang berkembang telah mengubah citra pembangunannya.
Keberadaan LSM dalam suatu negara telah mendorong terjadinya demokratisasi
pembangunan karena melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan seperti perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan. Namun demikian, efektivitas LSM
sebagai wahana demokratisasi akan sangat tergantung pada sikap pemerintah terhdap LSM dan perannya dalam pembangunan suatu negara. Hal ini menjadi sangat penting
karena pada saat ini keberadaan LSM tidak lagi hanya melaksanakan tugas dalam bidang pembangunan tetapi juga aktif dlam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk menegakan demokrasi politik dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Menururt Noeleen Hayzer, mengidentifikasikan tiga jenis peranan yang dapat
dimainkan LSM
16
, yaitu :
1 Mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat “grassroots” yang
sangat esensial dalam rangka menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. 2
Meningkatkan pengaruh politik secara meluas melalui jaringan kerjasama baik dalam suatu negara ataupun dengan lembaga
– lembaga internasional lainnya. 3
Ikut mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda pembangunan. Berkaitan dengan peranan LSM di Indonesia, ismail hadad menyatakan sebagai
organisasi kemasyarakatan LSM mempunyai fungsi diantaranya
17
: 1
Fungsi yang bersifat komplementer dalam arti bahwa LSM dapat melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan masyarakat dalam bidang atau sektor apapun
yang belum termasuk dalam sektor pemerintah.
16
Affan Gaffar abdul Gaffar, Negara dan Masyarakat sipil Diktat kuliah social politik jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Isipol UGM, 1997, hal.51.
17
Prisma No 4 tahun 1983 hal 15 -16
2 Fungsi subsider atau peranan tambahan dalam arti bahwa LSM hanya berperan
untuk memberi dukungan, menunjang atau menjadi pelaksana program-program pemerintah yang ada dan ditujukan pada kelompok sasaran masyarakat yang telah
menjalin hubungan baik dengan LSM yang bersangkutan. 3
Fungsi penghubung atau perantara yakni lemabaga birokrasi dan pemerintah belum dapat menjangkau lapisan bawah atau sebaliknya masyarakat tingkat
bawah tidak dapat menjangkau atau memperoleh fasilitas yang disediakan pemerintah, maka LSM dapat berperan untuk menghubungkan atau menjadi
perantara yang aktif antara masyarakat di tingkat bawah dengan pemerintah ditingkat atas.
4 Sebagai motivator, yaitu menggali motivasi dan menumbuhkan kesadaran anggota
kelompok akan masalah yang mereka hadapi, akan potensi sumber daya yang mereka miliki, serta proses untuk memperbaiki nasip dan membangun masa depan
yang lebih baik akan potensi dan swadaya mereka sendiri. 5
Sebagai komunikator, dimana LSM dapat mengamati mereka dan menyalurkan aspirasi dan kebutuhan sasaran untuk bahan perumusan kebijaksanaan serta
perencanaan program pembangunan yang menyangkut kepentingan mereka. 6
Sebagai dinamisator terutama dalam merintis strategi dan merintis metode mengembangkan masyarakat setempat juga untuk memperkenalkan dan merintis
metode baru dibidang teknologi dan manajemen yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Dari penjelasan mengenai peran dan fungsi LSM diatas, dapat diketahui bahwa LSM dapat memainkan peranan pada dataran arus bawah melalui pemberdayaan
masyarakat tingkat bawah dan juga dapat bermain dalam dataran tingkat atas, yakni melalui upaya
– upaya lobi untuk mempengaruhi kebijakan yang dibuat pemerintah.Dengan mengacu pada pendapat yang dikemukakan Heyzer di atas maka
affan gaffar menggolongkan peranan lSM ke dalam dua kelompok besar, yaitu peranan dalam bidang non politik melalui pemberdayaan masyarakat bidang social, ekonomi dan
peranan dalam bidang politik, yaitu sebagai wahana untuk menjembatani antara masyarakat dengan negara dan pemerintah
18
.
2. Kelompok Penekan