Sejarah dan Perkembangan WALHI DIY

B. Profil WALHI Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Sejarah dan Perkembangan WALHI DIY

Adanya kesamaan visi serta misi yang akan diemban serta didorong oleh rasa keperihatinan terhadap permasalahan lingkungan hidup, telah membawa semangat baru dalam pergerakan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Situasi dan kondisi ini pula yang akhinya mengilhami beberapa aktivis untuk membuat sebuah jaringan yang dapat mempersatukan gerak perjuangan lingkungan hidup sebagai pertimbangan dalam merumuskanmemutuskan kebijakan-kebijakan pembangunan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan, sehingga dengan adanya wadahforum gerakan yang semula bergerak sendiri-sendiri, tidak terkoordinasi serta terkadang terjadi overlape antar lembaga dapat teratasi sedikit demi sedikit. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau biasa dikenal sebagai WALHI merupakan sebuah organisasi lingkungan hidup independen non-profit terkemuka di Indonesia. Saat ini WALHI telah tersebar di 28 propinsi di Indonesia dengan keanggotaan sebanyak 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu pada tahun 2011 lalu. Organisasi WALHI juga berkampanye secara internasional melalui Friends of the Earth Internasional yang telah menjaring setidaknya 71 anggota di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia. Tujuan utama WALHI adalah mengawasi pembangunan yang berjalan saat ini dengan mempromosikan solusi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan serta menjunjung tinggi keadilan sosial masyarakat. Dengan visi terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi, dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat WALHI tumbuh dengan rencana strategis guna menjadi organisasi yang mandiri dan profesional dalam advokasi lingkungan berbasis pada rakyat, mampu menjamin adanya kebijakan negara terhadap perlindungan Kawasan Ekologi Genting sebagai Sumber-sumber Kehidupan Rakyat melalui pemerintahan yang baik dan bersih serta memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber- sumber kehidupan rakyat. Forum pengambilan keputusan tertinggi WALHI adalah dalam pertemuan anggota setiap empat tahun yang disebut Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup PNLH.Forum ini menerima dan mensahkan pertanggungjawaban Eksekutif Nasional, Dewan Nasional; merumuskan strategi dan kebijakan dasar WALHI; menetapkan dan mensahkan Statuta; serta menetapkan Eksekutif Nasional, Dewan Nasional. Pada tanggal 19 September 1986 diadakan pertemuan dialogis mengenai lingkungan hidup dengan output salah satunya adalah kebutuhan bersama yang dapat menampung aspirasi, mempermudah koordinasi, berbagi informasi guna pelestarian lingkungan hidup, berdasarkan kesepakatan diatas itu pula Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta diresmikan atas surat izin dan persetujuan Walhi Nasional maka secara resmi Walhi DIY menjadi forum daerah untuk Daerah Istimewa Yogyakarta terbentuk. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu forum daerah Walhi yang ada di Indoensia. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri merupakan forum lingkungan hidup yang beranggotakan Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Pencinta Alam serta Organisasi MasyarakatOR yang dibentuk berdasarkan kesepakatan 20 lembaga yang mempunyai kesamaan visi dalam memperjuangkan pelestarian lingkungan hidup khususnya diwilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai wahana advokasi lingkungan hidup Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan alat untuk memperjuangkan pemenuhan keadilan, pemerataan, pengawasan rakyat atas kebijakan pengelolaan sumber daya alam, keadilan bersih dan independen serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup secara lanjutan. Sasaran dari advokasi lingkungan hidup Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah pembuat kebijakan dan pengambil keputusan, pemilik modal serta kelompok-kelompok lain yang berpotensi merusak lingkungan hidup.Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta menilai kecenderungan kerusakan lingkungan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks baik di pedesaan dan perkotaan.Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara terbuka diakui mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik tingkat komunitas, regional dan nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran bahwa persoalan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama, maka dalam keorganisasian WALHI muncul pemikiran baru untuk melibatkan masyarakat luas dalam gerakan advokasi lingkungan yang selama ini dilakukan.Melibatkan masyarakat luas berarti pula merubah image eksklusif WALHI menjadi lebih cair sebagai organisasi publik. Momentum inilah yang kemudian mendorong didirikannya Sahabat Lingkungan Sha-Link pada tanggal 3 Desember 2004 sebagai wadah individu dari berbagai spesifikasi keilmuan, profesi dan golongan untuk melakukan kegiatan penyadaran dan penyelamatan lingkungan. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakn forum advokasi lingkungan hidup yang terdiri dari Organisasi non Pemerintah ,Kelompok Pecinta Alam dan Organisasi Rakyat. WALHI Yogyakarta dalam melakukan advokasi lingkungan hidup didukung oleh 29 lembaga anggota, lebih dari 300 sahabat lingkungan dan 54 mitra kerja organisasi rakyat yang berasal dari berbagai latar belakang disiplin keahlian organisasi hukum, kesehatan lingkungan dan masyarakat, hutan, pertanian, lingkungan perkotaan, buruh, penegakan demokrasi dan HAM serta pemberdayaan masyarakat, manajemen sumber daya alam, Manajemen Bencana, budaya, pendidikan lingkungan, lembaga riset serta lembaga mahasiswa penggiat alam bebas. Walhi Yogyakarta dalam melakukan advokasi lingkungan hidup berbasiskan kawasan dengan isu strategis antara lain Tata ruang, Kedaulatan Pangan, Air dan Bencana Ekologis. Sebagai organisasi publik, Walhi DIY terus berupaya : 1. Menjadi Organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat. 2. Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan. 3. Mengelola pengetahuan yang dikumpulkannya untuk mendukung upaya penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun publik. 4. Menjadi sumber daya ide, kreativitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam penyelamatan lingkungan hidup 5. Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola kampanye dan advokasi untuk berbagai isu : a Air, Pangan dan keberlanjutan b Hutan dan Perkebunan c Energi dan Tambang d Pesisir dan Laut e Isu – isu perkotaan

2. Kelembagaan dan Pendanaan