7. Fungsi Estetis adalah kemampuan RTH untuk menyumbangkan keindahan pada
lingkungan sekitarnya. 8.
Fungsi Sosial Ekonomi adalah RTH sebagai tempat berbagai kegiatan social dan tidak menutup kemungkinan memiliki nilai ekonomi.
Tujuan pembentukan RTH di wilayah perkotaan adalah:
24
1. Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan dan sebagai sarana pengamanan
lingkungan perkotaan. 2.
Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam Pengelolaan RTH adalah:
25
1. Fisik dasar eksistensi lingkungan, bentuknya bisa memanjang, bulat maupun
persegi empat atau panjang atau bentuk-bentuk geografis lain sesuai geo- topografinya.
2. Sosial, RTH merupakan ruang untuk manusia agar bisa bersosialisasi.
3. Ekonomi, RTH merupakan sumber produk yang bisa dijual
4. Budaya, ruang untuk mengekspresikan seni budaya masyarakat
5. Kebutuhan akan terlayaninya hak-hak manusia penduduk untuk mendapatkan
lingkungan yang aman, nyaman, indah dan lestari.
A. Partisipasi Masyarakat dan Sistem Pengawasan
24
Hasni, Op Cit, hal 254 – 255 bandingkan dengan pasal 2 Permendagri no 1 tahun 2007 tentang penataan ruang
terbuka hijau di kawasan perkotaan.
25
Ibid, Hal 279.
Masyarakat Civil Civil Society merupakan elemen penting dalam setiap kebijakan- kebijakan yang di buat oleh pemerintah khususnya tentang Tata Ruang. Selain sebagai partner
dialogis masyarakat Civil Civil Society juga merupakan penentu dari pada pelaksanaan kebijakan. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwasanya pembangunan Tata ruang ataupun
yang ada dalam bagian Tata ruang selain memperhatikan faktor lingkungan sekitar juga harus memperhatikan fungsi penunjang lainnya seperti fungsi ekonomi, dan sosial masyarakat sekitar.
Pada UU No 26 Tahun 2007 pada Pasal 60 tentang Hak, Kewajiban, dan Peran Masyarakat disebutkan bahwasanya setiap orang berhak untuk mengetahui rencana tata ruang,
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang, memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai
dengan rencana tata ruang
26
. Pada pasal 55 tentang Pengawasan Penataan Ruang disebutkan bahwasanya untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang.
Pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang, yang terdiri atas tindakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dan dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat
27
. Peran masyarakat dilakukan dengan menyampaikan laporan atau pengaduan kepada pemerintah dan pemerintah daerah yang
dilakukan dengan mengamati dan memeriksa keseuaian antara penyelenggaraan penataan ruang dengan ketentuan peraturan perundang
–undangan.
Ruang Terbuka Hijau selain memiliki fungsi umum sebagai tempat bermain, bersantai, bersosialisasi juga memiliki fungsi ekologis sebagai penyerap air hujan, penyegar udara,
26
Pasal 60 Tentang Hak dan Kewajiban dan Peran Masyarakat UU on 26 Tahun 2007
27
Pasal 55 Tentang pengawasan Penataan Ruang UU on 26 Tahun 2007
pengendalian banjir, pemelihara ekosistem tertentu dan pelembut arsitektur bangunan
28
. Yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan
Masyarakat dalam pelaksanaannya seperti yang sudah disebutkan diatas.
E. DEFINISI KONSEPSIONAL
1. LSM lingkungan adalah organisasi yang dibentuk oleh sejumlah warga Negara yang
bersifat independent dan mempunyai kepedulian terhadap persoalan-persoalan
lingkungan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kelompok penekan adalah beberapa kelompok atau organisasi yang menggunakan cara
persuasif, propaganda, atau cara lainnya dengan teratur untuk mempengaruhi dan
membentuk kebijaksanaan pemerintah.
3. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu atau organisasi
dalam masyarakat. 4.
Ruang terbuka Hijau merupakan salah satu kebijakan pemerintah sebagai upaya untuk menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan perkotaan,
yang pengawasannya melibatkan masyarakat.
28
Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto, kota berkelanjutan, penerbit PT.ALUMNI hal 91.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi ini merupakan variable-variabel yang sudah dibahas dalam definisi konsep dan kerangka dasar teori. Untuk itu definisi operasional yang diajukan adalah peran walhi
Yogyakarta selaku LSM lingkungan dalam mengawasi pengelolaan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Yogyakarta yang mengacu pada fungsi dan peranan LSM dalam bidang non politik
melalui pemberdayaan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan peranan dalam bidang politik, yaitu sebagai wahana untuk menjembatani antara masyarakat dengan negara dan pemerintah
29
. Mengacu pada fungsi-fungsi dan peranan LSM Lingkungan :
1 Fungsi Pemberdayaan Masyarakat
- Melindungi dan membela kepentingan masyarakat.
- Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
- Menciptakan masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan potensi diri dan
lingkungan disekitarnya
2 Fungsi Penghubung
- Membangun Lembaga Pemerintah
- Advokasi
- Melakukan investigasi
- Melakukan kampanye secara meluas dan menyeluruh
- Membangun critical mass sebagai wujud dari pentingnya Lingkungan hidup
-
3 Fungsi subsider
Fungsi subsider atau peranan tambahan dalam arti bahwa LSM hanya berperan untuk memberi dukungan, menunjang atau menjadi pelaksana program-program
29
ibid
pemerintah yang ada dan ditujukan pada kelompok sasaran masyarakat yang telah
menjalin hubungan baik dengan LSM yang bersangkutan. G.
METODE PENELITIAN 1.
Jenis Penelitian
Penelitian pada hakekatnya merupakan wahan untuk menentukan kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran.Maka dari itu untuk menjawab pertanyaan dari rumusan
permasalahan dalam penelitian ini, penyusun menggunakan metode penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan istilah yang umum dan mencakup beberapa
tekhnik deskriptif, diantaranya penelitian yang menuturkan, mengkalsifikasikan dan menganalisa data serta untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada saat
sekarang dengan menggunakan teknik interview, dokumentasi dan studi pustaka.
30
Untuk mengetahui bagaimana ketersediaan Ruang terbuka hijau di Kota Yogyakarta, maka perlu dilakukan analisis yang mendalam terkait identifikasi bagaimana
peran walhi Yogyakarta dalam mengawasi ketersediaan Ruang terbuka hijau oleh pemerintah Kota Yogyakarta.
2. Jenis data