commit to user
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian a. Letak Geografis, Astronomis, Luas dan Batas Wilayah
Pulau Siompu terletak di Jazirah Selatan Pulau Buton dan bila ditinjau dari peta Kabupaten Buton, secara geografis terletak di bagian selatan garis
khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 4,96
o
- 6,25
o
Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 120,00
o
- 123,34
o
Bujur Timur. Pulau Siompu memiliki wilayah daratan seluas ± 112,75 km
2
atau sekitar 4,21 dari total luas wilayah Kabupaten Buton sebesar 2.488,71 km
2
dan dilihat dari sudut oceanografi memiliki wilayah perairan laut diperkirakan seluas ± 21.054 km
2
. Kondisi topografi berbukit dan bergunung, dipenuhi batuan-batuan vulkanis yang menyebar di seluruh wilayah daratan
serta kondisi alam, iklim dan curah hujan yang tidak menentu dan merata dimana musim penghujan relatif lebih pendek dibandingkan dengan musim
kemarau, namun demikian kondisi alam dan iklim di pulau Siompu dipengaruhi oleh pasang surut, arus musim, dan gelombang Nine
dkk.,2005. Mata pencaharian masyarakat pada umumnya adalah nelayan dengan
sarana penangkapan berupa armada tanpa mesin dengan dayung serta armada dengan motor ukuran 3-5 PK, sedangkan alat tangkap yang
digunakan seperti bubu, pancing tanganulur, panah dan gill net. Juga ada nelayan yang masih menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak
bom serta Racun ikan potassium cyanide. Hasil tangkapannya sebagian untuk dikonsumsi sendiri, dijual dalam bentuk segar dan lainnya diolah
dalam bentuk ikan kering dan pada saat musim hujan masyarakat berkebun terutama jagung, singkong, dan kacang-kacangan.
commit to user
49 b. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan dapat memberikan gambaran tentang aktivitas penduduk pada suatu wilayah, namun demikian sangat bergantung pada
faktor demografi yang menyangkut berbagai kepentingan dan kebutuhan dalam penggunaan lahan. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk pada
suatu wilayah kebutuhan akan penggunaan dan nilai guna lahan semakin tinggi. Penggunaan lahan di lokasi penelitian desa Tongali dan desa
Biwinapada secara terperinci luas dan jenis penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7. Persentase jenis dan luas Penggunaan Lahan ha di Lokasi Penelitian.
No Jenis dan Luas
Penggunaan Lahan ha Desa Tongali
Lokasi Penelitian Desa Biwinapada
Lokasi Pembanding Jumlah
Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
Sawa Irigasi Sawah tadah hujan
Pemukimanpekarangan Tegalan
Hutan rakyat Perkebunan rakyat
Campuran Lainnya
- -
20,00 79,00
2,00 2,00
0,2 120,80
- -
8 31,6
0,8 11,2
0,08 48,32
- -
35,00 151,00
1,4 95,40
1,2 70,00
- -
9,89 42,66
0,39 26,95
0,34 19,77
Jumlah 250
100 354
100
Sumber : Kecamatan Siompu Dalam Angka, 2010 Pada tabel 7 di atas terlihat bahwa penggunaan lahan tertinggi di desa
Tongali adalah penggunaan lahan bagi peruntukan lainnya seluas 120,80 ha 48,32 , tegalan seluas 79,00 ha 31,6 , perkebunan rakyat seluas 28,00
ha 11,2 , pemukiman dan pekarangan seluas 20,00 ha 8 , hutan rakyat seluas 2,00 ha 0,8 , dan yang terendah adalah hutan campuran seluas 0,2
ha 0,08 , sedangkan di desa Biwinapada persentase terbesar adalah tegalan seluas 151,00 ha 42.66 , perkebunan rakyat seluas 95,40 ha
26,95 , penggunaan bagi peruntukan lainnya seluas 70,00 ha 19,77 , pemukiman dan pekarangan seluas 35,00 ha 9,89 , hutan rakyat seluas 1,4
ha 0,39 , dan terendah adalah hutan campuran seluas 1,2 ha 0,34 .
commit to user
50 Selain penggunaan lahan untuk wilayah daratan, penggunaan lahan
perairan di desa Tongali peruntukannya terutama digunakan sebagai daerah penangkapan ikan fishing ground dan tidak ada pembagian secara resmi
tentang wilayah penangkapan ikan dari berbagai jenis alat tangkap. Penggunaan lahan perairan laut biasanya ditetapkan berdasarkan kesepakatan
masyarakat atau peraturan daerah, atau peraturan lain yang lebih tinggi, untuk perairan desa Tongali, ada kesepakatan bersama antara pemerintah
desa, masyarakat dan tokoh masyarakat sehingga ada pembagian secara resmi wilayah penangkapan ikan dari berbagai jenis alat tangkap.
c. Keadaan Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi merupakan indikator yang sangat penting
untuk dijadikan dasar bagi perumusan kebijakan dalam pengambilan keputusan. Mengingat pulau Siompu merupakan pulau kecil yang
berpenghuni dan dijadikan sebagai daerah penangkapan ikan yang utama bagi nelayan tradisional, akses yang dapat ditimbulkan dari aktivitas nelayan
tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi daerah tangkapan ikan sehingga 8 delapan desa yang ada di Kecamatan Siompu
pulau Siompu hanya 2 dua desa yang diambil sebagai nelayan responden dan dijadikan desa sampel pengambilan data sosial ekonomi, kedua desa
tersebut adalah Desa Tongali yang mewakili masyarakat di Pulau Siompu bagian Utara dan desa Biwinapada yang dapat mewakili masyarakat di
bagian Barat Pulau Siompu. d. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Pada umumnya penduduk dapat diartikan sebagai manusia yang hidup dan mendiami tempatlahan tertentu pada suatu kawasan baik sebagai
individu maupun kelompok yang membentuk suatu ikatan serta tatanan kehidupan yang nyata Thalib, 1992 dalam Hussein, 2000. Sedangkan
pengertian umum dari kependudukan adalah banyaknya penduduk per satuan
commit to user
51 unit wilayah. Dengan demikian maka jumlah penduduk yang dikemukakan
ini merupakan gambaran umum tentang keadaan penduduk secara kasar. Jumlah penduduk pada lokasi penelitian di Desa Tongali sebesar 1,420
jiwa dengan luas wilayah 2,50 km² serta kepadatan penduduk sebesar 568 jiwakm². Selanjutnya jumlah penduduk di Desa Biwinapada sebesar 1,210
jiwa dengan luas wilayah 3,54 km² serta kepadatan penduduk sebesar 342 jiwakm². Jumlah penduduk di lokasi penelitian desa Tongali dan desa
Biwinapada, dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Jumlah Penduduk di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa
Biwinapada No
Jumlah Penduduk Desa Tongali
Desa Biwinapada Jumlah
Jumlah 1
Luas Wilayah km² 2.50
3.54 2
Jumlah Pendudukjiwa 1.420
1.210 3
Jumlah laki-laki jiwa 690
600 4
Jumlah perempuanjiwa 730
610 5
Rasio jenis kelamin 95
98 6
Kepadatan pendudukkm² 568
342 7
Jumlah KK 378
338 8
Rata-rata anggota keluarga 4
4 Sumber : Kecamatan Siompu Dalam Angka, 2010.
Pada tabel 8 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di Desa Tongali sebesar 1,420 jiwa, yang terdiri dari 690 laki-laki dan 730 perempuan,
dengan jumlah kepala keluarga kk sebesar 378, jumlah kepadatan penduduk sebanyak 568, serta rata-rata anggota keluarga sebesar 4 orang. Selanjutnya
jumlah penduduk di Desa Biwinapada sebesar 1,210 jiwa yang terdiri dari 600 laki-laki dan 610 perempuan dengan jumlah kepala keluarga kk sebesar
338, jumlah kepadatan penduduk sebanyak 342, serta rata-rata anggota keluarga 4 orang
commit to user
52 e. Agama
Lokasi kedua desa penelitian merupakan desa yang dihuni oleh masyarakat yang secara keseluruhan ber agama Islam.
f. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat di kedua desa penelitian ini tergolong
rendah hal ini desebabkan kerena jumlah persentase penduduk yang berpendidikan SD Sekolah Dasar lebih banyak dibandingkan yang
berpendidikan SMP hingga Perguruan Tinggi, sedangkan indikator tingkat pendidikan sering dianggap sebagai indikator yang sangat penting dalam
mempengaruhi indikator sosial lainnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi tingkat pengetahuan, dengan demikian respon
masyarakat terhadap lingkungan dan sumberdaya akan lebih baik dengan membentuk suatu pola interaksi dan pola perilaku atau budaya. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan sangat berpengaruh pada budaya dan pola perilaku masyarakat Su Ritohardoyo, 2003.
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di desa Tongali dan desa Biwinapada dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :
Tabel 9. Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada.
No Tingkat Pendidikan
Responden Desa Tongali
Desa Biwinapada Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase 1
Tidak Sekolah 8
16 -
- 2
Tidak Tamat SD 5
10 -
- 3
Tamat SD 30
60 31
62 4
Tamat SLTP 3
6 10
20 5
Tamat SLTA 2
4 5
10 6
Tamat AkademiPT 2
4 4
8 Jumlah
50 100
50 100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011.
commit to user
53 Dari tabel 9 di atas menggambarkan bahwa komposisi responden
menurut tingkat pendidikan di Desa Tongali yang diambil dari 50 orang nelayan sebagai responden, menunjukkan bahwa responden yang tidak
pernah sekolah sebesar 16 , tidak tamat SD 10 , dan yang tamat SD 60 , sedangkan tamat SLTP, SLTA dan Akademi PT sangat kecil dengan
persentase SLTP 6, sedangkan SLTA dan Akademi PT masing-masing 4 , sehingga dapat diasumsikan bahwa sebagian besar penduduk desa
Tongali berpendidikan rendah. Hal yang sama dijumpai pula di desa Biwinapada, dimana dari 50
orang nelayan yang dijadikan responden, menunjukkan bahwa yang tamat SD lebih besar dari yang tamat SLTP, SLTA dan AkademiPerguruan Tinggi
dengan tingkat presentase adalah tamat SD 62 , SLTP 20 , SLTA 10 dan AkademiPerguruan Tinggi 8 , sehingga dapat diasumsikan
pula bahwa sebagian besar penduduk desa Biwinapada berpendidikan rendah.
g. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian penduduk pada kedua desa penelitian dari sejumlah
responden yang diambil sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan, ada juga sebagian penduduk yang bermata pencaharian lain,
secara rinci komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :
Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada.
No Mata Pencaharian
Desa Tongali Desa Biwinapada
Jumlah Jumlah
1 PNSABRIPOLRI
12 2,26
6 1,09
2 Petani
258 48,50
306 55,66
3 Nelayan
109 20,49
102 18,62
4 Peternak
72 13,53
60 10,95
5 Pedagang
5 0,94
2 0,36
6 Industri Kerajinan
13 2,44
29 5,29
7 Pensiunan
- -
1 0,18
8 Lainnya
63 11,84
43 7,85
Jumlah 532
100 548
100
Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Siompu Dalam Angka 2010
commit to user
54 Pada tabel 10 di atas terlihat bahwa sebagian penduduk di Desa
Tongali dan Desa Biwinapada bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan persentase mata pencaharian tertinggi dari total jumlah
penduduk yang bekerja di Desa Tongali adalah di bidang pertanian sebesar 48,50 , perikanan nelayan 20,49 , sebagian masyarakat bermata
pencaharian yang lain selain pertanian dan perikanan nelayan seperti peternak, pedagang, pengrajin dan lainnya. Desa Biwinapada 55,66
bermata pencaharian sebagai petani, 18,62 bermata pencaharian sebagai nelayan perikanan, pengrajin, pensiunan dan sisanya bermata pencaharian
yang lain. Masyarakat kedua desa ini merupakan petani peralihan yaitu petani
separuh waktu bekerja mencari penghasilan di laut dan sebagian di darat. Pada bulan-bulan tertentu bulan Desember, Januari, Pebruari dan Maret
terjadi musim Barat dan angin kencang, nelayan paruh waktu ini akan beralih pada pertanian tanaman pangan dan tanaman semusim seperti jagung, dan
kacang-kacangan. Masyarakat di kedua desa ini menggantungkan harapan hidupnya pada pertanian, perikanan, peternakan, dan pekerjaan lainnya.
Sebagian besar masyarakat kedua desa ini bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu nelayan yang mempergunakan alat tangkap separti :
bahan peledak bom, pancing tonda, jala troll, pancing lainnya, panah, jaring insang dan alat tangkap lainnya. Secara rinci jenis alat tangkap oleh nelayan
tradiasional di kedua desa ini dapat disajikan pada tabel 11 di bawah ini : Tabel 11. Jenis Alat Penangkapan Ikan di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan
Desa Biwinapada.
No Jenis Alat Tangkap
Desa Tongali
Biwinapada 1
Alat Peledak bom 63
28,38 47
26,40 2
Jaring insang 41
18,47 36
20,22 3
Pancing Lainnya 42
18,92 31
17,42 4
Pancing tonda 27
12,16 29
16,29 5
Alat Tangkap Lainnya 49
22,07 35
19,66
Jumlah 222
100 178
100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
commit to user
55 Pada tabel 11 di atas terlihat bahwa kedua desa tersebut sebagian
masyarakat merupakan nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap yang bervariasi, dan nelayan yang menggunakan alat tangkap bahan peledak
bom dengan persentase masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan di desa Tongali 28,38 dan desa Biwinapada 26,40 menjadi
gambaran tingginya tekanan ekologis terhadap ekosistem perairan akibat kegiatan masyarakat, sehingga dengan demikian secara langsung atau tidak
langsung kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang.
Setiap rumah tangga memiliki perahu yang digunakan sebagai alat bantu utama untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut. Alat bantu
utama penangkapan ikan adalah sampan, perahu papan dan perahu motormotor katinting berkekuatan mesin 3,5 PK sampai dengan 6,00 PK.
Secara lengkap banyaknya perahu sampan, perahu motor yang dimiliki nelayan di desa Tongali dan desa Biwinapada dapat dilihat pada tabel 12
berikut ini : Tabel 12. Jenis dan Jumlah Perahu di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan
Desa Biwinapada
No Jenis Perahu
Desa Jumlah
Unit Tongali
Biwinapada 1.
Sampan 65
56,63 38
52,77 103
2 Perahu Papan
42 36,21
30 41,67
72 3
Motor Katinting 7
6,04 3
4,17 10
4 Perahu Motor
2 1,72
1 1,39
3 Jumlah
116 100
72 100
188
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
B. Kondisi Umum Perairan