Aspek Biologi dan Ekologis

commit to user 13 Terumbu karang sebagai suatu ekosistem merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentuk batuan gamping CaCO3 yang cukup kuat menahan gelombang laut Dawes,1981 dalam Supriharyono, 2000. Terumbu karang merupakan endapan massif kalsium karbonat yang dihasilkan dari organisme karang pembentuk terumbu karang karang hermatifik dari filum Coridaria ordo Scleractinia yang hidup bersimbiose dengan Zooxanthellae dan sedikit tambahan alga berkapur serta organisme lain yang mensekresikan kalsium karbonat. Terumbu karang merupakan suatu komunitas biologi yang tumbuh pada dasar batu gamping yang resisten terhadap gelombang Romimohtarto dan Juana, 2005. Terumbu karang adalah simbiose dari berbagai jenis organisme yang membentuk suatu struktur yang khas, organisme tersebut terdiri dari AlgaGanggang, Foraminifera , Crustacea , Gastropoda , Echinodermata , Holothuroidea dan Fishes Andre, 1988. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat kompleks dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, mengingat kondisi atau aspek biologis, ekologis dan morfologis yang sangat khas, maka merupakan suatu ekosistem yang sangat sensitif terhadap berbagai gangguan baik yang ditimbulkan secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia Dahuri dkk; 2004

II. Aspek Biologi dan Ekologis

Terumbu karang merupakan gabungan dari berbagai hewan yang membuat kerangka di luar tubuh sebagai alat pelindung atau rumah dari bahan gamping kalsium karbonat sebagai tempat tinggal, dan sebagian besar termasuk ke dalam keluarga besar biota laut dari filum Cnidaria, klas Anthozoa Ordo Madreporaria Scleractinia yang hidup berkoloni, dan setiap anggota koloni mempunyai hubungan dengan anggota sekitarnya. Organisme penyusun terumbu karang Scleractinia hidup bersimbiose dengan alga Zooxanthellae yang dalam proses biologisnya alga mendapat karbondioksida CO2 untuk proses photosintesis dan zat hara dari hewan-hewan terumbu karang Tanjung, 2002. commit to user 14 Pada umumnya karang merupakan binatang sederhana berbentuk tabung polip dengan mulut berada pada bagian atas dan berfungsi sebagai anus saluran pengeluaran. Disekitar mulut dikelilingi oleh tentakel berfungsi untuk menangkap makanan. Selanjutnya saluran pencernaan terdiri dari tenggorokan yang pendek dan langsung berhubungan dengan perut yang di dalamnya terdapat usus yang disebut mesenteri filamen berfungsi sebagai alat pencernaan. Untuk menopang seluruh jaringan polip dilengkapi oleh kerangka yang tersusun dari bahan anorganik dan kapur yang disekresikan dari polip karang Supriharyono,2000. Sistem reproduksi pada karang terjadi secara seksual dan aseksual, reproduksi seksual terjadi dengan cara melepaskan sel telur dan sel sperma yang menghasilkan pembuahan yang bersifat hermafrodit dan reproduksi aseksual menghasilkan larva planula yang berenang bebas, bila menetap pada suatu substrat atau tempat didasar perairan maka akan berkembang menjadi sebuah koloni baru Nybakken,1988. Faktor-faktor yang mempengaruhi disribusi penyebaran, pertumbuhan dan keanekaragaman ekosistem terumbu karang sangat tergantung pada kondisi fisik, kimia dan biologi perairan lingkungan yang seringkali kondisinya berubah baik karena proses alami maupun karena gangguan akibat aktivitas manusia secara langsung maupun tidak langsung Dahuri, 2003. Faktorr-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Cahaya Cahaya matahari merupakan salah satu parameter utama yang berpengaruh dalam pembentukan terumbu karang. Penetrasi cahaya matahari merangsang terjadinya proses fotosintesis oleh Zooxanthellae simbiotik dalam jaringan karang.Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersamaan itu kemampuan karang untuk membentuk terumbu CaCO3 akan berkurang pula Dahuri,2003. Intensitas cahaya dipengaruhi oleh kedalaman perairan, maka faktor kedalaman merupakan faktor yang membatasi kehidupan karang. Secara umum terumbu karang dapat commit to user 15 berkembang dengan baik pada kedalaman kurang dari 20 meter Kinsman,1964 dalam Supriharyono,2000. Romimohtarto dan Juana 2005, mengatakan bahwa banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi lapisan permukaan laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan bertambahnya kejelekan memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton. Cahaya berpengaruh besar secara tidak langsung, yakni sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber makanan. b. Suhu Suhu air merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kehidupan karang. Menurut Wells, 1954 dalam Supriharyono 2002, suhu yang baik untuk pertumbuhan karang berkisar antara 25-29ºC sedangkan batas minimum antara 16-17ºC dan batas maksimum 36ºC Kisman,1994 dalam Supriharyono, 2002, suhu juga dapat mempengaruhi tingkah laku makan bagi karang, kebanyakan karang kehilangan kemampuan menangkap makanan pada suhu di atas 33,5ºC dan di bawah 16ºC. Meskipun demikian pada beberapa spesies tertentu karang dapat mentolerir suhu diluar kisaran optimal namun tidak berlaku umum, sedangkan suhu yang optimum akan memberikan stimulasi metabolisme yang baik, sehingga karang secara optimal mampu pengekresikan zat kapur sebagai kerangka dasar pembentukannya Dahuri dkk; 2004. c. Salinitas Salinitas merupakan juga parameter yang sangat menentukan kehidupan binatang karang, untuk daerah tropis kadar rata-rata salinitas 35 permil, gram perliterº ∞ dan binatang karang hidup subur pada salinitas antara 34-36 permil º ∞ namun pengaruh salinitas terhadap kehidupan binatang karang sangat bervariasi tergantung kondisi perairan dan pengaruh alami, seperti run-off, badai, hujan sehingga kisaran salinitas dapat mencapai 17,5-52,5 permilº ∞ Wells,1932 dalam Supriharyono, 2002. Pada salinitas di bawah minimum dan di atas maksimum karang dapat hidup, seperti di pantai Bandengan, Jepara, Jawa Tengah salinitas nol commit to user 16 permilº ∞ pada saat air surut Supriharyono, 1986 dalam Supriharyono, 2002 dan di laguna Turneffe atoll, British Honduras yang salinitasnya mencapai 70 º ∞ Smith, 1941 dalam Suprihartono, 2002. d. Kecepatan Arus Arus diperlukan dalam proses pertumbuhan karang untuk dapat menyuplai makanan berupa mikro plankton, dan berperan dalam proses pembersihan dari endapan-endapan meterial dan menyuplai oksigen yang berasal dari laut lepas. Oleh karenanya sirkulasi arus sangat berperan penting dalam proses transfer energi. Arus dan sirkulasi air berperan dalam proses sedimentasi, sedimentasi dari partikel lumpur padat yang di bawah oleh aliran permukaan surface run off akibat erosi dapat menutupi permukaan terumbu karang, sehingga tidak hanya berdampak negatif terhadap hewan karang tetapi berdampak pada biota yang hidup berasosiasi dengan habitat tersebut. Partikel lumpur yang bersedimentasi dapat menutup polip sehingga respirasi organisme terumbu karang dan proses fotosintesa oleh Zooxanthellae akan terganggu Dahuri, 2003.

III. Morfologi Terumbu Karang