Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Minyak kelapa sawit atau minyak sawit biasa digunakan masyarakat dalam kegiatan memasak terutama untuk menggoreng bahan pangan. Metode penggorengan yang biasa digunakan masyarakat baik industri pengolahan makanan, restoran, penjual makanan jajanan, maupun tingkat rumah tangga adalah deep frying . Metode deep frying merupakan metode menggoreng bahan pangan dengan minyak yang banyak sehingga bahan pangan terendam seluruhnya. Selain itu, metode ini juga menggunakan suhu tinggi dan jangka waktu yang lama Sartika, 2009. Oleh karena itu metode deep frying ini menyisakan minyak goreng yang cukup banyak. Minyak ini biasanya tidak dibuang, tetapi digunakan kembali sebagai usaha penghematan. Akibatnya minyak mengalami pemanasan berulang. Pemanasan minyak berulang pada suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan minyak goreng. Kerusakan disebabkan karena proses oksidasi dan polimerisasi asam lemak jenuh yang dikandungnya Sunityoso dkk, 1998; Thadeus, 2005. Oksidasi lemak akan menghasilkan asam-asam lemak berantai pendek yang dapat menimbulkan perubahan bau dan rasa serta senyawa peroksida yang dapat membahayakan kesehatan tubuh Hariskal, 2009. Berdasarkan fakta tersebut di atas, maka penggunaan minyak secara berulang berbahaya bagi kesehatan karena dapat membentuk radikal bebas dan 1 commit to user 2 senyawa toksin Detak, 2009 serta hidrogen peroksida H 2 O 2 . Hidrogen peroksida selanjutnya dapat membentuk radikal hidroksil yang sangat berbahaya Suryohudoyo, 1993. Radikal hidroksil maupun radikal bebas lainnya akan mengganggu integritas membran sel, khususnya asam lemak tak jenuh yang merupakan komponen penting fosfolipid penyusun membran sel, sehingga akan terbentuk peroksida lipid. Peroksida lipid inilah yang akan merusak membran sel sampai pada akhirnya terjadi kematian sel. Peroksida lipid juga menekan pompa Ca 2+ mikrosom hati sehingga terjadi gangguan homeostasis hati. Keadaan tersebut menyebabkan kematian hepatosit karena tidak terbentuknya ATP sebagai sumber energi. Akibatnya terjadi proses yang disebut nekrosis hati Wenas, 1999 Oleh karena itu, manusia memerlukan perlindungan terhadap dampak negatif radikal bebas, dalam hal ini akibat penggunaan minyak sawit dengan pemanasan berulang, yaitu dengan zat antioksidan Musthafa dan Lawrence, 2000. Antioksidan mampu menghalangi proses oksidasi serta menetralkan radikal bebas untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif Agustina dan Ahmad, 2003. Kemangi Ocimum sanctum L. merupakan tanaman yang umum bagi masyarakat. Dr. Nuri Andarwulan bersama peneliti Institut Pertanian Bogor IPB lainnya menyatakan bahwa kemangi Ocimum sanctum L. mengandung antioksidan alami yang berkhasiat menjaga kesehatan badan. Senyawa antioksidan alami tersebut berupa senyawa fenolik tokoferol, flavonoid, asam fenolat, senyawa nitrogen alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina, commit to user 3 dan beta karotene Hidayati, 2008. Beta karotene yang terkandung dalam kemangi merupakan senyawa antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel tubuh manusia Jannah, 2009. Zat antioksidan yang terkandung di dalam kemangi terutama pada daunnya diperkirakan dapat mengurangi kerusakan sel hepar yang diakibatkan oleh pemberian minyak sawit dengan pemanasan berulang. Penelitian yang dilakukan oleh Chattopadhyay et al. 1992 telah membuktikan bahwa ekstrak daun Ocimum sanctum L. memiliki efek hepatoprotektif terhadap tikus yang yang diinduksi dengan parasetamol. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian apakah pemberian ekstrak daun kemangi Ocimum sanctum L. dapat mencegah kerusakan hepatosit mencit akibat pemberian minyak sawit dengan pemanasan berulang.

B. Perumusan Masalah