commit to user 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian ini merupakan langkah awal dalam penelitian sebelum hasil
penelitian diterapkan pada manusia
trial clinic
. Peneliti memberikan perlakuan terhadap sampel berupa hewan coba di laboratorium
Taufiqurrahman, 2003.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit
Mus musculus
yang didapat dari Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta dengan kriteria subjek berjenis kelamin jantan,
strain Swiss Webster
dan berumur 2-3 bulan dengan berat badan ± 20 gr. 2.
Besar sampel: dua puluh lima 25 ekor mencit Banyaknya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Federer Purawisastra, 2001 Rumus Federer :
k-1 n-1 15 k : jumlah kelompok
28
commit to user 29
n : jumlah sampel dalam tiap kelompok Besar sampel yang diperlukan dihitung dengan rumus:
k-1 n-1 15 ; k = 5 5-1 n-1 15
4n-4 15 4n 19
n 4,75 =5 Peneliti membagi sampel menjadi 5 kelompok dimana tiap
kelompok terdapat 5 mencit sehingga dalam penelitian ini membutuhkan 25 mencit dari populasi yang ada.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel sebanyak 25 ekor dilakukan secara
incidental sampling
karena pemilihan subjek sampel berasal dari hewan yang secara kebetulan dijumpai Taufiqurrahman, 2003.
E. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini adalah
The post test only control group design
Taufiqurrahman, 2003. KK O
KP
1
O
1
KP
2
O
2
KP
3
O
3
KP
4
O
4
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
Sampel Mencit
25 ekor Bandingkan
dengan uji statistik
commit to user 30
Keterangan : KK : Kelompok kontrol, hanya diberi diet standar pellet dan air minum
serta propylen glycol 50 mgml pada 7 hari terakhir. KP
1
: Kelompok perlakuan 1, diberikan diet standar dan minyak sawit dengan pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml20g BB mencit perhari
serta propylen glycol 50 mgml pada 7 hari terakhir. KP
2
: Kelompok perlakuan 2, diberi diet standar dan minyak sawit dengan pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml20g BB mencit perhari
selama 14 hari, dimana 7 hari terakhir berturut-turut setelah selang 1 jam diberikan pula ekstrak daun kemangi
Ocimum sanctum
L. sebanyak 5,6 mg20 g BB mencit.
KP
3
: Kelompok perlakuan 3, diberi diet standar dan minyak sawit dengan pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml20g BB mencit perhari
selama 14 hari, dimana 7 hari terakhir berturut-turut setelah selang 1 jam diberikan pula ekstrak daun kemangi
Ocimum sanctum
L. sebanyak 11,2 mg20 g BB mencit.
KP
4
: Kelompok perlakuan 4, diberi diet standar dan minyak sawit dengan pemanasan berulang peroral sebanyak 0,06 ml20g BB mencit perhari
selama 14 hari, dimana 7 hari terakhir berturut-turut setelah selang 1 jam diberikan pula ekstrak daun kemangi
Ocimum sanctum
L. sebanyak 16,8 mg20 g BB mencit.
O : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis
dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok kontrol KK
commit to user 31
O
1
: Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 1 KP
1
O
2
: Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 2 KP
2
O
3
: Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 3 KP
3
O
4
: Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 4 KP
4
Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis dan kariolisis dilakukan pada hari ke-15 setelah perlakuan pertama dikerjakan.
F. Identifikasi variabel penelitian