Identifikasi variabel penelitian Definisi Operasional Variabel

commit to user 31 O 1 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 1 KP 1 O 2 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 2 KP 2 O 3 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 3 KP 3 O 4 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis dari 100 sel lobulus centralis hepar pada kelompok perlakuan 4 KP 4 Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis dan kariolisis dilakukan pada hari ke-15 setelah perlakuan pertama dikerjakan.

F. Identifikasi variabel penelitian

1. Variabel bebas : Ekstrak daun kemangi Ocimum sanctum L. 2. Variabel terikat : Kerusakan sel hati mencit yang ditandai dengan gambaran mikroskopis inti sel hati yang nekrosis baik dengan inti piknotik, karioreksis, maupun kariolisis. 3. Variabel luar a. Variabel luar terkendali Jenis makanan, minuman, galur mencit, umur mencit, jenis kelamin mencit, berat badan mencit, suhu udara ruangan. b. Variabel luar tak terkendali Kondisi psikologis mencit, patogenesis suatu zat yang dapat merusak hepar selain radikal bebas yaitu efek toksik dan hipersensitivitas commit to user 32 alergi, keadaan awal hati mencit, daya regenerasi sel hati dari masing- masing hewan coba dan imunitas dari masing-masing hewan coba.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas: ekstrak daun kemangi Ocimum sanctum L. Bagian tanaman kemangi yang digunakan pada penelitian ini adalah daun karena sebagian besar kandungan zat antioksidan berada pada bagian daun kemangi Mishra et al. , 2007. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Chattopadhyay et al. 1992, Bhargava and Singh 1981, dan Ubaid et al. 2003, pemberian ekstrak daun Ocimum sanctum L. sebanyak 200 mgkghari atau 40 mg200 g tikus per hari secara per oral menunjukkan efek hepatoprotektor pada tikus. Faktor konversi tikus putih dengan berat badan 200 g ke mencit dengan berat badan 20 g adalah 0,14 Ngatidjan, 1991. Dosis untuk mencit = 40 mg x 0,14 20 g mencit = 5,6 mg 20 g mencit Jadi pada penelitian ini digunakan dosis pemberian ekstrak daun kemangi Ocimum sanctum L. sebanyak 5,6 mg20 g mencit, 11,2 mg20 gram mencit, dan 16,8 mg20 g mencit untuk mengetahui apakah terdapat efek hepatoprotektor dari ekstrak daun kemangi Ocimum sanctum L. dan pada dosis berapa efek hepatoprotektor tersebut paling baik. Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal. commit to user 33 2. Kerusakan sel hepar Kerusakan sel hepar adalah gambaran mikroskopis sel hepar mencit yang dipapar dengan minyak goreng dengan pemanasan berulang. Hal ini dinilai dari jumlah sel hepar yang mengalami nekrosis yang dihitung dari 100 sel pada zona sentrolobuler pada perbesaran 1000 kali. Adapun tanda-tanda sel yang mengalami nekrosis: a. Sel yang mengalami pyknosis intinya kisut mengecil dan bertambah basofil, berwarna gelap hiperkromasi batasnya tidak teratur. b. Sel yang mengalami karyorrhexis inti mengalami fragmentasi atau hancur degan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. c. Sel yang mengalami karyolisis yaitu kromatin basofil menjadi pucat, inti sel kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang begitu saja Price dan Wilson, 2006. Skala pengukuran variabel ini adalah rasio. 3. Variabel luar terkendali a. Jenis makanan dan minuman Makanan yang diberikan berupa pellet dan minuman dari air PAM. b. Galur mencit Jenis hewan coba yang digunakan adalah mencit Mus musculus dengan galur Swiss webster . c. Umur, jenis kelamin, dan berat badan mencit Mencit berumur 2-3 bulan, berjenis kelamin jantan dengan berat ± 20g commit to user 34 d. Suhu ruangan Hewan percobaan diletakkan dalam ruangan dengan suhu udara berkisar antara 25-28 o C. 4. Variabel luar tak terkendali a. Keadaan psikologis Kondisi psikologis mencit sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang terlalu ramai atau gaduh, pemberian perlakuan berulang kali, keadaan kandang, dan perkelahian antar mencit. Untuk mengurangi keadaan tersebut, peneliti mengatur tempat kandang mencit di tempat yang tidak ramai oleh manusia. b. Patogenesis suatu zat yang dapat merusak hepar selain radikal bebas yaitu efek toksik dan hipersensitivitas alergi. Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi karena adanya variasi kepekaan mencit terhadap zat yang digunakan. c. Keadaan awal hati mencit tidak diperiksa pada penelitian ini sehingga mungkin saja ada mencit yang sebelum perlakuan hatinya sudah mengalami kelainan. d. Daya regenerasi sel hati dari masing-masing hewan coba tidak sama. e. Imunitas sistem kekebalan dari masing-masing hewan coba tidak sama. commit to user 35

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian