Analisa Sifat Morfologi E-BB-g-MMA dengan Scanning Electron

4.5. Analisa Sifat Morfologi E-BB-g-MMA dengan Scanning Electron

Microscopy SEM Scanning Electron Microscopy SEM adalah suatu teknik yang digunakan untuk mempelajari permukaan sampel padat dan material besar. Cara kerja SEM yaitu sampel diletakkan dalam suatu chamber vakum dan diarahkan ke suatu berkas elektron yang terfokus. Elektron dan emisi sinar X kemudian dianalisa untuk menghasilkan sebuah visualisasi dari struktur polimer dan komposisi atomik. Analisa Scanning Electron Microscopy SEM bertujuan untuk melihat permukaan epoksidasi serbuk ban bekas-g-metilmetakrilat dalam penelitian ini. Pada penelitian ini permukaan E-BB-g-MMA menunjukkan penyebaran yang merata antara epoksidasi serbuk ban bekas yang tergrafting dengan metilmetakrilat sehingga mampu saling bercampur dengan baik kedua bahan tersebut secara merata dengan menghasilkan penyebaran yang homogen dan kompatibel. Hal ini juga dibuktikan pada gambar tersebut tidak ada agglomerat atau penumpukkan bahan yang memperkecil luas permukaannya. Gambar 4.8 Morfologi SEM serbuk ban bekas a E-BB dengan pembesaran 100x b E-BB-g-MMA dengan pembesaran 100x Universitas Sumatera Utara Pada gambar 4.8 terlihat bahwa tipe struktur dari epoksidasi serbuk ban bekas-g- metilmetakrilat menunjukkan struktur campuran yang merata dan homogen sehingga luas permukaannya lebih besar dengan ukuran pori-pori yang cukup kecil sehingga mampu dan memiliki daya serap absorpsi yang baik dalam menyerap minyak yaitu ukuran pori-porinya berada pada rentang 27.4 µm sampai 1950 µm. 4.6.Penghitungan Persentase Derajat Grafting Analisa ini dilakukan untuk mengetahui persen derajat grafting ataupun pencangkokan antara monomer dengan sampel. Dimana reaksi poliadisi yang terjadi oleh radikal bebas dari monomerkedalam hidrokarbon adalah jenis inisiasi melalui dekomposisi peroksida. Pencangkokan metilmetakrilatkedalam serbuk ban bekas yang terepoksidasiterjadi ketika polimer tersebut menjadi radikal. Bentuk formasi pencangkokan metilmetakrilat pada E-BB yang telah diekstraksi kering berupa ikat silang cross-linking Irawandi, 2007. Pada penelitian ini, penentuan persen derajat grafting dilakukan dengan metode titrasi asam-basa. Berdasarkan hasil persentase derajat grafting yang dilakukan dengan menggunakan titrasi KOH 0,5 N, menunjukkan sedikitnya E- BB-g-MMA yang tercangkok tergrafting ke dalam serbuk ban, hal ini disebabkan kecendrungan pada monomer metilmetakrilat membentuk homopolimerisasi sehingga menghasilkan poli-metilmetakrilat Irawandi, 2007. Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan penentuan derajat graftingE-BB-g-MMAdapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4 berikut ini : Tabel titrasi Blanko No. Berat serbuk ban bekas Volume indikator phenolftalein Volume KOH 0,5N yang digunakan 1. 1 gr 3 tetes 0,15 ml 2. 1 gr 3 tetes 0,10 ml 3. 1 gr 3 tetes 0,10 ml Tabel titrasi E-BB-g-MMA No. BeratE-BB- g-MMA Volume indikator phenolftalein Volume KOH 0,5N yang digunakan 1. 1 gr 3 tetes 0,35 ml 2. 1 gr 3 tetes 0,40 ml 3. 1 gr 3 tetes 0,35 ml a. Volume KOH pada blanko V o = 0,15 mL Berat sampel W s = 1 g  Metilmetakrilat 10phr MMA= − × � � � × xMrMMAx100 2.3 Volume KOH yang terpakai pada sampel V 1 = 0,35 mL Faktor konversi gugus karboksilat dari satu molekul MMA = 1000 Universitas Sumatera Utara MMA = , − , × , × × , × MMA = 0,5006 b. Volume KOH pada blanko V o = 0,10 mL Berat sampel W s = 1 g  Metilmetakrilat 10 phr MMA= − × � � � × xMrMMAx100 2.3 Volume KOH yang terpakai pada sampel V 1 = 0,40 mL Faktor konversi gugus karboksilat dari satu molekul MMA = 1000 MMA = , − , × , × × , × MMA = 0,7509 c. Volume KOH pada blanko V o = 0,10 mL Berat sampel W s = 1 g  Metilmetakrilat 10 phr MMA= − × � � � × xMrMMAx100 2.3. Volume KOH yang terpakai pada sampel V 1 = 0,35 mL Faktor konversi gugus karboksilat dari satu molekul MMA = 1000 MMA = , − , × , × × , × MMA = 0,625 Rata-rata derajat grafting : � + � + � = , + , + , = , = 0,6255 Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai metode epoksidasi dan grafting serbuk ban bekas dengan menggunakan monomer metilmetakrilat maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Grafting metilmetakrilat pada serbuk ban bekas yang terepoksidasi pada suhu 110 o C dengan benzoil peroksida sebagai inisiatornya mampu menghasilkan produk senyawa epoksida E-BB-g-MMA. Ditandai dengan munculnya spektrum bilangan gelombang gugus karbonil C=O pada daerah serapan 1600-1800 cm -1 yang khas dari metilmetakrilat pada bilangan gelombang 1689,64 cm -1 . Untuk serbuk ban bekas yang terepoksidasi E-BB ditandai dengan spektrum pada bilangan gelombang 1604,77 cm -1 . 2. Nilai derajat grafting dari hasil E-BB-g-MMA adalah 0,6255 3. Analisa permukaan Scanning Electron Microscopy SEM dari E-BB-g- MMA menunjukkan penyebaran yang merata antara epoksi serbuk ban bekas yang tergrafting dengan metilmetakrilat sehingga saling bercampur dengan baik antara kedua bahan tersebut secara merata dengan menghasilkan penyebaran yang homogen dan kompatibel. Hal ini juga dibuktikan pada gambar tersebut tidak ada agglomerat atau penumpukkan bahan yang memperkecil luas permukaannya. Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran