Hasil Grafting serbuk ban bekas yang terepoksidasi + metilmetakrilat
Hasil analisa uji FTIR E-BBdapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5. Spektrum FTIR dari serbuk ban bekas BB yang terepoksidasi
4.4. Hasil Grafting serbuk ban bekas yang terepoksidasi + metilmetakrilat
MMA dengan inisiator Benzoil Peroksida BPO E-BB-g-MMA.
Pada tahap ini, E-BB dilarutkan dengan Xylen yangselanjutnya dilakukan dengan penambahan campuran metilmetakrilat dan benzoil peroksida. Hasil pencampuran
tersebut ialah sebagai berikut : Pada tahap 1, serbuk ban dilarutkan dengan Xylen yang kemudian direfluks pada
suhu 110
o
Chingga bercampur selama 90 menityang bertujuan agar proses grafting terjadi antara serbuk ban bekas dengan metilmetakrilat dengan adanya benzoil
peroksida sebagai inisiatornya. Hasilnya Pencangkokan metilmetakrilat kedalam E-BB terjadi ketika polimer tersebut telah mengikat gugus epoksi. Kemudian
diperoleh larutan berwarna hitam terang. Dekomposisi dari benzoil peroksida dapat dilihat pada gambar 4.6
C O
O O
C O
110
o
C
2 C
O O
Benzoil Peroksida Radikal Benzoil
Gambar 4.6. reaksi dekomposisi Benzoil Peroksida
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap 2, larutan tersebut dipresipitasi dengan metanol, diperoleh larutan berwarna coklat terang dan endapan berwarna coklat pekat MMA-g-BB yang
diperoleh. Pada tahap 3, proses penyaringan, hasil endapan dikarakterisasi FTIRE-BB-g-
MMAdiketahui spektrum Epoksidasi BB-g-MMA yang diperoleh tidak menunjukkan bahwa telah terbentuk perbedaan mencolok. Hal ini disebabkan
karena proses grafting yang berlangsung antara MMA dengan E-BByang telah terepoksidasi terjadi saat polimer tersebut telah mengikat gugus epoksi, dan juga
telah terjadi reaksi poliadisi dari monomer ke dalam hidrokarbon adalah jenis inisiasi melalui dekomposisi peroksida. Pada spektrum untuk E-BB-g-
MMAterdapat pergeseran pita serapan pada daerah bilangan gelombang 3400- 3500 cm
-1
menjadi 3425,58 cm
-1
yang merupakan vibrasi gugus O-H, pergeseran pita serapan pada bilangan gelombang 3000-3100 cm
-1
menjadi 2924,00 cm
-1
yang merupakan vibrasi gugus alifatik C-H stretch.Pergeseran pita serapan pada
bilangan gelombang 1580-1650 cm
-1
pada E-BB-g-MMA menjadi 1620,21 cm
-1
yang merupakan vibrasi C=C stretch, juga terdapat pita serapan pada 900-1300 cm
-1
pada E-BB-g-MMAmenjadi 1111,00 cm
-1
merupakan vibrasi dari C-O, terdapat pita serapan pada panjang gelombang 1600-1800 cm
-1
pada E-BB-g- MMA menjadi 1689,64 cm
-1
yang merupakan vibrasi dari C=O Sun dkk, 2004. Hasil analisa FTIRE-BB-g-MMAdapat dilihat pada gambar 4.7:
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Serapan FT-IRdenganserapan gugus fungsi pada besaran bilangan gelombangnya
Tabel 4.1. Daerah Absorbansi untuk gugus fungsi dari seluruh analisa uji FTIR
Gugus Fungsi Bilangan
Gelombang cm
-1
BB-g- MMA
cm
1
E-BB cm
-1
Serapan gugus OH dan NH 3500-3400
3425,58 3425,58
Serapan gugus –C≡H stretch 2500-2000
2276,00 2283,72
Serapan alifatik C-H stretch Serapan gugus CH
2
3100-3000 2916-2500
2924,09 2854,65
- 2924,09
Serapan gugus C=C strech 1650-1580
1597,06 1604,77
Serapan gugus C-O Serapan gugus C=O
1300-900 1600-1800
1118,97 -
1095,57 1604,77
Tabel 4.2. Daerah Absorbansi untuk gugus fungsi dari seluruh analisa uji FTIR
Gugus Fungsi Bilangan
Gelombang cm
-1
BB cm
-1
E-BB-g- MMAcm
-1
Serapan gugus OH dan NH 3500-3400
3425,58 3425,58
Serapan alifatik C-H stretch Serapan gugus -
C≡H strech 3100-3000
2500-2000 2924,09
2276,00 2924,00
2283,72 Serapan gugus C=C stretch
1650-1580 1597,06
1620,21 Serapan gugus C-O
Serapan gugus C=O 1300-900
1600-1800 925,83
- 1111,00
1689,64
Universitas Sumatera Utara