4.2. Proses Grafting serbuk ban bekas pada metilmatakrilat MMA BB-
g-MMA
Pada tahap ini BB yang telah diekstraksi dilarutkan dengan Xylen, dimana campuran tersebut tidak larut, selanjutnya direfluks pada suhu 80
o
C dan direaksikan dengan 1 gmetilmetakrilat lalu direfluks kembali selama 4 jam
dimana bertujuan agar terjadi pencampuran yang merata. Hasil dari pencampuran tersebut adalah sebagai berikut :
Pada tahap 1, BB dilarutkan dengan pelarut Xylen 100 mL, pada proses ini diperoleh larutan berwarna hitam terang dengan adanya endapan hitam pada dasar
beaker glass. Tahap 2, larutan tersebut direaksikan dengan 1 gram metilmetakrilat dan tidak
terjadi perubahan warna. Tahap 3, hasil proses grafting BB+MMA kemudian disaring, kemudian endapan
BB yang sudah tergrafting oleh MMA di uji FTIR nya.
Karakterisasi spektrum FTIR antara BB+MMA terdapat pergeseran pita pada BB-g-MMA menjadi 3425 cm
-1
yang merupakan vibrasi gugus O-H, pergeseran pita serapan pada bilangan gelombang 3000-3100 cm
-1
pada BB-g- MMA menjadi 2924,09 cm
-1
yang merupakan vibrasi CH
2
,pergeseran pita serapan pada bilangan gelombang 1580-1650 cm
-1
pada BB-g-MMA menjadi 1597,06 cm
- 1
yang merupakan vibrasi C=C stretch, juga terdapat pita serapan pada 900-1300 cm
-1
pada BB-g-MMA menjadi 1118,97 cm
-1
merupakan vibrasi dari C-O Sun dkk, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa uji FTIR anatara BB-g-MMA dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3. Spektrum FTIR dari BB-g-MMA
4.3. Metode Epoksidasi
4.3.1. Pembuatan Epoksi Serbuk Ban Bekas E-BB
Pada metode epoksidasi serbuk ban bekas dicampurkan dengan Asam formiat dan Hidrogen peroksida dengan perbandingan 30:60 mL, yang bertujuan untuk
menghasilkan gugus epoksi pada struktur BB.Dari hasil pencampuran diperoleh Epoksi serbuk ban E-BB. Prosedur yang dilakukan dan menghasilkan senyawa
epoksida ini sesuai dengan percobaan yang pernah dilakukan oleh Wu, 2008. Hasil pencampuran ialah sebagai berikut :
Pada tahap 1, serbuk ban dilarutkan dengan pelarut Xylen, dan diperoleh larutan berwarna hitam pekat, dimana serbuk ban bekas epoksidasi tidak larut dalam
xylen. Tujuannya untuk memurnikan kembali serbuk ban.
Gambar 4.4 Ban bekas yang telah terepoksidasi yang dicuci dengan xylen
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap 2, larutan tersebut direaksikan dengan Asam Formiat dan Hidrogen Peroksida, dan diperoleh larutan berwarna putih susu. Setelah itu direfluks selama
2 jam pada suhu 50
o
C, agar terjadi proses pencampuran secara sempurna. selama proses refluks, larutan tidak mengalami perubahan warna.
Pada tahap 3, larutan dipresipitasikan dengan metanol, tujuan dipresipitasi dengan metanol untuk menghilangkan zat pengotor yang masih terkandung pada saat
proses epoksidasi berlangsung, serta untuk memisahkan filtrat dari epoksi serbuk ban.warna larutan menjadi kuning kecoklatan dengan terbentuknya endapan
coklat terang E-BB yang diperoleh. Pada tahap 4, endapan dikeringkan di dalam oven pada suhu 50
o
C, kemudian endapan tersebut diuji FTIR nya.
Spektrum FTIR E-BB yang diperoleh melalui prosesEpoksidasi-BB tidak menunjukkanperbedaan yang mencolok. Hal ini disebabkan karena proses
epoksidasi yang berlangsung telah menghasilkan gugus epoksi pada spektrum untuk BB. Pada spektrum FTIR gambar 4.4. terdapat pergeseran pita serapan pada
daerah bilangan gelombang 3400-3500 cm
-1
pada E-BB menjadi 3425,58 cm
-1
yang merupakan vibrasi gugus O-H, pergeseran pita serapan pada bilangan gelombang 2500-2916 cm
-1
pada E-BBmenjadi 2924,09 cm
-1
yang merupakan vibrasi CH
2
. Pergeseran pita serapan pada bilangan gelombang 1580-1650 cm
-1
pada E-BB menjadi 1604,77 cm
-1
yang merupakan vibrasi C=C stretch, juga terdapat pita serapan pada 900-1300 cm
-1
pada E-BB menjadi 1095,97 cm
-1
merupakan vibrasi dari C-O. Pergeseran pita serapan pada bilangan gelombang 1600-1800 cm
-1
pada E-BB menjadi 1604,77 cm
-1
merupakan vibrasi dari C=O Sun, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa uji FTIR E-BBdapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5. Spektrum FTIR dari serbuk ban bekas BB yang terepoksidasi
4.4. Hasil Grafting serbuk ban bekas yang terepoksidasi + metilmetakrilat