Saran Ban Karet Modifikasi Ban Bekas Melalui Metode Epoksidasi dan Grafting Monomer Metilmetakrilat Menggunakan Benzoil Peroksida

5.2 Saran

Berikut ini beberapa saran yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan penelitian ini selanjutnya, yaitu : Sebaiknya penelitian ini perlu dilanjutkan dengan persen pengembangan swelling index untuk mengetahui karakterisasi material dari sampel yang dihasilkan dan pengujian sifat ketahanan kimia. Penelitian lanjutan diaplikasikan E-BB-g-MMA digunakan sebagai oil adsorben. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ban Karet

Ban adalah material komposit, biasanya dari karet alam karet isoprena yang digunakan untuk ban truk dan ban mobil penumpang seperti pada sabuk tapak, sidewall, carcassply, dan innerliner. Serbuk-serbuk ban bekas adalah suatu jaringan tiga dimensi atau suatu produk ikatan silang dari karet alam dan karet sintetis diperkuat dengan carbon black yang menyerap minyak encer dari semen aspal selama reaksi yang dapat mengalami pengembangan Swelling dan pelunakan Softenning dari serbuk ban bekas Warith, 2006. Ban terdiri dari bahan karet atau polimer yang sangat kuat diperkuat dengan serat-serat sintetik dan baja yang sangat kuat yang dapat menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat-sifat unik seperti kekuatan tarik yang sangat kuat, fleksibel, ketahanan pergeseran yang tinggi Warith, 2006. Khususnya mengandung 85 hidrokarbon, 10-15 baja dan bahan-bahan kimia lainnya. Pada ban dilakukan proses vulkanisasi yaitu suatu tekhnik pembekuan sehingga tahan lama. Berat ban-ban mobil sebesar 7,5-9 kg dan berat ban truk 50-80 kg. Ban bekas mempunyai kandungan diantaranya adalah: 1. Karet alam dan karet sintetis 2. Filler penguat 3. Minyak 4. Antioksidan 5. Zink oksida 6. Akselerator 7. Sulfur Warith, 2006. Universitas Sumatera Utara Pada proses produksinya, ada 3 jenis karet sintetis yang saat ini digunakan pada ban yaitu : a. Styrene Merupakan karet sintetis yang sangat populer dikalangan produsen ban. Biasanya dikenal dengan Styrene Butyl Rubber SBR. b. Polybutadiene Merupakan karet sintetis tambahan yang mulai digunakan pada ban standar. Karet sintetis jenis ini adalah kemampuannya yang menahan penyerapan panas berlebihan dari sebuah ban. c. Halobutyl Rubber Karet sintetis yang sering digunakan untuk ban-ban tubless. Unsur halogen yang terkandung didalamnya saling mengikat dengan unsur ban sintetis standar lainnya. Karet sintetis ini menggantikan peran ban dalam Suloff, 2013. Adapun material pendukung yang fungsinya menambah performa ban adalah terdiri dari susunan : karbon, silika, sulfur, akselerator, aktivator, antioksidan, dan tekstil. Spelman, 1998. Menurut Wik dan Xiaolin 2010, karet ban komposisinya terdiri dari 40- 60 karet polimer, agen penguat seperti karbon hitam 20-35, minyak oksida, benzothiazole dan turunannya, antioksidan 1 dan bahan pembantu proses 1, seperti plastizer dan softener Spelman, 1998.

2.1.1. Vulkanisasi

Proses vulkanisasi adalah proses irreversible pada keadaan suhu dan tekanan atmosfer standar. Proses vulkanisasi juga menggunakan percepatan primer dan sekunder terutama sulfur yang mengandung senyawa organik dan aktivator seperti dengan zink oksida dan asam stearat. Vulkanisasi adalah proses termokimia dengan menggabungkan sulfur dan ikatan silang sulfur ke dalam suatu campuran Universitas Sumatera Utara molekul-molekul karet dalam meningkatkan elastisitas dan sifat-sifat yang lain yang diinginkan sesuai pembuatan hasil karet. Dalam proses, atom sulfur secara kimia diiikat oleh molekul-molekul karet dan terjadi ikat silang ikatan kimia antara molekul karet sulfida Al-malaika, 1997.

2.1.2. Inisiator

Inisiator adalah komponen yang menginisiasi terjadinya reaksi polimerisasi adisi monomer-monomer membentuk polimer. Inisiator merupakan sumber radikal bebas tapi bukan katalis yang sebenarnya karena inisiator dikonsumsi dalam jumlah tertentu pada suatu reaksi. Semua inisiator yang digunakan bergantung kereaktifannya menghasilkan radikal bebas. Radikal yang diperoleh melalui : 1. Proses termal Senyawa yang banyak digunakan adalh senyawa yang mengandung ikatan peroksida –O-O-. Pada polimerisasi emulsi, inisiator yang banyak digunakan adalah dari golongan persulfat dalam bentuk garamnatrium, kalsium dan amonium. 2. Reaksi redoks Inisiator bekerja tanpa harus menunggu waktu paruhnya. Contoh reaksi : ROOH + Fe 2+ → RO∙ + OH - + Fe 3+ 2.1 Reduktor yang digunakan biasanya Fe, S 2 O 5 , S 2 O 3 , glukosa, dan Cu. Pada umumnya setiap monomer memiliki kecocokan dengan inisiator yang digunakan dalam sistem. Misalnya sistem Fe-H 2 O 2 baik untuk monomer matakrilat. 3. Radisi Sumber radiasi yang biasa digunakan adalah sinar �. Pada saat radiasi, suatu molekul akan menyerap energi dan akan menghasilkan elektronelektron bebas yang dapat ditangkap oleh molekul netral lain dan akan membentuk radikal bebas Irawadi, 2007. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini akan digunakan inisiator termal Benzoil Peroksida. BPO memiliki laju dekomposisi yang cepat. Laju dekomposisi inisiator menjadi radikal bebas dispesifikasikan sebagai waktu paruh. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan larutan inisiator pada suhu tertentu untuk mencapai setengah dari konsentrasi awal. Penurunan konsentrasi ini diperoleh melalui cara dekomposisi termal. Laju polimerisasi meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi inisiator. Peningkatan laju polimerisasi tersebut dapat meningkatkan kandungan padatan polimer yang dihasilkan. Hal ini menandakan tingginya persen konversi polimerisasi Irawadi, 2007. Inisiator sering digunakan untuk membentuk radikal bebas. Sebagian besar polimer sintetik dihasilkan melalui proses polimerisasi reaksi rantai yang sering disebut polimerisasi adisi.Inisiator organik seperti benzoil peroksida banyak digunakan sebagai perekat yang bagiannya sama dari suatu inisiator dan suatu cairan seperti dibutil flatat. Peroksida organik mudah diuraikan dan dapat dipercepat dengan pemanasan. Benzoil peroksida merupakan senyawa peroksida yang berfungsi sebagai inisiator dalam proses polimerisasi dan dalam pembentukan ikatan silang dari berbagai polimer dan material polimer. Senyawa peroksida ini dapat digunakan sebagai pembentuk radikal bebas. Peroksida organik seperti benzoil peroksida diuraikan dengan mudah untuk menghasilkan radikal bebas benzoil. Benzoil peroksida mempunyai waktu paruh yang dipengaruhi tekanan dan suhu, waktu paruh relatif kecil yaitu 0,37 jam pada temperatur 100 o C. Penambahan sejumlah tertentu zat pembentuk radikal akan memberikan ikatan bagi bahan polimerAl-malaika, 1997.

2.1.3. Bahan Pengaktif

Bahan pengaktif Activator adalah bahan yang dapat meningkatkan kerja dari bahan pemercepat. Umumnya bahan pemercepat tidak dapat bekerja baik tanpa bahan pengaktif. Bahan pengaktif yang bisa digunakan adalah ZnO, asam stearat, PbO, MgO dan sebagainya. Campuran bahan pengaktif, bahan pemercepat dan belerang S disebut sistem vulkanisasi dari kompon vulcanising system of the compoundSpelman, 1998. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Bahan Pemercepat

Bahan pemercepat Accelerator berfungsi untuk membantu mengontrol waktu dan temperatur pada proses vulkanisasi dan dapat memperbaiki sifat vulkanisasi karet. Beberapa jenis bahan pemercepat antara lain bahan pemercepat organik. Misalnya, Marcapto Benzhoathizole Disulfida MBTS, Marcapto Benzoathizole MBT, dan Diphenil Guanidin DPG, dan bahan pemercepat anorganik, misalnya Karbonat, Magnesium, Timah Hitam, dan lain-lain Spelman, 1998.

2.1.5. Bahan Penstabil

Bahan penstabil Stabilizer berfungsi untuk mempertahankan produk plastik dari kerusakan, baik selama proses dalam penyimpanan maupun aplikasi produk. Ada 3 jenis bahan penstabil yaitu : Penstabil panas heat stabilizer, Penstabil terhadap sinar ultra violet UV Stabilizer, dan Antioksidan. UV Stabilizer berfungsi mencegah kerusakan barang plastik akibat pengaruh sinar matahari. Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung sinar ultra violet dengan panjang gelombang 3000-4000 Å yang mampu mencegah sebagian besar senyawa kimia terutama senyawa organik Steven, 2001.

2.2. Devulkanisasi Karet Alam dan Karet Ban Bekas