Kesimpulan Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Pada Industri Perasuransian Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian

96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa pertanggungan atau pengelolaan risiko yang dijalankan dengan beberapa prinsip dasar diantaranya adalah prinsip itikad baik dan ganti rugi. Pada dasarnya asuransi terdiri dari 3 jenis yaitu asuransi umum kerugian, asuransi jiwa dan asuransi syariah, dengan fungsi utama asuransi yaitu pengalihan risiko dimana tertanggung mengalihkan risiko yang belum pasti terjadinya kepada penanggung. Perusahaan perasuransian hanya dapat melakukan usaha berdasarkan ruang lingkup jenis asuransinya, sesuai dengan bentuk badan usaha perasuransian yang diatur dalam UU Perasuransian adalah BUMN, PT, koperasi dan usaha bersama. Yang telah mendapatkan izin usaha terlebih dahulu dari OJK. 2. Otoritas Jasa Keuanga sebagai lembaga independen mempunyai salah satu tugas dan wewenang melakukan pengawasan pada industri perasuransian. Pengawasan dilakukan secara berkala danatau sewaktu-waktu. Dalam melakukan pengawasan terhadap industri perasuransian OJK melakukan jenis pengawasan berbasis risiko. OJK berhak menunjuk pihak lain untuk melaksanakan sebagain wewenangnya kepada pihak lain. Yang menjadi lingkup pengawasan OJK adalah seluruh aspek penyelenggara kegiatan usaha Universitas Sumatera Utara perasuransian atau terhadap aspek-aspek tertentu dari kegiatan usaha perasuransian. 3. Otoritas Jasa Keuangan dapat mengambil tindakan yang dianggap perlu diantaranya menunjuk pengelola statuter, penunjukan dilakukan apabila pengelolaan perusahaaan perasuransian dinilai merugikan konsumen sehingga diperlukan pengelolaan yang dapat mewakili kepentingan OJK dan konsumen. Salah satu tugas pengelola statuter adalah menyelamatkan kekayaan perusahaan perasuransian. Pengelola statuter mempunyai seluruh wewenang direksi, dewan komisaris danatau dewan pengawas syariah pada perusahaan perasuransian yang dinonaktifkan oleh OJK. Pengelola statuter bertanggungjawab atas seluruh tindakan dan keputusannya selama mengelola perusahaan asuransi. Pengelola statuter berakhir apabila OJK menilai tidak diperlukan lagi pengelola statuter karena perusahaan asuransi tidak lagi memenuhi kriteria-kriterian penunnjukan statuter atau izin usaha perusahaan asuransi sudah dicabut oleh OJK.

B. Saran