1. Memenuhi persyaratan yang setara dengan direksi, dewan komisaris,
danatau dewan pengawas syariah perasuransian sesuai dengan wewenang dan fungsi yang diambil alih, berdasarkan penilaian OJK. Penilaian OJK
dilakukan tanpa melalui proses uji kemampuan dan kepatutan.; dan 2.
Tidak memiliki benturan kepentingan dengan perusahaan asuransi yang akan dikelola, pemegang saham, direksi, dewan komisaris, danatau dewan
pengawas syariah dari perusahaan asuransi yang akan dikelola.
82
Direksi, dewan komisaris, dewan pengawas syariah, danatau pegawai perusahaan asuransi yang tidak menyebabkan perusahaan tersebut bermasalah dapat ditunjuk
sebagai pengelola statuter. Badan hukum yang dapat menjadi pengelola statuter adalah usaha
perasuransian sejenis dan tidak memiliki benturan kepentingan dengan pemegang saham, direksi, dewan komisaris, danatau dewan pengawas syariah dari
perusahaan asuransi yang akan dikelola. Contohnya sesama asuransi umum, sesama perusahaan asuransi syariah, sesama perusahaan asuransi jiwa.Dalam hal
pengelola statuter berbentuk badan hukum, anggota direksi, anggota dewan komisaris, anggota dewan pengawas syariah, danatau pegawai badan hukum
yang ditugaskan untuk menjalankan wewenang, fungsi, dan tugas pengelola statuter harus memenuhi persyaratan diatas.
83
B. Tugas dan Kewenangan Statuter dalam Pengawasan Industri Perasuransian.
82
Ibid., Pasal 5 ayat 2.
83
Ibid., Pasal 5 ayat 4 dan ayat 5.
Universitas Sumatera Utara
Pengelola Statuter memiliki seluruh wewenang dan fungsi direksi, dewan Komisaris, danatau dewan pengawas syariah. Sebagaimana diatur dalam Pasal 6
ayat 2 POJK Pengelola Statuter, pengelola statuter yang telah ditetapkan oleh OJK mempunyai tugas:
1. menyelamatkan kekayaan danatau kumpulan dana Lembaga Jasa Keuangan
danatau Konsumen; 2.
mengendalikan dan mengelola kegiatan usaha dari Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. menyusun rencana kerja yang paling sedikit memuat langkah-langkah
penyelamatan yang akan dilakukan apabila Lembaga Jasa Keuangan tersebut masih dapat diselamatkan;
4. mengajukan usulan agar OJK mencabut izin usaha Lembaga Jasa Keuangan
apabila Lembaga Jasa Keuangan tersebut dinilai tidak dapat diselamatkan; 5.
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; 6.
mematuhi setiap perintah tertulis dari OJK mengenai pengendalian dan pengelolaan kegiatan usaha dari Lembaga Jasa Keuangan. Yang dimaksud
perintah tertulis adalah perintah secara tertulis untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan kegiatan tertentu guna memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan disektor jasa keuangan danatau mencegah dan mengurangi kerugian pemegang polis, tertanggung atau peserta;
7. mencegah dan mengurangi kerugian Konsumen, masyarakat, dan sektor jasa
keuangan; 8.
memberantas kejahatan keuangan yang dilakukan pihak tertentu di sektor jasa keuangan; dan
Universitas Sumatera Utara
9. melaporkan kegiatannya kepada OJK.
Sedangkan tugas pengelola statuter menurut UU Perasuransian terdapat dalam Pasal 62 ayat 2 yang berisi sebagai berikut:
1. menyelamatkan kekayaan danatau kumpulan dana peserta perusahaan
asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah. Yang dimaksud dengan kekayaan disini adalah surat
berharga, tanah, gedung, dan kendaraan; 2.
mengendalikan dan mengelola kegiatan usaha dari perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan
reasuransi syariah sesuai dengan UU Perasauransian; 3.
menyusun langkah-langkah apabila perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah tersebut
masih dapat diselamatkan; 4.
mengajukan usulan agar OJK mencabut izin usaha perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan
reasuransi syariah apabila perusahaan tersebut dinilai tidak dapat diselamatkan; dan
5. melaporkan kegiatannya kepada OJK.
Pengelola statuter dalam melaksanakan tugasnya wajib mematuhi UU Perasuransian.Pengelola statuter wajib mematuhi setiap perintah tertulis dari OJK
mengenai pengendalian dan pengelolaan kegiatan usaha dari perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi
syariah.
Universitas Sumatera Utara
Pengelola statuter mengambil alih pengendalian dan pengelolaan perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau
perusahaan reasuransi syariah sejak tanggal penetapan sebagai pengelola statuter. Pengelola statuter memiliki seluruh wewenang dan fungsi direksi, dewan
komisaris, atau yang setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama, danatau dewan pengawas syariah
dan perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah.
Selain kewenangan diatas menurut UU Perasuransian Pasal 65 ayat 1, Pengelola Statuter juga memiliki kewenangan:
1. membatalkan atau mengakhiri perjanjian yang dibuat oleh perusahaan
asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dengan pihak ketiga, yang menurut pengelola statuter dapat
merugikan kepentingan perusahaan dan pemegang polis, tertanggung, atau peserta; dan
2. melakukan pengalihan sebagian atau seluruh portofolio pertanggungan
perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah, yang menurut pengelola statuter dapat
mencegah kerugian lebih besar bagi pemegang polis, tertanggung, atau peserta.
Dalam melaksanakan wewenang, fungsi, dan tugas pengelola statuter dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. menyelamatkan kelangsungan perusahaan asuransi tertentu;
Universitas Sumatera Utara
2. membatalkan atau mengakhiri perjanjian yang dibuat oleh perusahaan
asuransi dengan pihak ketiga yang merugikan danatau menurut pengelola statuter dapat merugikan kepentingan perusahaan asuransi danatau
konsumen; 3.
melakukan pengalihan sebagian atau seluruh portofolio kekayaan atau usaha danatau kumpulan dana dari perusahaan asuransi yang menurut pengelola
statuter dapat mencegah kerugian yang lebih besar bagi perusahaan asuransi; danatau
4. melakukan pengalihan sebagian atau seluruh portofolio kekayaan danatau
kumpulan dana dari konsumen yang menurut pengelola statuter dapat mencegah kerugian yang lebih besar bagi Konsumen.
84
Pengelola statuter dapat meminta pihak yang sedang atau pernah menjabat sebagai anggota direksi, anggota dewan komisaris, anggota dewan pengawas
syariah, pegawai dari perusahaan asuransi, danatau pihak lain yang memiliki informasi danatau dokumen tertentu yang berkaitan dengan kegiatan usaha
perasuransian untuk memberikan informasi danatau dokumen kepada pengelola statuter. Para pihak yang disebutkan diatas, wajib memberikan informasi danatau
dokumen tertentu yang berkaitan dengan kegiatan usaha perasuransian kepada pengelola statuter.
C. Tanggung Jawab Statuter dalam Pengawasan Industri Perasuransian.