Prinsip, Jenis dan Fungsi Asuransi

keselamatannya dari ancaman bahaya.Karena pendapatan masyarakat meningkat, maka kemampuan membayar premi asuransi juga meningkat.Dengan demikian, usaha perasuransian juga berkembang. 25

B. Prinsip, Jenis dan Fungsi Asuransi

1. Prinsip Asuransi Terdapat 6 enam macam prinsip dasar dalam dunia asuransi yang harus dipenuhi, yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution. 26 a. Kepentingan yang diasuransikan Insurable Interest Pemahaman tertanggung tentang kepentingan yang dapat diasuransikan insurable interest merupakan prinsip yang harus ditegakkan sejak awal perjanjian asuransi.Asuransi atas kehidupan seseorang tidak sah apabila tertanggungpemegang polis tidak mempunyai insurable interest atau hidup atau kehidupan dari orang yang menjadi obyek pertanggungan, demikian juga terhadap harta benda yang diasuransikan. Tertanggung akan menderita kerugian apabila terjadi kerusakan atau kehilangan, atau menghadapi kemungkinan tuntutan ganti rugi dari pihak ketiga. Insurable interest dapat timbul sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 250 KUHD, berbunyi: “Apabila seseorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan untuk diri sendiri, atau apabila seorang, yang untuknya telah diadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya pertanggungan itu tidak 25 Ibid.,hlm. 5. 26 http:asuransibinagriya.blogspot.co.id201111dalam-dunia-asuransi-ada-6- macam.html diakses 04 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara mempunyai suatu kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan itu maka sipenanggung tidaklah wajib memberikan ganti rugi.” b. Itikad baik Utmost good faith Prinsip medasar yang harus dimiliki adalah prinsip adanya itikad baik atau utmost good faith atau uberrimai fides. Sedangkan dalam jual beli produk nyata tangible product berlaku prinsip caveat emptor atau let the buyer beware yaitu bahwa pembelilah yang harus berhati-hati sebelum melakukan pembelian atas suatu barang dan jasa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penanggung sebagai penjual polis perlu dilindungi terhadap kemungkinan adanya kesalahan informasi yang diberikan oleh calon tertanggung mengenai obyek pertanggungan, sehingga jika penanggung mengetahuinya ia tidak akan menerima pertanggungan tersebut atau menerimanya tetapi dengan kondisi yang berbeda. Untuk melindungi kepentingan tersebut, Pasal 251 KUHD mengaturnya yaitu: “Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung, betapaun itikad baik ada padanya. Yang demikian sifatnya, sehingga seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup, atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama, mengakibatkan batalnya pertanggungan.” c. Proximate cause Prinsip proksima dalam asuransi adalah penyebab utama terjadinya risiko proximate cause.Sering juga timbul perselisihan karena kesalahan dalam penafsiran terhadap penyebab terjadinya risiko. Dalam polis-polis asuransi selalu Universitas Sumatera Utara tercantum penyebab-penyebab apa saja yang dijamin. Pernyataan ini mengandung arti bahwa perusahaan akan membayar ganti rugi terhadap kerugian obyek yang dipertanggungkan apabila kerugian tersebut timbul akibat salah satu sebab yang dijamin. Sebelum tertanggung dapat mengklaim kerugian yang dideritanya dari penanggung terlebih dahulu harus ditetapkan apa penyebab kerugian tersebut. Artinya tertanggung dapat mengklaim hanya jika kerugian yang dideritanya disebabkan oleh suatu risiko yang dijamin polis.Penyebab yang dijamin itu haruslah “penyebab terdekat” proximate cause. Kausa yang membawa suatu akibat tanpa intervensi sesuatu penyebab lain yang bekerja secara aktif dan yang datang dari suatu sumber baru dan independen. Doktrin ini menyatakan bahwa agar seseorang tertanggung dapat mengklaim, maka rantai peristiwa sejak penyebab yang dijamin polis hingga kerugian finansial yang diderita tertanggung tidak boleh terputus.Jika rantai peristiwa itu terputus oleh suatu penyebab baru yang dikecualikan dari polis maka kerugian yang dijamin hanyalah kerugian yang diderita hingga penyebab baru itu mulai bekerja.Kerugian yang diderita setelah terjadinya risiko yang tidak dijamin tidak dapat diklaim. d. Ganti Rugi Indemnitas Indemnity Prinsip ganti-rugi indemnity adalah prinsip yang memberikan ganti rugi atas kerugian yang sebenarnya, artinya tidak akan terjadi pembayaran suatu kerugian atas risiko yang direncanakan. Bahwa prinsip indemnity merupakan suatu mekanisme yang akan menempatkan kembali tertanggung kepada posisi semua sesaat sebelum terjadinya kerugian, dengan menerima pembayaran ganti Universitas Sumatera Utara rugi dari penanggung setelah terjadinya suatu kerugian. Besarnya ganti rugi yang diberikan tidak boleh melebihi kerugian yang sebenarnya diderita atau tidak boleh melebihi jumlah penggantian penuhjumlah uang pertanggungan. Prinsip ganti-rugi ini diatur dalam Pasal 253, 273 dan 275 KUHD, yang dapat diketahui bahwa: 1 Jumlah uang pertanggunagn UP harus sama dengan jumlah harga yang sebenarnya dari obyek pertanggungan. 2 Bila terjadi kerugian, maka jumlah pemberian ganti rugi akan dilakukan sepenuhnya sesuai dengan kerugian yang diderita sampai jumlah yang dipertanggungkan. Menghitung atau menakar besaran ganti-rugi indemnity selalu menjadi berdebatan, perbedaan perhitungan, dan bahkan akhirnya menjadi pertentangan atau perselisihan atau sengketa. Akan tetapi dalam perjanjian asuransi yang tertuang dalam polis akan ditentukan lembaga independen dan imparsial yang akan ditunjuk untuk melakukan besarnya perhitungan suatu kerugian yang disebut lembaga Loss Adjuster. Demikian juga dalam polis asuransi kesehatan yang menetapkan besarnya biaya perawatan kesehatan yang dapat dijamin perusahaan asuransi sesuai penilaian provider kesehatan yang ditunjuk.Khusus untuk kerugian yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan sehingga berakibat pada ketidakmampuan seseorang, pada umumnya ditentukan besarannya sejak awal. e. Subrogasi Subrogation Subrogaasi to subrogate yang berarti menggantikan atau menempatkan diri pada tempat orang lain. Dalam asuransi, subrogasi berarti bahwa penanggung menempatkan diri atau menggantikan tempat tertanggung dengan maksud untuk Universitas Sumatera Utara memperolehmenuntut ganti kerugian dari pihak ketiga atas kerugian yang diderita oleh tertanggung. Pasal 1382 KUHPerdata, disebutkan bahwa kemungkinan pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga-kepada kreditur atas nama debitur mengakibatkan terjadinya penggantian kedudukan debitur disebut subrogasi. Subrogasi terbagi menjadi 2 dua jenis yaitu, yang terjadi karena perjanjian Pasal 1401 KUHPerdata dan karena undang-undang Pasal 1402 KUHPerdata. Subrogasi dapat dikatakan sebagai penyerahan hak dari tertanggung kepada penanggung untuk menggantikannya memperolehmenuntut pembayaran ganti kerugian yang dideritanya dari pihak ketiga yang menimbulkan kerugian tersebut.Dengan demikian, seakan-akan penanggung ditempatkan pada posisi tertanggung.Bahwa prinsip subrogasi sangat erat hubungannya dengan prinsip indemnitas, jika pada prinsip indemnitas dikatakan bahwa tertanggung berhak untuk memperoleh ganti rugi, tetapi tidak boleh melebihi jumlah kerugian yang sebenarnya diderita oleh tertanggung tersebut. Prinsip subrogasi, yaitu prinsip apabila kerugian yang timbul diakibatkan oleh perbuatan kelalaian orang lain. Pasal 1365 KUHPerdata menetapkan bahwa, tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.Setelah penanggung membayar ganti rugi kepada tertanggung, hak tertanggung untuk menuntut ganti rugi dari orang yang lalai itu, secara otomatis, berpindah kepada penanggung. Adapun prinsip subrogasi diatur dalam Pasal 284 KUHD, yang menyatakan bahwa seseorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu Universitas Sumatera Utara barang yang dipertanggungkan, menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orng-orang ketiga berhubung dengan penerbitan kerugian tersebut dan si tertanggung itu adalah bertanggung-jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak si penanggung terhadap orang-orang ketiga itu. Ketentuan KUHD diatas, dapat diketahui bahwa penanggung yang membayar kerugian atas sesuatu “obyek pertanggungan” berhak menggantikan tertanggung untuk menuntut penggantian kerugian dari pihak ketiga tertanggung wajib membantu penanggung dalam rangka merealisasikan hak tersebut, dan tertanggung tidak akan melkukan sesuatu perbuatan apapun yang merugikan hak penanggung tersebut. f. Kontribusi Contribution Kontribusi adalah hak penanggung untuk “menagih” bagian yang menjadi tanggungjawab penanggung lain atas ganti rugi yang telah dibayarkan kepada tertanggung. Dalam prakterk perasuransian, kita melihat bahwa kontribusi tidaklah selamanya dilakukan sesuai dengan cara “bayar dulu” kepada tertanggung “baru tagih” kepada penanggung lainnya, hal ini tergantung dari bagaimana cara penutupan asuransi dilakukan. Pada umumnya, kita mengenal beberapa cara penutupan asuransi yang dengan sendirinya mempengaruhi cara kontribusi dalam pembayaran klaim. Prinsip kontribusi diatur dalam Pasal 252 KUHD, yang diketahui bahwa: “Kecuali dalam hal-hal yang disebutkan dalam ketentuan undang-undang, maka tak bolehlah suatu pertanggungkan harga sepenuhnya, maka penanggung yang berikut bertanggung-jawab untuk harga selebihnya, Universitas Sumatera Utara menurut tertib waktu ditutupnya pertanggungan-pertanggungan berikut ini.” Untuk tidak membingungkan penerapan dari prinsip kontribusi dan prinsip subrogasi berikut ini akan dijabarkan perbedaan dan persamaan dari masing- masing prinsip tersebut antara lain: Persamaannya: 1 Kedua azas tersebut bertjujan agar pemberian ganti rugi indemnitas kepada tertanggung tidak melebihi insurable interest atau tidak melebihi ganti rugi penuh full value. 2 Untuk melindungi penanggung dari kemungkinan usaha-usaha tertanggung untuk mencari keuntungan dari berasuransi. 3 Kedua prinsip tersebut diterapkan pada waktu atau setelah terjadinya klaim. 4 Sama-sama tidak berlaku untuk asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan diri. Perbedaannya: 1 Subrogasi ditujukan terhadap pihak ketiga yang karena telah menimbulkan kerugian terhadap tertanggung. Sedangkan kontribusi ditujukan terhadap sesame penaggung, agar secara bersama-sama memberikan ganti rugi atas kerugian yang diderita tertanggung. 2 Hak subrogasi pada umumnya timbul setelah dilakukan pembayaran ganti rugi kepada tertanggung. Hak kontribusi timbul bersama-sama. Universitas Sumatera Utara 3 Hak subrogasi “asalnya” adalah dari tertanggung yang diserahkan kepada penanggung dengan menandatangani loss subrogation receipt. Hak kontribusi adalah hak “asli” penanggung. 4 Kontribusi timbul karena adanya lebih dari satu penanggung atas obyek pertanggungan yang sama. Subrogasi biasanya hanya melibatkan satu penanggung. 2. Jenis asuransi Pada dasarnya asuransi terdiri dari 3 jenis yaitu, asuransi umum, asuransi jiwa dan asuransi syariah.Pada setiap jenis asuransi didalamnya berkembang bermacam-macam jenis asuransi yang dikelompokkan sesuai dengan fokus dan resiko.Fokus dan resiko inilah yang menentukan ukuran keseragaman dalam resiko yang ditanggung sesuai jenis kebijakan. Hal ini akan digunakan perusahaan asuransi untuk mengantisipasi potensi kerugian serta menetapkan tingkat premi yang ditawarkan sesuai dengan jenis asuransi masing-masing. 27 a. Asuransi umum kerugian Asuransi umum kerugian adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. 28 27 Asuransi umum terdiri dari berbagai jenis atau cabang pertanggungan, yaitu, asuransi harta benda property insurance, asuransi rekayasa engineering insurance, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kelautan, asuransi tanggung gugat liability, http:akhsoname.blogspot.co.id201509asuransi-kerugian-dan-asuransi-jiwa.html diakses 06 Februari 2016. 28 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Pasal 1 angka 5. Universitas Sumatera Utara asuransi professionalliability, asuransi aneka miscellaneous, asuransi pesawat dan satelit, asuransi energi, asuransi kerdit dan jaminan 29 b. Asuransi jiwa Asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggungan risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan danatau didasarkan pada hasil pengelola dana. 30 Dalam perkembangan industry perasuransian akhir-akhir ini, asuransi jiwa dan kesehatan dikelompokan ke dalam 3 golongan besar yaitu, asuransi jiwa produk asuransi: term life insurance, cash value life insurance dan endowment insurance, kontrak annuitas, asuransi kesehatan produk asuransi: medical expense coverage dan disability income coverage. 31 c. Asuransi syariah Usaha pengelola risiko berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. Asuransi syariah juga bergerak dibidang asuransi umum dan asuransi jiwa. 32 3. Fungsi asuransi 29 http:sellamargaretta.blogspot.co.id201410asuransi-kerugian.html diakses 06 Februari 2016. 30 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Pasal 1 angka 6. 31 http:www.bisnisemas1.comjenis-jenis-asuransi.htm diakses 06 Februari 2016. 32 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Pasal 1 angka 8. Universitas Sumatera Utara Fungsi asuransi dapat digolongkan dalam 3 fungsi, yaitu: 33 a. Fungsi primer primary function 1 Risk Transfer Pengalihan Risiko Asuransi adalah mekanisme pengalihan risiko, dimana perorangan atau badan usaha dapat mengalihkan sesuatu yang tidak pasti kepada pihak lain, dengan sejumlah premi yang relatif kecil dibandingkan dengan kemungkinan kerugian, ketidakpastian kerugian itu dialihkan kepada asuransi. 2 Common Pool Penghimpun Dana Pada awal timbulnya asuransi laut, para pedagang waktu itu bersepakat untuk memberikan kontribusi terhadap kerugian karena risiko laut yang dialami oleh seseorang diantara mereka.Praktik demikian tidak sepenuhnya mengalihkan risiko tetapi hanya mengurangi risiko. Dalam perkembangannya kontribusi itu ditetapkan pada awal sebelum timbul kerugian, sehingga masing-masing sudah bias mengetahui pasti beban kontribusi, yaitu membayar apa yang disebut premi. Premi tersebut diterima dan dikumpulkan dalam satu fund atau pool serta dikembangkan untuk mengulangi klim yang terjadi. 3 Equitable Premiums Premi Seimbang Dengan asumsi bahwa pengalihan risiko telah dilakukan melalui penghimpun dana, fungsi utama yang ketiga adalah kontribusi yang harus dibayar oleh masing-masing peserta harus adil. Tingkat risiko 33 https:kafeasuransi.wordpress.comfungsi-asuransi diakses 06 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara yang dialami setiap peserta bisa berbeda, misalnya untuk bangunan yang terbuat dari kayu memiliki tingkat risiko lebih tinggi dibandingan dengan bangunan dari batu.Pengemudi yang berumur 18 tahun lebih tinggi risikonya dibandingkan dengan pengemudi yang berumur 50 tahun. Demikian juga nilai barang tang dipertanggungkan tidak selalu sama. Perbedaaan mengenai tingkat hazard dan nilai itu akan membawa konsekuensi besarnya premi yang dibebankan. Hal- hal semacam ini yang sekarang menjadi dasar para underwriter dalam menetapkan tingkat premi. b. Fungsi subsider subsidiary function 1 Stimulus to business enterprise Fungsi sebagai pendorong usaha tergambar dalam kegiatan asuransi melakukan investasi yang berasal dari dana asuransi. Selain itu dengan asuransi dapat memberikan keberanian para investor untuk membangun usaha baru atau mengembangkan usahanya. 2 Loss prevention Tenaga surveyor asuransi banyak memperoleh pelatihan dan pengalaman dalam melakukan identifikasi suatu risiko menjadikan dirinya memiliki kemampuan untuk memberikan saran pencegahan kerugian.Fungsi sebagai loss prevention tergambar dalam saran direkomendir oleh surveyor asuransi untuk melakukan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kerugian.Surveyor asuransi pencurian dapat memberikan saran adanya pemasangan alat detektor yang dapat mencegah atau menghambat pencuri. Universitas Sumatera Utara 3 Loss control Rekomendasi dari surveyor asuransi bukan saja terbatas pada pencegahan kerugian tetapi juga memberikan rekomendasi cara untuk mengurangi kerugian. Saran memenuhi persyaratan konstruksi bangunan, pemasangan sprinkler, alarm, merupakan upaya untuk mengendalikan kerugian apabila risiko terjadi. 4 Manfaat sosial social benefits Klaim yang dibayarkan oleh asuransi memungkinkan pengusaha dapat membangun kembali pabrikusahanya, sehingga dapat menghindari adanya pemutusan hubungan kerja akibat pabrik terbakar.Kegiatan asuransi itu sesuai menciptakan lapangan kerja. Melalui asuransi, dapat disediakan dana untuk mengatasi masalah sosial, misalnya satuan orang cacat, janda dan yatim. 5 Tabungan savings Dalam produk asuransi jiwa khususnya endowment insurance menjamin pembayaran baik meninggal atau hidup diakhir kontrak, pembayaran yang diterima tertanggung pada akhir kontrak pada dasarnya merupakan akumulasi premi ditambah dengan bunga. c. Other related function 34 1 Dana investasi investment of funds Himpunan dana asuransi premi yang disediakan untuk membayar klaim, merupakan sumber dana investasi yang menimbulkan kegiatan investasi dalam pasar uang dan pasar modal. 34 http:lulusujianaamai.comdiakses 06 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara 2 Pendapatan jasa invisible earnings Transaksi asuransi dan reasuransi terjadi dalam jangkauan yang luas antar negara. Suatu negara yang banyak menerima pendapatan premi dari negara lain merupakan penghasilan negara yang bersangkutan dari perdagangan jasa. Di Indonesia yang terjadi adalah sebaliknya, perusahaan asuransi di Indonesia banyak yang menempatkan reasuransi di luar negeri, sehingga neraca perdagangan kita defisit karena pembayaran premi merupakan penerimaan bagi luar negeri dan pengeluaran bagi Indonesia. Sebabnya anatara lain: a Kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi b Tidak adanya integritas pengusaha asuransi Perusahaan asuransi di Indonesia membayar klaim dari hasil reasuransi di luar negeri sehingga fungsi perusahaan asuransi hanya sebagai agenbroker saja. c Konsumen masih berpikir luar negeri, sehingga memilih perusahaan asuransi luar negeri.

C. Ruang Lingkup Usaha Perasuransian