Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Konstribusi Penelitian

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Bank Merger Publik Ruddy Tri Santoso dan Guntur Riyanto 75 dan penting bagi semua pihak yang terkait dengan proses penyusunan laporan keuangan untuk mengupayakan mengurangi bahkan menghilangkan krisis kepercayaan credibility gap dengan mengkaji kembali peranan masing- masing pengawas perusahaan dalam proses penyusunan tersebut. Ada beberapa peraturan terkait dengan penerapan Good Corporate Governance baik yang dikeluarkan Bank Indonesia BI, Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM, maupun Keputusan Menteri BUMN. Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum serta Surat Edaran Nomor 912DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Bank berkewajiban untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap aktivitas usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Badan Pengawasan Pasar Modal Bapepam dan Bursa Efek Indonesia BEI juga sudah mensyaratkan keberadaan komisaris independen dan komite audit bagi semua perusahaan publik; ditambah Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN Nomor 1172002 sudah mensyaratkan hal yang sama untuk BUMN. Rujukan- rujukan tentang praktik-praktik terbaik sudah tersedia luas. Misalnya, melalui FCGI untuk rujukan praktik terbaik penerapan manajemen risiko dan komite audit serta melalui Indonesian Society of Independent Commissioners ISICOM untuk praktik terbaik fungsi dan peran komisaris independen. Pilot Project Self Assessment merupakan salah satu mekanisme yang diterapkan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat GCG perbankan di Indonesia. Oleh karena itu dalam riset ini akan mekanisme corporate governance dalam mengukur kinerja bank publik yang melakukan merger di Indonesia pada periode tahun 1998 – 2010. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan kinerja bank yang dipengaruhi oleh mekanisme corporate governance . Proksi outcome organisasi digunakan untuk menghubungkan antara kinerja organisasi yang dipengaruhi oleh mekanisme corporate governance. Penelitian ini menarik dan penting dilakukan karena: 1 Phenomena merger bank signiikan dengan pembentukan eisiensi sistem perbankan Srinivasan and Wall, 1992, Riset tentang pengaruh mekanisme Corporate governance akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Hal ini penting bagi pengembangan literatur manajemen stratejik perbankan untuk membuktikan bahwa aspek organisasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja eisiensi, 3 Riset yang mengkaji pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap kinerja bank merger publik diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih presisi mengenai tingkat profesionalisme manajemen yang dilakukan oleh pemegang saham, 4 Riset dilakukan terhadap bank-bank publik yang melakukan merger dan mempunyai validitas data yang akurat karena bank merupakan entitas bisnis yang sangat ketat dengan peraturan high regulated.

1.2. Perumusan Masalah

Beberapa riset sebelumnya membuktikan bahwa bank-bank merger di Indonesia terkonsentrasi dan dikendalikan oleh keluarga dan rendahnya implementasi corporate governance Asian development Bank, 2000 dan terkonsentrasinya kredit kepada pihak grup terkait. Bagaimana pola pengendalian manajemen industri perbankan di Indonesia? Apakah profesionalisme manajemen masih terkalahkan oleh kultur kepemilikan? Apakah mekanisme corporate governance dalam proses merger bank merupakan faktor yang memoderasi terbentuknya sebuah kinerja bank yang eisien? Apakah mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan variabel jumlah dewan komisaris, proporsi komisaris independen , jumlah rapat dewan komisaris , latar belakang pendidikan komisaris utama , jumlah komite audit , proporsi komite audit independen, latar belakang pendidikan komite audit dan jumlah rapat komite audit, berpengaruh terhadap kinerja bank merger yang diproksikan dengan eisiensi yang diproksikan dengan rasio DEA Data Envelopment Anlysisis sehingga pengaruh faktor mekanisme corporate governance bersifat sebagai faktor intervening yang memoderasimemediasi tingkat kinerja bank merger? Setting yang berbeda dengan riset sebelumnya ini memungkinkan temuan yang secara spesiik berbeda dengan riset sebelumnya sehingga riset mengenai hal tersebut masih perlu dikaji lebih mendalam. KINERJA, Volume 16, No.1, Th. 2012: Hal. 73-88 76

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja bank merger yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode tahun 1998 – 2010.

1.4. Konstribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstibusi teoritis maupun praktis. Konstribusi teoritis berupa : 1 menambah literatur tentang pengukuran kinerja eisiensi perbankan di Indonesia yang disebabkan oleh faktor pengaruh mekanisme corporate governance, 2 bukti ini penting karena dalam menentukan proses sebuah merger pengendalian tingkat keberhasilan merger tersebut sangat dipengaruhi oleh kriteria penerapan mekanisme corporate governance didalam manajemen bank tersebut dan bukan demi kepentingan pemilik perusahaan dalam ekspropriasi menggunakan sumber daya bank tersebut untuk menutup kekurangan permodalannya. Konstribusi praktis berupa : 1 membantu memetakan pola merger perbankan publik di Indonesia dan menemukan sebuah model merger bank yang sehat dengan memperhatikan faktor pengaruh mekanisme corporate governance yang diterapkan didalam organisasi bank tersebut, 2 memberikan bukti terhadap bahwa apakah sebuah merger bank sudah memenuhi penerapan mekanisme corporate governance untuk menciptakan kinerja eisiensi perusahaan tersebut dalam melakukan merger, 3 mendorong Bank Indonesia untuk membuat peraturan tentang merger bank terutama dalam kaitannya dengan penerapan mekanisme corporate governance, dimana bank yang melakukan merger dimiliki oleh pemegang saham pengendali yang sama, mengingat selama ini proses merger dilakukan oleh pemilik bank yang sama sehingga banyak benturan konlik kepentingan didalamnya terutama dalam memenuhi kebutuhan modal minimum bank hasil penggabungan tersebut. Peraturan baku tentang merger bank tersebut akan mengurangi benturan kepentingan pemegang saham pengendali dalam hal ekspropriasi untuk menutup kekurangan permodalan bank miliknya tersebut.

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS